Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Uji Efektivitas Kombinasi Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica Val.) Dan Madu Multiflora Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Salmonella typhi dan Bacillus cereus Secara In Vitro Jannah, Miftakhul; Marfu’ah, Nurul; Fitrian, Ahyana; Kurniawan, K
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 2 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v2i1.32

Abstract

Salmonella typhi adalah salah satu bakteri gram negatif, bakteri patogen penyebab demam tifoid atau tipus (typus). Bacillus cereus merupakan bakteri gram positif, tumbuh secara aerob, menyebabkan keracunan dengan gejala muntah dan diare. Beberapa bakteri mulai resisten terhadap antibiotik karena terlalu sering digunakan. Sebagai pengobatan alternatif, tanaman yang memiliki sifat antibakteri seperti kunyit memiliki senyawa kurkumin dan minyak atsiri, sedangkan madu memilki senyawa flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya efektivitas kombinasi ekstrak kunyit (Curcuma domestica Val.) dan madu multiflora serta daya hambat yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi dan Bacillus cereus secara In Vitro. Ekstraksi yang dilakukan adalah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% serta perbandingan kombinasi ekstrak kunyit dan madu multiflora 100%:0 b/v; 75%:25% b/v; 50%:50% b/v; 25%:75% b/v; 0:100% b/v. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi disk (Kirby-Bauer). Hasil penelitian menunjukkan adanya efektivitas kombinasi, dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi (0,00) dan Bacillus cereus (0,01) berbeda nyata signifikan (P<0,05). Salmonella typhi dengan rata-rata aktivitas antibakteri paling optimal pada konsentrasi kombinasi kunyit dan madu 0:100% yaitu 16,73 mm, sedangkan pada bakteri Bacillus cereus aktivitas antibakteri paling optimal pada konsentrasi kombinasi kunyit dan madu 0 :100% yaitu 1,47 mm.
EFEKTIVITAS SEDIAAN KRIM EKSTRAK KULIT PISANG AMBON (Musa paradisiaca Var. Sapientum) SEBAGAI PENUTUP LUKA SAYAT SECARA IN-VIVO PADA TIKUS PUTIH Fitrian, Ahyana; Budi Sawitri, Satwika; Kurniawan, Kurniawan; Aulia R, Nadina
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 2 No. 2 (2024): JIGF-Mei
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v2i2.50

Abstract

Kulit pisang Ambon merupakan salah satu tanaman yang sering ditemui dan memiliki banyak manfaat. Salah satu manfaatnya dapat membantu menyembuhkan luka karena kandungan senyawa flavonoid, saponin dan tanin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas sediaan krim ekstrak kulit pisang Ambon sebagai penutup luka sayat pada tikus. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Kulit pisang Ambon dimaserasi dengan etanol 70%. Ekstrak dibuat menjadi sediaan krim dengan variasi konsentrasi 10%, 15% dan 20%. Berdasarkan hasil uji karakteristik sediaan krim ekstrak kulit pisang Ambon didapatkan sediaan krim memnuhi syarat mutu menurut standar SNI. Krim ekstrak kulit pisang Ambon dilakukan uji secara in-vivo dalam penutupan luka sayat pada tikus putih. Analisis data penutupan luka diuji normalitasnya menggunakan Shapiro-Wilk Test dengan hasil data terdistribusi secara normal pada semua kelompok uji dengan nilai signifikasi p>0,05. Dilanjutkan uji menggunakan One Way ANOVA dengan hasil 0,00 yang artinya kulit pisang Ambon efektif dalam mempercepat penutupan luka sayat pada tikus putih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula sediaan krim ekstrak kulit pisang Ambon memiliki karakteristik mutu sediaan yang memenuhi standar menurut SNI 16-4954-1998 adalah F2 dan F3. Sediaan krim ekstrak kulit buah pisang Ambon efektif mempercepat proses penutupan luka sayat pada tikus putih dengan konsentrasi ekstrak yang paling efektif sebesar 20% pada F3 dengan nilai p<0,05
FORMULASI GUMMY CANDY DARI GETAH BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI PEKTIN K, Kurniawan; Abdillah Rasyid, Hanifa; Fitrian, Ahyana
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 3 (2024): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v13i3.6233

Abstract

Pepaya mengandung enzim papain yang berfungsi sebagai enzim proteolitik yang bekerja dengan cara memecah jaringan ikat. Enzim papain relatif banyak pada getah pepaya yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif antelmintik herbal yang diformulasikan dalam bentuk nutrasetikal misalnya gummy candy. Pemilihan gelling agent  perlu diberi perhatian khusus pada formulasi gummy candy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik formulasi gummy candy dari getah buah papaya dan mengetahui aktivitas proteolitik dalam sediaan gummy candy. Metode penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dengan membuat sediaan gummy candy. Pada penelitian gelling agent ini  yang dipakai yaitu pektin. Variasi konsentrasi pektin yang digunakan adalah 0.5%, 1.5% dan 2.5%. Uji karakteristik sediaan meliputi uji organoleptis, uji pH, uji keseragaman bobot, uji kadar air dan uji abu. Aktivitas proteolitik dalam penelitian ini berdasarkan metode anson yang menggunakan kasein sebagi substrat. Hasil penelitian menunujukkan sediaan memiliki karakteristik berwarna hijau, bertekstur kenyal, memiliki rasa manis dan berbau melon. Hasil pengujian pH antara 6.2-6.7, bobot sediaan antara 1-1.37%, kadar air antara 14.61%-19.83%, kadar abu antara 0.9%-1.02% dan aktivitas proteolitik dalam sediaan gummy candy antara 0.171014 U/ml - 0.620473 U/ml.
Edukasi DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang) bersama IAI PC Sragen di Alun-alun CFD Kabupaten Sragen Kurniawan, K; Budi Sawitri, Satwika; Fitrian, Ahyana; Al Hasanah, Fauziyyah
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAKes) Vol. 2 No. 2 (2024): Jurnal Abdimas Kesehatan
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jakes.v2i2.82

Abstract

Dagusibu (Dapatkan, Gunatkan, Simpan, Buang) merupakan program pembinaan kesadaran keluarga yang digagas oleh Ikatan Apoteker Indonesia dalam rangka mewujudkan keterbukaan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan penggunaan narkoba yang tepat. Obat merupakan barang yang dibutuhkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, apabila digunakan secara tidak tepat, tidak sesuai dosis dan tanda-tanda akan berbahaya. Penyalahgunaan obat dapat mengakibatkan obat tidak dapat digunakan lagi, bahkan dapat membahayakan orang lain dan lingkungan. Sebagai bagian penting dari pelayanan kesehatan, obat merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Sudah pasti setiap keluarga harus memiliki obat. Obat terpakai dalam hal ini adalah obat sisa atau obat sisa pemakaian terdahulu yang belum habis. Pada umumnya obat sisa tidak boleh disimpan, yang dapat mengakibatkan penyalahgunaan, obat rusak/kadaluwarsa. Selain itu, proses pembuangan obat yang tersedia di rumah belum tentu dilakukan dengan benar. Dalam perkembangannya, kasus penjualan obat dari keluarga yang tidak bertanggung jawab yang terjadi adalah karena individu tidak memahami cara menyimpan dan mengatur obat dengan baik dan benar dalam keluarga. Dagusibu (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) merupakan program Pembinaan Keluarga Sadar Sehat yang digagas oleh Ikatan Apoteker Indonesia untuk mewujudkan keterbukaan pemahaman dan kesadaran akan penggunaan obat yang benar.
PENGARUH KOMBINASI ASAM SITRAT DAN ASAM TARTRAT DENGAN NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP KARAKTERISTIK GRANUL EFFERVESCENT EKSTRAK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) Budi Sawitri, Satwika; Al Hasanah, Fauziyyah; Fitrian, Ahyana; Il maknun, Lulu'
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 2 No. 3 (2024): September
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v2i3.65

Abstract

Temu Putih (Curcuma Zedoaria) dengan kandungan minyak atsiri dan kurkuminoid memiliki banyak khasiat dalam mengatasi permasalahan pencernaan, sebagai antiinflamasi dan antioksidan serta mempunyai potensi sebagai antibakteri dan antivirus. Secara empiris, temu putih juga berkhasiat dalam menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Berdasarkan pemanfaatan temu putih dalam sediaan masih jarang sehingga pengembangan sediaan effervescent sangat cocok karena untuk meningkatkan keberterimaan konsumen terhadap salah satu tanaman obat tersebut. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan variasi konsentrasi asam basa dalam 3 varian formula sediaan granul effervescent. Tujuan penelitian ini untuk membuat formula granul effervescent dari ekstrak temu putih (Curcuma zedoaria) secara granulasi basah. Formula dibuat dengan kombinasi asam tartrai dan asam sitrat dengan natrium bikorbonat sebanyak 3 formula kemudian dilanjutkan evaluasi karakteristik granul meliputi uji organoleptik, kadar air, sifat alir, sudut diam, pH, tinggi buih, dan waktu larut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan granul effervescent ekstrak temu putih (Curcuma zedoaria) menggunakan variasi konsentrasi asam sitrat dan asam tartrat dengan natrium bikarbonat telah memenuhi persyaratan granul yang baik. Dari ketiga formula didapatkan hasil bahwa granul effervescent F2 (asam sitrat 14%, asam tartrat 27%, dan natrium bikarbonat 32,5%) merupakan formula terbaik karena menghasilkan nilai kadar air sebesar 1,56 %, sifat alir 31 g/s, sudut diam 22⁰, dan waktu larut 5 detik yang merupakan hasil yang paling baik dibandingkan dengan formula lainnya.
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI SENYAWA FLAVONOID EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) DENGAN METODE STABILITAS MEMBRAN SEL SECARA IN VITRO Budi Sawitri, Satwika; Fitrian, Ahyana; Fadholah, Amal; Kurniawan, Kurniawan; Rahma, Nidya
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 2 No. 3 (2024): September
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v2i3.76

Abstract

Inflamasi merupakan respon suatu jaringan terhadap munculnya rangsangan fisik maupun kimia sehingga akan dilepaskan mediator inflamasi seperti histamin, serotonin, bradikinin dan prostaglandin. Kerusakan sel akibat inflamasi mempengaruhi leukosit untuk mengeluarkan enzim lisosomal dan asam arachidonat. Penangan kejadian inflamasi dengan penggunaan obat antiinflamasi non steroid (AINS) dan antinflamasi steroid. Penggunaan jangka panjang obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kerusakan jaringan. Herba meniran (Phyllanthus niruri L.) dengan kandungan metabolit sekunder seperti senyawa flavonoid dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan karena efektivitasnya sebagai antiinflamasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol herba meniran sehingga dapat menghambat terjadinya reaksi inflamasi. Penelitian ini menggunakan metode stabilitas membran sel secara in vitro berdasarkan perhitungan nilai IC50. Kemampuan ekstrak dalam menghambat inflamasi dapat dilihat berdasarkan pengaruhnya terhadap stabilitas membrane sel. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan pengujian aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol herba meniran terhadap stabilitas membran sel yang dilakukan dengan menghitung presentase stabilitas membrane sel menunjukkan bahwa pada konsentrasi 800 ppm ekstrak herba meniran mempunyai aktivitas antiinflamasi tertinggi sebesar 99,26%. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan maka potensi dalam menstabilkan membran sel yang induksi larutan hipotonik akan semakin meningkat. Nilai IC50 yang diperoleh menunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan pada angka 44,236 ppm yang berarti bahwa ekstrak herba meniran memiliki aktivitas antiinflamasi dalam kategori sangat akif karena < 50 ppm.
KARAKTERISTIK SEDIAAN LIP BALM dengan PEWARNA ALAMI EKSTRAK BIJI BUAH PINANG (Areca catechu L.) Sawitri, Satwika Budi; Fitrian, Ahyana; Fatihah, Nadia Iha
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 2 (2024): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v13i2.6565

Abstract

Kosmetik merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Dengan menggunakan kosmetik akan meningkatkan rasa percaya diri seseorang dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Lip balm merupakan salah kosmetik yang bekerja dengan membentuk lapisan minyak pada permukaan bibir berfungsi sebagai pelembab dan juga memberi warna. Akan tetapi banyak sediaan lip balm yang beredar dipasaran masih banyak menggunakan pewarna sintetis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sediaan lip balm dengan pewarna alami dari ekstrak biji buah Pinang (Areca catechu L.) serta mengetahui konsentrasi ekstrak biji buah Pinang yang dapat menghasilkan warna yang stabil dan sesuai standar mutu sediaan. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental meliputi formulasi lip balm menggunakan ekstrak biji buah buah Pinang (Areca catechu L.) dengan konsentrasi 4%, 6%, dan 8%. Evaluasi mutu sediaan meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, titik leleh, daya sebar, daya oles, hedonik, dan stabilitas. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini sediaan yang dihasilkan memenuhi persyaratan uji organoleptis, homogenitas, memiliki daya oles yang baik, dengan nilai pH pada rentang 6.13 – 6.56, daya sebar 6.3 – 6.8 cm, dan titik leleh 50 – 53.3ᵒC. Berdasarkan hasil evaluasi mutu sediaan tersebut semua sediaan memenuhi standar persyaratan mutu sediaan lip balm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pewarna alamiekstrak biji buah Pinang dalam sediaan lip balm memiliki stabilitas yang baik sebagai pewarna.
Efektivitas Peel-Off Face Mask Ekstrak Biji Pinang (Areca carechu L) Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus epidermidis Fitrian, Ahyana; Sawitri, Satwika Budi; Estikomah, Solikah Ana; Fauziyyah, Khansa
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 14, No 2 (2025): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v14i2.8667

Abstract

Jerawat merupakan gangguan kulit yang sering muncul di area wajah, leher, dada, dan punggung. Pengobatan jerawat umumnya dilakukan dengan penggunaan antibiotik untuk mengurangi peradangan dan membunuh bakteri, tetapi penggunaan antibiotik yang terlalu sering dapat menyebabkan resistensi bakteri, sehingga diperlukan alternatif lain dengan menggunakan bahan herbal misalnya biji pinang yang mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tannin, dan saponin sebagai antibakteri yang dibuat dalam bentuk sediaan masker gel peel-off. Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengevaluasi mutu sediaan masker gel peel-off ekstrak biji pinang serta uji daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan membuat masker gel peel-off dengan variasi konsentrasi ekstrak biji pinang F0 (0%), F1 (2,5%), F2 (5%), F3 (7,5%). Uji antibakteri Staphylococcus epidermidis menggunakan metode difusi cakram. Data hasil evaluasi mutu sediaan dianalisis dengan membandingkan standar SNI sedangkan hasil uji aktivitas antibakteri dianalisis menggunakan One Way ANOVA dengan taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji organoleptic berwarna merah, sediaan homogen, pH 6,84-7,47, viskositas 2772,5-3098,9 cPs, daya sebar 4,36-5,32 cm, waktu mengering 21 menit 61 detik-27 menit 9 detik. Sediaan masker gel peel-off memiliki kemampuan antibakteri Staphylococcus epidermidis dengan daya hambat paling besar yaitu konsentrasi ekstrak 7,5% (F 3) dengan rata-rata zona hambat sebesar 13,83 mm.
ANALISIS KUANTITATIF KANDUNGAN HIDROKUINON DALAM KRIM WAJAH DI KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Kurniawan; Fitrian, Ahyana; Alisya, Devi; Sawitri, Satwika Budi
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 3 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah Global Farmasi
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v3i2.101

Abstract

Hidrokuinon merupakan suatu zat aktif yang paling popular secara tradisional digunakan dalam jenis kosmetik krim pemutih. Krim pemutih wajah merupakan suatu sediaan atau paduan bahan yang digunakan pada bagian luar tubuh yang berfungsi untuk mencerahkan pigmen kulit. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental deskriptif yang menganalisis senyawa hidrokuinon dalam sampel sediaan krim kecantikan yang diperoleh secara random. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis kandungan hidrokuinon secara kualitatif dan secara kuantitatif. Krim pemutih wajah yang dianalisis adalah krim yang beredar pada klinik kecantikan yang terdapat di daerah Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. Kandungan hidrokuinon dalam sediaan kosmetik telah dilarang oleh Badan POM sejak tahun 2019. Analisis ini menggunakan metode kualitatif dengan metode reaksi warna FeCl3 dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Hasil penelitian menunjukan bahwa 4 dari 6 sampel yang diuji positif mengandung hidrokuinon. Pada analisis secara kuantitatif ditemukan bahwa kadar senyawa hidrokuinon dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dengan kadar sampel A 6,74%, sampel B 8,75%, sampel D 7,65%, sampel F 7,12%. Sehingga dapat diperoleh Kesimpulan bahwasanya banyak krim kecantikan yang beredar di kecamatan Limpung kabupaten Batang masih menambahkan hidrokuinon sebagai senyawa aktif yang berfungsi untuk memutihkan wajah dalam sediaan mereka.
IDENTIFIKASI KANDUNGAN HIDROKUINON DALAM SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI PASAR BADAK SATU KECAMATAN MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR Sawitri, Satwika Budi; Fitrian, Ahyana; Widyaratna, Indriyanti; Dzatul, Lisa
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 3 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah Global Farmasi
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v3i2.102

Abstract

Kebutuhan krim pemutih di masyarakat semakin meningkat membuat sebagian produsen menggunakan bahan berbahaya hidrokuinon dalam pembuatan krim pemutih dikarenakan harga yang murah dan efek memutihkan yang cepat. Efek samping yang ditimbulkan setelah menggunakan bahan hidrokuinon adalah iritasi, hiperpigmentasi kulit, kelainan ginjal, kanker dan kematian. Penelitian dilakukan dengan menganalisis krim pemutih yang beredar di pasar Badak Satu untuk mengetahui ada tidaknya hidrokuinon dan berapa kadar hidrokuinon yang terdapat dalam sampel. Sampel penelitian ini berjumlah 8 sampel yang terdiri dari 5 sampel yang tidak teregistrasi BPOM dengan kode A, B, C, D, E dan 3 sampel teregistrasi BPOM dengan kode F, G, H. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Analisis dilakukan dengan uji organoleptik, uji warna dengan FeCl3, metode kromatografi lapis tipis dan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil uji organoleptik menunjukkan sampel kode A, B, C, D dan E memiliki aroma yang menyengat. Uji warna dengan FeCl3 menunjukkan hasil positif pada sampel kode B, C, D dan E dengan penampakan warna ungu kehitaman. Uji kromatografi lapis tipis dengan sampel positif nilai Rf berkisar antara 0,812-0,962. Uji spektrofotometri Uv-Vis menunjukkan kadar hidrokuinon tertinggi pada sampel B dengan persentase 4,880%.