Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Distribusi Ukuran, Pola Pertumbuhan, Dan Faktor Kondisi Ikan Capungan Banggai (Pterapogon kauderni) Di Perairan Pesisir Kota Baubau, Sulawesi Tenggara Findra, Muhammad Nur; Pramithasari, Febi Ayu; Ihsan, Fadhli Insani; Cahyani, Waode Sitti; Hamar, Bahtiar
Juvenil Vol 6, No 2: Mei (2025)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v6i2.29163

Abstract

ABSTRAKIkan capungan banggai asalnya hanya ditemukan di perairan sekitar Kepulauan banggai Sulawesi Tengah, namun saat ini telah menyebar ke berbagai wilayah termasuk perairan Kota Baubau Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan mengkaji distribusi ukuran, pola pertumbuhan dan faktor kondisinya di perairan pesisir Kota Baubau yang merupakan habitat baru. Sampel ikan dikumpulkan dengan metode jelajah sepanjang perairan dimana ikan tersebut tersebar, diukur panjang totalnya, dan ditimbang beratnya. Panjang total ikan yang didapatkan berkisar antara 38,40-83,50 mm dan berat berkisar antara 0,64-8,17 gram. Kelas ukuran ikan yang didapatkan cukup bervariasi dan berada dalam fase juvenil hingga dewasa. Analisis hubungan panjang dan berat ikan secara keseluruhan menunjukkan pola pertumbuhan yang bersifat alometrik positif (b = 3,0058), namun terdapat perbedaan antara ikan ukuran juvenil dan dewasa dimana ikan juvenil memiliki pola pertumbuhan yang bersifat alometrik negatif (b = 2,7275). Analisis faktor kondisi juga menunjukkan perbedaan, dimana ikan dewasa memiliki nilai faktor kondisi yang lebih rendah dibanding juvenil. Namun, secara keseluruhan ikan memiliki pertumbuhan dan faktor kondisi yang cukup baik, sehingga dapat berkembang di habitat baru ini. Dalam aspek pengelolaan, perlu dilakukan kontrol populasi dan pemantauan lebih lanjut terhadap dampak ekologis, karena mungkin saja spesies ini dapat menjadi invasif jika populasinya meningkat pesat dan mengganggu ekosistem lokal.Kata Kunci: Capungan banggai, dewasa, faktor kondisi, juvenil, pola pertumbuhanABSTRACTThe banggai cardinalfish is originally only found in the waters around the Banggai Islands, Central Sulawesi., but now it has spread to various regions including Baubau City waters, Southeast Sulawesi. This study was aimed to examine size distribution, growth patterns, and condition factors of the fish in the coastal waters of Baubau City which is a new habitat. Fish samples were collected using the exploration method along the waters where the fish are spread, their total length was measured, and their weight was weighed. The total length of the fish obtained ranged from 38.40-83.50 mm and their weight ranged from 0.64-8.17 grams. The size classes of the fish obtained were quite varied and were in the juvenile to adult phase. Analysis of length-weight relationship of the fish as a whole showed a positive allometric growth pattern (b=3.0058), but there was a difference between juvenile and adult fish where juvenile had a negative allometric (b = 2.7275). Condition factor analysis also showed differences, where adult had lower condition factor values than juveniles. However, overall the fish have quite good growth and condition factors, so they can thrive in this new habitat. In terms of management, population control and further monitoring of ecological impacts are needed, because this species can become invasive if its population increases rapidly and disrupts the local ecosystem.Keywords: Banggai cardinalfish, adults, condition factors, juveniles, growth patterns
Eksplorasi Keanekaragaman Spesies Kerang (Bivalvia) di Wilayah Pesisir Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur Putri, Rizka Rahmana; Innaya, Ainnun; Putri, Fareza Nabila Dhea Fatma; Abida, Indah Wahyuni; Pramithasari, Febi Ayu; Nurdini, Jihannuma Adibiah
Juvenil Vol 6, No 2: Mei (2025)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v6i2.30147

Abstract

ABSTRAKPerairan pesisir Socah, Kabupaten Bangkalan, merupakan wilayah yang memiliki potensi keanekaragaman hayati tinggi, khususnya kelompok kerang (Bivalvia). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan inventarisasi jenis-jenis kerang yang ditemukan di wilayah tersebut sebagai dasar pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode random sampling, kemudian spesimen diidentifikasi berdasarkan morfologi, morfometrik, serta pencocokan data dengan sumber ilmiah dan database biodiversitas seperti World Register of Marine Species (WoRMS) dan Global Biodiversity Information Facility (GBIF). Hasil identifikasi menunjukkan terdapat 12 jenis kerang berdasarkan nomenklatur lokal, di antaranya kerang kampak (Atrina pectinata), kerang hijau (Perna viridis), kerang kepah/kerang putih/kerang tahu (Meretrix meretrix), kerang darah (Anadara granosa), kerang kipas (Mimachlamys varia), kerang batik (Paratapes undulatus), kerang cokelat (Meretrix lusoria), kerang kor-kor (genus Anadara), kerang tiram/tiram Pasifik (Crassostrea gigas), kerang putih tipis dan kerang licin yang sama-sama termasuk dalam genus Dosinia, kerang iris (Pharus legumen). Beberapa spesies yang memiliki kemiripan morfologi (cryptic species) disarankan untuk dianalisis lebih lanjut secara molekuler. Hasil pengukuran kualitas air menunjukkan suhu 29,5°C, pH 7,7, DO 5,5 mg/l, dan salinitas 28 ppt, semuanya berada dalam kisaran optimal untuk kehidupan kerang. Hasil penelitian ini menegaskan pentingnya dokumentasi dan identifikasi awal keanekaragaman kerang secara ilmiah sebagai langkah awal konservasi dan pemanfaatan sumber daya pesisir yang berkelanjutan, serta kami menekankan perlunya revisi taksonomi dan praktik taksonomi yang menggabungkan data molekuler dan morfologi.Kata kunci: biodiversitas, cryptic species, identifikasi morfologi, inventarisasi, kerangABSTRACTThe coastal waters of Socah, Bangkalan Regency, are an area with high biodiversity potential, particularly among bivalve mollusks (Bivalvia). This study aims to inventory the bivalve species found in the area as a foundation for sustainable marine resource management. Sampling was conducted using a random sampling method, and specimens were subsequently identified based on morphological and morphometric characteristics, as well as by cross-referencing scientific literature and biodiversity databases such as World Register of Marine Species (WoRMS) and Global Biodiversity Information Facility (GBIF). The identification results revealed 12 species of bivalves based on local nomenclature, including Atrina pectinata (commonly known as kampak clam), Perna viridis (green mussel), Anadara granosa (blood cockle), among others. Some species with similar morphological features (cryptic species) are recommended for further molecular analysis. Water quality measurements showed a temperature of 29.5°C, pH of 7.7, dissolved oxygen (DO) of 5.5 mg/l, and salinity of 28 ppt, all within the optimal range for bivalve life. This study underscores the importance of scientific documentation and initial identification of shellfish biodiversity as a foundational step toward conservation and the sustainable use of coastal resources. Furthermore, we emphasize the need for taxonomic revision and practices that integrate both molecular and morphological data.Keywords: biodiversity, bivalves, cryptic species, inventory, morphological identification
Characteristics and Relationship Between Eco-Literacy Competencies and Independent Curriculum Indonesian Language Learning Objectives Middle School Level in Indonesia Farahiba, Ayyu Subhi; Puspitasari, Mega; Khotimah, Khusnul; Pramithasari, Febi Ayu
Jurnal Kependidikan : Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Pembelajaran Vol. 10 No. 4 (2024): December
Publisher : LPPM Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jk.v10i4.12828

Abstract

The research aims to examine the characteristics of eco-literacy-based Indonesian language learning and to design a link between eco-literacy competencies and the objectives of Indonesian language learning in the Merdeka curriculum at the junior high school level as a curative solution to overcome environmental problems in Indonesia. This study uses a qualitative approach with design as a content analysis of the latest curriculum documents in Indonesia. The data collection technique is the documentation technique, using data sources from independent curriculum documents at the junior high school level. To obtain valid and reliable data, reading, listening, and analyzing basic competencies that intersect with environmental education are done. The data analysis technique is organization, synthesis, and identification. The research results show that ecoliteracy-based Indonesian language learning strategies include problem-solving, simulations, demonstrations, environmental-themed projects, discovery-based learning, and experiments. All Indonesian language learning texts in classes VII and VIII include head, hands, and heart aspects. The head aspect is related to learning objectives in the cognitive domain, which requires students to master the ability to identify, interpret, compare, and analyze environmentally friendly texts. The hand aspect is related to learning objectives in the psychomotor domain which requires students to be able to practice, write, and speak in accordance with environmentally friendly texts. The heart aspect is related to learning objectives in the affective domain, namely, requiring students to empathize with environmental issues.