Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Formulasi Lip Cream Ekstrak Etanol Biji Buah Pinang (Areca catechu L.) sebagai Pewarna Alami Alma Farah Lutfiyani; Satwika Budi Sawitri; Ahyana Fitrian
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v6i1.7486

Abstract

Natural dyes are a dye that can be produced from various types of plants that produce natural colors that can be obtained from existing parts in plants such as leaves, fruit, stem, flowers and seeds. Lip cream is one of the decorative cosmetics used to lubricate lips so that it is not easily dry and cracked. Lip Cream as a lip dye that can be used safely with the dye of areca nut extract (Areca catechu L.). Pinang fruit seeds as natural dyes contain Tanins and phenolic compounds. This study aims to determine the characteristics and stability of areca nuts (Areca catechu L.) as a natural dye in a lip cream preparation. In making lip cream there are several ingredients used in it such as Bees Wax, Whith Wax, Cethyl Alcohol, Dimeticone, Kaolin, Castrol Oil, Titanium Dioxide, Kaolin, Toko, and Methil Paraben. Researchers used BUA Pinang seed extract as a natural dye in a lip cream preparation with a concentration of 15%, 25%, 50%, and tested physical quality, namely organoleptic test, pH, homogeneity, and for its effectiveness, namely attachment, and the power of spread, as well as Stability test. Based on research and results of evaluation tests on the field of lip cream fruit seed extract areca nut all formulations are not significantly different in the evaluation of stability.
EDUKASI SERTA PELATIHAN PENGOLAHAN MINYAK JELANTAH MENJADI SABUN CUCI DI KECAMATAN MANTINGAN KABUPATEN NGAWI JAWA TIMUR Rizki Awaluddin; Solikah Ana Estikomah; Satwika Budi Sawitri
Jurnal Abdi Insani Vol 9 No 4 (2022): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v9i4.713

Abstract

Used cooking oil is used cooking oil. Used cooking oil that is used repeatedly can cause disease, in addition, if it is disposed of directly into the environment, it can cause environmental pollution. The lack of public knowledge about the dangers of using used cooking oil will eventually have a negative impact, so there is a need for public education about the health risks of using used cooking oil and the need for training to recycle used cooking oil to make products that are beneficial and friendly to the environment. The purpose of this activity is to educate and provide skills through training provided to the community, especially PKK women in Sambirejo village about processing used cooking oil into solid soap. The method in community service is in the form of counseling accompanied by questions and answers, then demonstrations and practice are carried out. The material presented in the counseling was the understanding of used cooking oil and the dangers of consuming it, the impact of throwing waste directly into the ground/water, and how to recycle used cooking oil. Based on the results of the program implementation, it was found that making soap from used cooking oil was easily understood by partners from PKK women from Sambirejo Mantingan village. The sustainability of this program deserves to be maintained in order to increase the independence of the community through the manufacture of economically valuable products. Community empowerment through making soap from used cooking oil as an effort to provide benefits to the community. Making soap from used cooking oil is easily understood by partners.
ANTIOXIDANT ACTIVITY TEST ON KEFIR WHEY WITH TURMERIC NATURAL DYE (Curcuma longa L.) Rohmah, Nilna Alfa; Estikomah, Solikah Ana; Kurniawan, Kurniawan; Budi Sawitri, Satwika
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 2 No. 1 (2024): JIGF - Januari
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v2i1.34

Abstract

Excess free radicals in a person's body to exceed the body's ability to manage them can cause a condition called oxidative stress. Oxidative stress is a condition of imbalance between the amount of free radicals present and the amount of antioxidants in the body. One of the Prevention of oxidative stress is by increasing the intake of antioxidants. During this time whey in most cheese companies just becomes a waste. As we know that the Whey contains high nutrients and has health benefits and contains antioxidants. The purpose of this study was to determine the use of cheese whey in kefir whey beverage processed products with turmeric natural dyes that are rich in antioxidants. This study was conducted by an experimental method consisting of 5 (five) stages, namely the first stage of making kefir whey drink with turmeric natural dyes. The second stage is testing pH, the third stage is testing water content, the fourth stage is antioxidant activity testing, the fifth is testing hedonic (liking). The results showed that the variant concentration of cheese whey significantly affect the water content, antioxidant activity and preferences (color, flavor, scent). But there is no real effect on the pH value because the average pH value is the same. Variable pH value, water content and hedonic (preference) does not affect antioxidant activity. So it can be concluded that kefir whey with turmeric natural dye has the potential as a drink that contains antioxidants that can reduce levels and can prevent oxidative stress.
KOMBINASI GELLING AGENT PADA FORMULASI SEDIAAN GEL WAJAH EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum L.) Budi Sawitri, Satwika; Marfu'ah, Nurul; Ananda, Mutiara
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 2 No. 2 (2024): JIGF - Mei
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v2i2.43

Abstract

Kesehatan kulit wajah menjadi salah satu perhatian utama bagi wanita. Sediaan kosmetik untuk perawatan kulit wajah banyak ditemukan dalam produk skincare salah satunya gel. Gel adalah sediaan semi padat, termasuk suspensi dari partikel anorganik, untuk penggunaan topikal. Perawatan kulit wajah pada sediaan gel dapat memanfaatkan sumber alami dari daun sirih merah sebagai bahan aktifnya. Daun sirih merah memiliki kandungan metabolit sekunder yaitu flavonoid, alkaloid, tanin, dan minyak atsiri yang berpotensi sebagai antioksidan serta antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sediaan gel wajah dari ekstrak daun sirih merah dengan kombinasi gelling agent HPMC dan PVA. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. Sediaan dibuat dalam tiga formula dengan konsentrasi gelling agent HPMC:PVA F1 1%:4%; F2 1%:6%; dan F3 1%:8%. Analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif dan dibandingkan dengan standar sediaan gel menurut SNI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik sediaan gel untuk wajah dari ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dengan kombinasi gelling agent pada pengujian organoleptik menunjukkan sediaan homogen dengan warna hijau tua, berbau khas sirih, berbentuk cair hingga agak kental. Pada uji pH sediaan berkisar 6,4-6,8; dengan viskositas antara 674,7-2112,7 cPs; dan daya sebar menunjukkan angka 5,52-6,9 cm. Formula terbaik didapatkan pada F3 karena berdasarkan uji organoleptik, daya sebar dan pH memenuhi standar SNI tetapi hasil uji viskositas belum memenuhi standar.
PENGARUH LESITIN SEBAGAI EMULSIFIER ALAMI TERHADAP KARAKTERISTIK SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) Budi Sawitri, Satwika; Kurniawan, Kurniawan; Masikah, Nisrina; Mahardika, Muladi
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 2 No. 2 (2024): JIGF - Mei
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v2i2.45

Abstract

Daun Alpukat (Persea americana Mill.) memiliki kandungan flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan. Berdasarkan potensi daun alpukat tersebut dapat dimanfaatkan dalam formulasi sediaan krim. Sehingga dapat dikembangkan suatu formula sediaan krim dengan menggunakan emulsifier alami seperti lesitin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik fisik sediaan krim ekstrak daun Alpukat (Persea americana Mill.) dengan variasi konsentrasi lesitin sebagai emulsifier alami. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium. Krim dibuat menjadi 4 formula dengan variasi konsentrasi lesitin sebesar 0,25%; 0,5%; 0,75%; dan 1%. Uji evaluasi mutu sediaan meliputi organoleptis, homogenitas, pH sediaan, viskositas, daya sebar, dan daya lekat. Hasil menunjukkan bahwa F1-F4 memiliki karakteristik sediaan yang memenuhi standar mutu fisik sediaan krim berdasarkan hasil uji organoleptis, homogenitas, pH (6,63-7,05), viskositas (2052,1-8078,6 cPs), daya sebar (5,14-6,35 cm), dan daya lekat (7-9 detik). Formula 4 tidak memenuhi kriteria standar mutu sediaan krim berdasarkan nilai pH yang dihasilkan.
EFEKTIVITAS SEDIAAN KRIM EKSTRAK KULIT PISANG AMBON (Musa paradisiaca Var. Sapientum) SEBAGAI PENUTUP LUKA SAYAT SECARA IN-VIVO PADA TIKUS PUTIH Fitrian, Ahyana; Budi Sawitri, Satwika; Kurniawan, Kurniawan; Aulia R, Nadina
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 2 No. 2 (2024): JIGF - Mei
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v2i2.50

Abstract

Kulit pisang Ambon merupakan salah satu tanaman yang sering ditemui dan memiliki banyak manfaat. Salah satu manfaatnya dapat membantu menyembuhkan luka karena kandungan senyawa flavonoid, saponin dan tanin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas sediaan krim ekstrak kulit pisang Ambon sebagai penutup luka sayat pada tikus. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Kulit pisang Ambon dimaserasi dengan etanol 70%. Ekstrak dibuat menjadi sediaan krim dengan variasi konsentrasi 10%, 15% dan 20%. Berdasarkan hasil uji karakteristik sediaan krim ekstrak kulit pisang Ambon didapatkan sediaan krim memnuhi syarat mutu menurut standar SNI. Krim ekstrak kulit pisang Ambon dilakukan uji secara in-vivo dalam penutupan luka sayat pada tikus putih. Analisis data penutupan luka diuji normalitasnya menggunakan Shapiro-Wilk Test dengan hasil data terdistribusi secara normal pada semua kelompok uji dengan nilai signifikasi p>0,05. Dilanjutkan uji menggunakan One Way ANOVA dengan hasil 0,00 yang artinya kulit pisang Ambon efektif dalam mempercepat penutupan luka sayat pada tikus putih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula sediaan krim ekstrak kulit pisang Ambon memiliki karakteristik mutu sediaan yang memenuhi standar menurut SNI 16-4954-1998 adalah F2 dan F3. Sediaan krim ekstrak kulit buah pisang Ambon efektif mempercepat proses penutupan luka sayat pada tikus putih dengan konsentrasi ekstrak yang paling efektif sebesar 20% pada F3 dengan nilai p<0,05
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN MASKER SERBUK DARI DAUN PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.) Kurniawan, Kurniawan; Aida, Ayu; Budi Sawitri, Satwika; Mahirotun, Anggun
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 2 No. 2 (2024): JIGF - Mei
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v2i2.52

Abstract

Kosmetik merupakan suatu bahan atau obat yang digunakan untuk mempercantik diri. Pada zaman modern saat ini, banyak ditemukan kosmetik dipasaran yang menggunakan bahan sintetik. Penggunaan bahan sintetik yang terus menerus akan menyebabkan masalah pada kesehatan. Melihat dari banyaknya komoditas tanaman pisang di Indonesia yang terus menerus semakin meningkat, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada salah satu bagian dari tanaman pisang kepok. Daun pisang kepok (Musa paradisiaca L.) yang merupakan bagian dari tanaman pisang, diketahui mengandung senyawa antioksidan alami. Sebagai antioksidan yang terdapat pada daun pisang, senyawa aktif ini dapat ditambahkan pada sediaan masker, salah satunya adalah sediaan masker serbuk. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental. Pada penelitian ini sebelum dilakukan pembuatan sediaan masker, diuji aktivitas antioksidan pada daun pisang dengan konsentrasi (40 %, 50 %, dan 60 %) menggunakan metode DPPH. Selanjutnya, dilakukan pembuatan sediaan dengan menggunakan Na CMC sebagai variasi konsentrasi pengikat untuk 3 formulasi (2%, 4%, dan 6%)
Edukasi DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang) bersama IAI PC Sragen di Alun-alun CFD Kabupaten Sragen Kurniawan, K; Budi Sawitri, Satwika; Fitrian, Ahyana; Al Hasanah, Fauziyyah
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAKes) Vol. 2 No. 2 (2024): Jurnal Abdimas Kesehatan
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jakes.v2i2.82

Abstract

Dagusibu (Dapatkan, Gunatkan, Simpan, Buang) merupakan program pembinaan kesadaran keluarga yang digagas oleh Ikatan Apoteker Indonesia dalam rangka mewujudkan keterbukaan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan penggunaan narkoba yang tepat. Obat merupakan barang yang dibutuhkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, apabila digunakan secara tidak tepat, tidak sesuai dosis dan tanda-tanda akan berbahaya. Penyalahgunaan obat dapat mengakibatkan obat tidak dapat digunakan lagi, bahkan dapat membahayakan orang lain dan lingkungan. Sebagai bagian penting dari pelayanan kesehatan, obat merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Sudah pasti setiap keluarga harus memiliki obat. Obat terpakai dalam hal ini adalah obat sisa atau obat sisa pemakaian terdahulu yang belum habis. Pada umumnya obat sisa tidak boleh disimpan, yang dapat mengakibatkan penyalahgunaan, obat rusak/kadaluwarsa. Selain itu, proses pembuangan obat yang tersedia di rumah belum tentu dilakukan dengan benar. Dalam perkembangannya, kasus penjualan obat dari keluarga yang tidak bertanggung jawab yang terjadi adalah karena individu tidak memahami cara menyimpan dan mengatur obat dengan baik dan benar dalam keluarga. Dagusibu (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) merupakan program Pembinaan Keluarga Sadar Sehat yang digagas oleh Ikatan Apoteker Indonesia untuk mewujudkan keterbukaan pemahaman dan kesadaran akan penggunaan obat yang benar.
PENGARUH KOMBINASI ASAM SITRAT DAN ASAM TARTRAT DENGAN NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP KARAKTERISTIK GRANUL EFFERVESCENT EKSTRAK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) Budi Sawitri, Satwika; Al Hasanah, Fauziyyah; Fitrian, Ahyana; Il maknun, Lulu'
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 2 No. 3 (2024): JIGF - September
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v2i3.65

Abstract

Temu Putih (Curcuma Zedoaria) dengan kandungan minyak atsiri dan kurkuminoid memiliki banyak khasiat dalam mengatasi permasalahan pencernaan, sebagai antiinflamasi dan antioksidan serta mempunyai potensi sebagai antibakteri dan antivirus. Secara empiris, temu putih juga berkhasiat dalam menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Berdasarkan pemanfaatan temu putih dalam sediaan masih jarang sehingga pengembangan sediaan effervescent sangat cocok karena untuk meningkatkan keberterimaan konsumen terhadap salah satu tanaman obat tersebut. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan variasi konsentrasi asam basa dalam 3 varian formula sediaan granul effervescent. Tujuan penelitian ini untuk membuat formula granul effervescent dari ekstrak temu putih (Curcuma zedoaria) secara granulasi basah. Formula dibuat dengan kombinasi asam tartrai dan asam sitrat dengan natrium bikorbonat sebanyak 3 formula kemudian dilanjutkan evaluasi karakteristik granul meliputi uji organoleptik, kadar air, sifat alir, sudut diam, pH, tinggi buih, dan waktu larut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan granul effervescent ekstrak temu putih (Curcuma zedoaria) menggunakan variasi konsentrasi asam sitrat dan asam tartrat dengan natrium bikarbonat telah memenuhi persyaratan granul yang baik. Dari ketiga formula didapatkan hasil bahwa granul effervescent F2 (asam sitrat 14%, asam tartrat 27%, dan natrium bikarbonat 32,5%) merupakan formula terbaik karena menghasilkan nilai kadar air sebesar 1,56 %, sifat alir 31 g/s, sudut diam 22⁰, dan waktu larut 5 detik yang merupakan hasil yang paling baik dibandingkan dengan formula lainnya.
EVALUASI SEDIAAN FACIAL WASH GEL EKSTRAK BUNGA TELANG (Clitoria ternatea L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI KARBOPOL Budi Sawitri, Satwika; Marfu'ah, Nurul; KW, Faradhita
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 2 No. 3 (2024): JIGF - September
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v2i3.74

Abstract

Permasalahan pada kulit wajah selalu menjadi perhatian utama diantaranya jerawat, flek hitam, kerutan, kulit kusam, kulit kering maupun berminyak. Berbagai permasalahan tersebut menjadikan kosmetik sebagai pilihan untuk menjaga, melindungi dan mengatasi permasalahan kulit. Masalah kulit dipicu adanya paparan polutan maupun radikal bebas serta banyak pula akibat penggunaan kosmetik dengan kandungan senyawa kimia berbahaya. Sehingga dapat dikembangkan pilihan kosmetik dengan bahan herbal yang aman, salah satunya adalah bunga telang (Clitoria ternatea L.). Kandungan antosianin serta senyawa lain menjadikannya alternatif pilihan untuk menjaga kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan sediaan facial wash gel yang memenuhi standar mutu dengan bahan aktif ekstrak bunga telang yang berkhasiat sebagai antioksidan maupun antibakteri. Metode dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dengan variasi konsentrasi karbopol sebagai gelling agent yaitu 1%, 1.5% dan 2%. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik sediaan facial wash ekstrak bunga telang dengan variasi konsentrasi karbopol berwarna biru tua hingga ungu tua, berbentuk semisolid, dengan aroma khas ekstrak bunga telang. Sediaan yang dihasilkan homogen dengan nilai pH (6.5-7.5), viskositas (4533.7 - 9889.9 cPs), daya busa (3.76 - 8.16 cm) serta daya sebar (4.43 - 4.6 cm) yang telah memenuhi standar mutu sediaan facial wash gel. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa dengan adanya penambahan konsentrasi Karbopol berpengaruh terhadap nilai pH, viskositas, serta daya sebar sediaan facial wash gel. Semakin tinggi konsentrasi Karbopol, maka viskositas akan semakin tinggi, dan berbanding terbalik dengan nilai pH serta daya sebar sediaan yang semakin rendah. Formula facial wash gel terbaik yang dihasilkan dan memnuhi standar mutu sediaan berdasarkan SNI adalah F1 dengan konsentrasi Karbopol sebesar 1%.