Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

KABUYUTAN CIBURUY KECAMATAN BAYONGBONG GARUT: EKSISTENSI DAN FUNGSI : KABUYUTAN CIBURUY KECAMATAN BAYONGBONG GARUT: EKSISTENSI DAN FUNGSI Ahmad Darsa, Undang; Nani Sumarlina, Elis Suryani
KABUYUTAN Vol 1 No 2 (2022): Kabuyutan, Juli 2022
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v1i2.41

Abstract

Artikel ini dimaksudkan menyajikan gambaran hasil penelitian di situs purbakala Kabuyutan Ciburuy Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Beberapa hal yang dapat dikemukakan terutama terfokus pada hasil proses penelitian di lapangan, menyangkut penelusuran informasi keberadaan situs kabuyutan tersebut disertai upaya pendeskripsian benda-benda cagar budaya yang berupa beberapa bangunan dan naskah-naskah lontar Sunda Kuno pada koleksi lembaga adat tradisional di lapangan. Ternyata, keberadaan atau eksistensi Kabuyutan Ciburuy telah dicatat oleh N.J. Krom dalam laporannya yang berjudul Rapporten van den Oudheidkundigen Diens in Nederlandsch Indie (ROD, 1914). Adapun fungsi Kabuyutan Ciburuy ialah sebagai sebuah mandala, yaitu sebuah tempat aktivitas pendidikan di Sunda pada masa sistem pemerintahan kerajaan.
WAWACAN SAJARAH LAMPAHING PARA WALI KABEH MILIK PASULUKAN LOKA GANDASASMITA SUDUT PANDANG KODIKOLOGIS DAN GARIS BESAR ISI: WAWACAN SAJARAH LAMPAHING PARA WALI KABEH MILIK PASULUKAN LOKA GANDASASMITA SUDUT PANDANG KODIKOLOGIS DAN GARIS BESAR ISI Nani Sumarlina, Elis Suryani
KABUYUTAN Vol 1 No 3 (2022): Kabuyutan, November 2022
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v1i3.82

Abstract

Naskah dipandang sebagai dokumen budaya masa lampau, berisi berbagai data dan informasi, ide, gagasan, perasaan, pikiran, dan pengetahuan sejarah, serta budaya dari bangsa atau sekelompok sosial budaya. Sebagai sumber informasi, naskah erat kaitannya dengan kehidupan sosial budaya masyarakat yang melahirkan dan mendukungnya. Isinya meliputi tujuh unsur kebudayaan, tentang keadaan sosial dan budaya, serta dapat dijadikan sumber pengetahuan bagi masyarakat masa kini. Naskah Sunda tersimpan, baik dalam katalog, di dalam negeri maupun di luar negeri, serta pada koleksi perseorangan yang masih tersebar di masyarakat. Naskah Sunda selain terdokumentasi di beberapa perpustakaan dan museum, ada juga puluhan naskah yang dimiliki oleh para kolektor naskah dan benda pusaka lainnya, seperti di Pasulukan Loka Gandasasmita, di daerah Cibunar Cibatu Garut dan Museum Al Mahdi Mahpar Galunggung di Tasikmalaya. Salah satu naskah milik Pasulukan Loga Gandasasmita berjudul Wawacan Sajarah Lampahing Para Wali Kabeh (WSLPWK), yang dalam tulisan ini ditelaah dari sudut pandang kodikologi dan tekstologi, khususnya garis besar isi teks (WSLPWK). Dikaji melalui metode penelitian deskriptif analisis komparatif dan metode kajian filologi, kajian sastra, dan kajian budaya secara umum. Melalui metode tersebut, terungkap adanya persamaan dan perbedaan antara naskah yang dikaji dalam tulisan ini dengan naskah Babad Cirebon dan naskah Sajarah Para Wali yang banyak ditemukan dalam katalog.
PERILAKU KOMUNIKASI KELOMPOK-KELOMPOK INDIVIDU DI TERMINAL LEUWI PANJANG PADA ERA PRA-TRANSPORTASI UMUM DARING: PERILAKU KOMUNIKASI KELOMPOK-KELOMPOK INDIVIDU DI TERMINAL LEUWI PANJANG PADA ERA PRA-TRANSPORTASI UMUM DARING Mohamad Permana, Rangga Saptya; Nani Sumarlina, Elis Suryani; Ahmad Darsa, Undang
KABUYUTAN Vol 2 No 1 (2023): Kabuyutan, Maret 2023
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v2i1.122

Abstract

Bisa dibilang, Terminal Leuwi Panjang (selanjutnya disebut TLP) adalah salah satu terminal bus terbesar di wilayah Bandung Raya, jika bukan yang terbesar. Terminal yang berada di lahan seluas 15.545,43 m2 ini kini berkonsep mixed-use, di mana terminal tidak hanya sebagai simpul transportasi naik-turun penumpang, namun juga menjadi pusat perekonomian dan kegiatan masyarakat. Terdapat banyak perilaku komunikasi yang berlangsung di antara kelompok-kelompok individu melalui interaksi-interaksi yang mereka lakukan di TLP. Penulis merasa bahwa perilaku-perilaku komunikasi yang terjadi di TLP sebelum maraknya transportasi daring yang dimulai pada tahun 2014-2015 di Bandung merupakan fenomena yang menarik untuk dibahas, karena kaya akan konteks komunikasi di dalamnya, terutama dalam konteks komunikasi persuasif. Kajian dalam artikel ini bertujuan untuk menjelaskan dan menggambarkan bagaimana perilaku komunikasi kelompok-kelompok individu di TLP pada era pra-transportasi umum daring. Penulis menggunakan metode observasi dalam penelitian ini. Penulis mengobservasi lima kelompok individu utama yang selalu ada di tiap terminal bus, termasuk di TLP, yakni sopir, kondektur dan kernet, calo penumpang, calon penumpang, serta pedagang. Adapun fenomena yang diamati adalah perilaku-perilaku komunikasi dari kelima kelompok individu tersebut, lebih tepatnya dari unsur komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Hasil menunjukkan bahwa terdapat lima belas proposisi yang melibatkan para sopir, kondektur dan kernet, calo penumpang, calon penumpang serta pedagang, di mana kelimabelas proposisi tersebut menunjukkan berbagai konteks komunikasi, mulai dari komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi persuasif, yang ditunjukkan melalui kode-kode verbal dan nonverbal, di mana konteks bahasa dan budaya juga terlibat di dalam tiap interaksi yang mereka lakukan.
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI POLITIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT BADUY: IMPLEMENTASI KOMUNIKASI POLITIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT BADUY Nani Sumarlina, Elis Suryani; Mohamad Permana, Rangga Saptya; Ahmad Darsa, Undang
KABUYUTAN Vol 2 No 1 (2023): Kabuyutan, Maret 2023
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v2i1.129

Abstract

Setiap suku bangsa tentu memiliki kearifan lokal secara turun temurun, demikian halnya dengan masyarakat Sunda. Salah satunya yang masih eksis saat ini adalah sistem pemerintahan, kepemimpinan, dan pembagian kekuasaan, di masyarakat adat Baduy, yang dikenal dengan Tri Tangtu Di Buana, yakni Tiga kelembagaan yang memiliki kekuasaan dalam bidangnya masing-masing, yang terdiri dari Prebu, Rama, dan Resi. Ketiganya berkelindan erat dengan lembaga kapuunan (pemerintahan) masyarakat adat Baduy dan disebut Tangtu Telu, yang merepresentasikan tiga kapuunan yang mengatur kehidupan komunitas masyarakat adat Baduy, yakni Puun Ponggawa (Prebu) di Cibeo, Puun Rama di Cikeusik, dan Puun Resi di Cikartawana. Ketiga lembaga tersebut, membawahi beberapa jabatan yang berfungsi sebagai pembantu dan penyambung lidah, baik kepada masyarakat Baduy maupun untuk berurusan dengan pihak luar (pemerintah), yang terdiri atas puun, jaro tangtu, pangiwa, dan jaro pamaréntah; serta pemimpin tiap kampung, yaitu kokolot lembur. Keterjalinan lembaga dan jabatan di sana, membuka peluang terjadinya aktivitas komunikasi politik. Bagaimana implementasi komunikasi politik dalam lembaga kapuunan (pemerintahan) Baduy tersebut merupakan tujuan dari penelitian ini, dengan menggunakan penelitian kualitatif, khususnya metode fenomenologi, melalui metode pengumpulan data wawancara dan observasi. Hasil menunjukkan bahwa implementasi komunikasi politik yang terjadi dalam proses penunjukkan/pemilihan puun, jaro tangtu, jaro pamaréntah dan kokolot lembur dilaksanakan dan diterapkan dalam pemberian kuasa dan jabatan dalam berbagai konteks komunikasi, yaitu komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok secara top-down dan bottom-up.
HARMONISASI SURGA DAN NERAKA DALAM NASKAH INI RISALAH PERIYASAN BAGUS DENGAN TEKS AL-QUR’AN: KAJIAN FILOLOGI ATAS TAFSIR QUR’AN: HARMONISASI SURGA DAN NERAKA DALAM NASKAH INI RISALAH PERIYASAN BAGUS DENGAN TEKS AL-QUR’AN: KAJIAN FILOLOGI ATAS TAFSIR QUR’AN Dania, Dania; Nani Sumarlina, Elis Suryani; Darsa, Undang Ahmad
KABUYUTAN Vol 2 No 1 (2023): Kabuyutan, Maret 2023
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v2i1.144

Abstract

Penelitian ini mengkaji Naskah Ini Risalah Periyasan Bagus karya Usman bin Yahya. Meskipun naskah tersebut berbicara mengenai etika wanita, namun ditemukan juga potret surga dan neraka yang tercantum dalam mukadimah Naskah tersebut. Penelitian terhadap naskah ini sangat penting dikaji sebagai sebuah motivasi bagi Umat Islam untuk mengetahui bagaimana visualisasi potret surga dan neraka dalam naskah tersebut. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka menurut (Nazir, 2013). Untuk mengkaji isi dan hubungan naskah IRPB dan teks Al-Qur'an, peneliti menggunakan metode kajian filologi (Djamaris, Edward: 2006:3) yaitu ilmu yang objek penelitiannya berupa naskah-naskah kuno dan intertekstual yaitu terhubungnya antara satu teks dengan teks lainnya (Ratna, 2011:217) . Untuk mendapatkan data penulis melakukan beberapa tahapan metode filologi seperti pada tahapan kodikologi dan tekstologi. Pada tahap analisis data peneliti mengelompokkan data dengan mencari hubungan kemiripannya dengan teks-teks Al-Qur'an. Selanjutnya, potret surga dan neraka yang terdapat dalam naskah didialogkan dengan sumber pedoman umat Islam yakni Al-Qur’an melalui Tafsir Ibnu Katsir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat harmonisasi antara potret surga dan neraka dalam Naskah Ini Risalah Periyasan Bagus dengan Al-Qur’an. Dengan begitu naskah Ini Risalah Periyasan Bagus bersumber dari Al-Qur’an.
KONSEP MURAQABAH: WACANA KEILMUAN TASAWUF BERDASARKAN NASKAH FATHUL ‘ARIFIN: KONSEP MURAQABAH: WACANA KEILMUAN TASAWUF BERDASARKAN NASKAH FATHUL ‘ARIFIN Fauzan, Mohammad Hazmi; Darsa, Undang Ahmad; Nani Sumarlina, Elis Suryani
KABUYUTAN Vol 2 No 1 (2023): Kabuyutan, Maret 2023
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v2i1.145

Abstract

Penelitian ini menganalisis konsep Muraqabah pada Naskah Fathul ‘Arifin yang merupakan salah satu naskah corak keagamaan bidang tasawuf (Thariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah). Salah satu naskahnya tersimpan di Lembaga Suaka Luhung Naskah (SULUAH) Padang, Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan makna dan impelementasi konsep muraqabah pada Naskah Fathul ‘Arifin. Penelitian ini menggunakan pendekatan filologi dan tasawuf model tematik. Pendekatan filologi adalah pendekatan yang dilakukan untuk menganalisis teks kuno atau tulisan tangan. Sedangkan pendekatan tematik dalam pengkajian tasawuf yakni pendekatan yang mencoba menyajikan ajaran tasawuf sesuai dengan tema-tema tertentu. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif analitis artinya analisis yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat analisis deskriptif yang berarti menggambarkan konsep muraqabah dalam wacana keilmuan tasawuf yang terdapat dalam Naskah Fathul ‘Arifin. Penulis menemukan delapan jenis muraqabah dan maknanya dalam Naskah Fathul ‘Arifin, diantaranya yaitu muraqabah ahadiyah, berupa jenis mawas diri atas sifat Maha Esanya Allah SWT; muraqabah ma‘iyyah, berupa jenis mawas diri akan makna kebersamaan dengan Allah SWT; dan muraqabah aqrabiyah, yaitu berupa jenis mawas diri yang memperhatikan dengan seksama kontemplasi akan makna dan hal kedekatan Allah SWT
KABAYAN, SANG TRICKSTER SUNDA: ANTARA HUMOR DAN KRITIK: KABAYAN, SANG TRICKSTER SUNDA: ANTARA HUMOR DAN KRITIK Mohamad Permana, Rangga Saptya; Nani Sumarlina, Elis Suryani; Ahmad Darsa, Undang
KABUYUTAN Vol 2 No 2 (2023): Kabuyutan, Juli 2023
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v2i2.163

Abstract

Kisah Trickster, dalam tradisi lisan di seluruh dunia, adalah sebuah cerita yang menampilkan seorang protagonis yang memiliki kekuatan magis dan dicirikan sebagai ringkasan dari hal-hal yang berlawanan. Genre cerita rakyat Trickster muncul dalam beberapa bentuk di setiap budaya, termasuk di Indonesia, khususnya di masyarakat Sunda, lewat sosok Kabayan. Kabayan merupakan sosok yang bisa dititipi pesan, tergantung dari tujuan, motivasi dan misi pengarangnya. Dalam setiap dongengnya, Kabayan tidak pernah lepas dari unsur humor dan beberapa pencipta memasukkan unsur-unsur kritik dalam nuansa humor Kabayan. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan kajian mengenai Kabayan sebagai medium kritik. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menjelaskan bahwa Kabayan bisa digolongkan sebagai sosok Trickster dan untuk menjelaskan bagaimana sosok Kabayan bisa digunakan sebagai medium kritik. Penulis menggunakan metode kajian literatur dalam kajian ini, dengan menggunakan referensi-referensi yang membahas konsep-konsep mengenai Trickster, Kabayan dan tokoh-tokoh sejenisnya, dan Kabayan sebagai medium kritik. Hasil menunjukkan bahwa Kabayan adalah Trickster berwujud manusia yang tergolong ke dalam “Pahlawan Cerdik”, di mana tokoh Trickster lain yang mendekati sosoknya adalah Juha dan Abu Nawas dari Timur Tengah. Kabayan juga diakui secara global sebagai salah satu sosok Trickster dalam buku Trickster and Hero: Two Characters in the Oral and Written Traditions of the World (2012) karya Harold Scheub. Terkait dengan Kabayan sebagai medium kritik, salah satu contoh yang paling relevan adalah ketika Utuy Tatang Sontani menggunakan sosok Kabayan dalam karya pementasan teaternya yang berjudul Si Kabayan (1959), di mana ia menggunakan Kabayan sebagai medium untuk mengkritisi masyarakat Indonesia yang terlalu bergantung pada hal-hal mistis untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki.
MENGUNGKAP PATILASAN KEARIFAN LOKAL SUNDA: MENGUNGKAP PATILASAN KEARIFAN LOKAL SUNDA Nani Sumarlina, Elis Suryani; Ahmad Darsa, Undang; Husen, Ike Rostikawati
KABUYUTAN Vol 2 No 2 (2023): Kabuyutan, Juli 2023
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v2i2.170

Abstract

Seiring Perkembangan zaman, tinggalan budaya masa silam di era kasajagatan kini, keberadaannya kian terabaikan dan terkikis ‘materi’. Ini bukti ‘kekurangengeuhan’ pemerintah dalam upaya melindungi, memelihara, serta melestarikannya. Patilasan budaya Sunda termasuk benda-benda pusaka yang berada di museum, keraton, maupun kesultanan, karena kurangnya dana pemeliharaan dan penjagaan, beberapa benda pusaka raib digondol orang yang tidak bertanggung Jawab hanya demi segenggam ringgit. Sungguh sangat disayangkan, pedang dan beberapa benda pusaka lainnya pun ada yang raib berpindah tangan ke negeri orang, tidak terkecuali naskah-naskah Sunda buhun ‘kuno’. Benda pusaka, selain yang tersimpan di keraton atau museum, masih banyak patilasan budaya Sunda masa silam yang perlu mendapat perhatian dan perlakuan yang sama dari pemerintah. Di antaranya, prasasti, kabuyutan, situs, maupun naskah serta kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. Kepedulian masyarakat Sunda terhadap budaya dan patilasan budaya karuhunnya memang sudah ada yang teraktualisasikan. Tinggalan kearifan lokal budaya Sunda dimaksud termasuk naskah Sunda kuno, ada yang sudah tersimpan aman di Museum Sri Baduga Maharaja Bandung, Museum Geusan Ulun Sumedang, dan Kraton Kacirebonan, Kanoman, Kasepuhan, Museum Pasulukan Loka Gandasasmita Garut, dan Museum Lintas Budaya Nusantara di Mahpar Galunggung, yang tak ternilai harganya. Tulisan ini berupaya mengenalkan kembali tinggalan kearifan lokal dimaksud, melalui metode penelitian deskriptif dan metode kajian filologis, arkeologis, dan kajian budaya. Hasil yang didapat, jika dipelihara dan dikembangkan, serta dikemas dengan baik, tinggalan kearifan lokal Sunda tersebut dapat menjadi objek wisata yang sangat menguntungkan, di samping wahana ilmu pengetahuan dan sarana pendidikan.
TUNAS BERSEMI DI BUMI NUSANTARA: PERTALIAN ANTARA TARUMANAGARA - KUTAI KARTANEGARA BERDASARKAN TRADISI PERNASKAHAN KUNO: TUNAS BERSEMI DI BUMI NUSANTARA: PERTALIAN ANTARA TARUMANAGARA - KUTAI KARTANEGARA BERDASARKAN TRADISI PERNASKAHAN KUNO Ahmad Darsa, Undang; Mohamad Permana, Rangga Saptya; Nani Sumarlina, Elis Suryani
KABUYUTAN Vol 2 No 2 (2023): Kabuyutan, Juli 2023
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v2i2.171

Abstract

Pada saat ketika seluruh sistem geopolitik dan ekonomi global nampak berada dalam perputaran perkembangan tatanan baru, sebuah penelaahan terhadap teks-teks tertulis khususnya tradisi naskah kuno mengenai dasar-dasar ideologis dari pemerintahan asli bukanlah tidak pada tempatnya dan malahan mungkin akan menjadi penarik perhatian yang melebihi minat teoretika semata-mata. Konsepsi-konsepsi ideologis keagamaan dan filsafat (religio philosophical) yang menjadi dasar dan membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) masa lalu masih merupakan energi-energi yang hidup yang harus kita perhitungkan, dan tentu saja dengan memasukkan buah-buah pemikiran baru. Dengan demikian, kita mengelakkan pemutusan seluruhnya hubungan dengan masa silam, suatu penghancuran yang berbahaya bagi pemikiran dan kebudayaan bangsa.
FENOMENA PANORAMA MASA LAMPAU DALAM MANUSKRIP SUNDA SANGHYANG SIKSAKANDANG KARESIAN: FENOMENA PANORAMA MASA LAMPAU DALAM MANUSKRIP SUNDA SANGHYANG SIKSAKANDANG KARESIAN Nani Sumarlina, Elis Suryani; Mohamad Permana, Rangga Saptya; Darsa, Undang Ahmad
KABUYUTAN Vol 2 No 3 (2023): Kabuyutan, Nopember 2023
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v2i3.195

Abstract

Manuskrip sebagai dolumen budaya masa lampau, sampai saat ini masih belum dikenal luas di masyarakat. Keberadaan manuskrip hanya populer di kalangan filolog saja. Manuskrip sebagai objek kajian filologi berfungsi sebagai sumber informasi bagi ilmu lain, karena berisi berbagai data dan informasi ide, gagasan, pikiran, pandangan hidup, dan pengetahuan sejarah, serta kearifan lokal budaya dari bangsa atau sekelompok sosial budaya tertentu, yang isinya meliputi tujuh unsur budaya. Sehubungan dengan hal itu, hasil kajian bidang filologi melalui penggalian, penelitian, dan pengkajian manuskrip, teksnya bisa menjadi referensi literasi bagi ilmu lain secara multidisiplin. Kearifan lokal yang terungkap dalam sebuah manuskrip berakar dari sejarah dan budaya masa silam. Berkat sejarah pula kita sampai di masa kini. Kita sepakat bahwa keberadaan budaya suatu ‘masyarakat’ saat ini merupakan hasil perjalanan sejarah dan pengolahan serta proses perubahan budaya masa lampau. Salah satunya kearifan lokal yang terpendam dalam teks manuskrip Sanghyang Siksakandang Karesian, yang dianggap sebagai ensiklopedia panorama budaya masa silam. Mengapa? Karena beranekaragam kearifan lokal yang ada di masa silam, masih eksis dan berguna sebagai tuntunan moral dalam kehidupan kita saat ini. Tulisan ini diharapkan dapat mengungkap kearifan lokal yang meliputi tujuh unsur budaya Sunda yang terpendam dalam teks manuskrip Sunda Kuno berjudul Sanghyang Siksakandang Karesian. Dikaji menggunakan metode penelitian deskriptif analisis, dan metode kajian filologis, yang meliputi kajian kodikologis & tekstologis, kajian budaya, dan komunikasi sosial. Meliputi metode kajian tersebut, membuktikan bahwa kearifan lokal yang terdiri atas tujuh unsur budaya tersebut tercantum dalam teks naskah Sanghyang Siksakandang Karesian sebagai ensiklopedia panorama masa lampau, yang bermanfaat bagi ilmu lain secara multidisiplin.