Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Edukasi Pemanfaatan Mandiri TOGA kepada Kader Puskesmas Mataraman Putra, Aditya Maulana Perdana; Wathan, Nashrul; Lingga, Herningtyas Nautika; Setiawan, Deni; Sari, Okta Muthia; Mardiati, Nurul; Akbar, Nabila Hadiah; Sari, Risa Purnama; Rizkiyah, Noor Annisa; Salsabila, Risma Zahra; Salwa, Helmina
Jurnal Pengabdian Masyarakat Panacea Vol 2, No 3 (2024): Jurnal Pengabdian Masyarakat Panacea
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpmp.v2i3.13245

Abstract

Pemanfaatan TOGA secara mandiri merupakan salah satu inisiatif untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan TOGA. Kader memiliki peran dalam mendukung masyarakat dalam pengelolaan kebun TOGA di masing-masing daerah. Tujuan dari pengabdian adalah peningkatan pengetahuan tentang pemanfaatan TOGA secara mandiri pada kader Puskesmas Mataraman setelah pemberian edukasi. Pada tanggal 6 Agustus 2024, tim pengabdian memilih ceramah sebagai metode yang diterapkan dalam edukasi. Kegiatan ditargetkan bagi kader desa wilayah kerja Puskesmas Mataraman. Evaluasi edukasi, proses keenam ini dilakukan dengan memberikan kuesioner pengetahuan TOGA sebelum edukasi materi dan sesudah edukasi materi. Sebanyak 10 orang berhadir dalam kegiatan. Berdasarkan hasil pengabdian diperoleh rerata pengetahuan peserta sebelum edukasi materi sebesar 78 % ± 16,61. Adapun pengetahuan peserta sesudah edukasi materi sebesar 92 % ± 13,27. Tim pengabdian telah menyerahkan TOGA sebanyak 14 jenis tanaman obat kepada Puskesmas Mataraman. Berdasarkan hasil , pada kader di wilayah kerja Puskesmas Mataraman terjadi peningkatan pengetahuan setelah diberikan edukasi tentang pemanfaatan TOGA mandiri.Kata Kunci: Apotek Hidup, Obat Herbal, Penggunaan Herbal, SosialisasiImplementing TOGA independently is a strategy to enhance community engagement in TOGA management. Cadres play a crucial role in assisting the community in the management of TOGA gardens in their respective areas. The objective of the service is to enhance the understanding and proficiency of the Mataraman Health Centre cadres in independently utilising TOGA, after the provision of education. On August 6, 2024, the educational team opted on lectures as the instructional approach. The activity was specifically aimed at village cadres who are part of the operating area of the Mataraman Health Centre. The evaluation of education involves administering a TOGA knowledge questionnaire. There were a total of 10 individuals who participated in the activity. The participants' average knowledge before the educational content was 78% ± 16.61 (standard deviation), as indicated by the service results. The participants' knowledge, after the educational material, reached a mean of 92% with a standard deviation of 13.27. The service team has delivered a total of 14 different varieties of medicinal plants. Ultimately, after delivering education on the independent use of TOGA, there was a discernible enhancement in the knowledge of the cadres within the working area of the Mataraman Health Centre.
UJI IRITASI DAN UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN WHITE ACTIVATED CARBON SERBUK KAYU ULIN (Eusideroxylon zwageri) SEBAGAI AGEN ADSORBEN KERINGAT PADA KULIT KETIAK Rahmah, Indah Noor; Nuraji, Tara Pramesti; Rizkiyah, Noor Annisa; Salsabilla, Risma Zahra; Salwa, Helmina; Triyasmono, Liling
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 16 No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Faculty of Mathematic and Natural Science, Garut University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jifb.v16i1.41483

Abstract

White Activated Carbon serbuk kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) merupakan terobosan yang digunakan dalam penyerapan keringat pada kulit ketiak penyebab bau badan dengan menunjang kemudahan dalam pemakaian. Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas iritasi primer, uji hedonik, dan efektivitas White Activated Carbon serbuk kayu ulin sebagai agen penjerap keringat berlebih pada kulit ketiak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode uji tempel untuk uji iritasi, uji hedonik, dan uji efektivitas. Uji iritasi dengan hewan uji kelinci albino, sedangkan uji hedonik dan uji efektivitas menggunakan alat skin analyzer pada responden manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks iritasi primer sebesar 0,22, uji hedonik pada responden menunjukkan kategori “suka” untuk bau, warna, bentuk, dan kesukaan setelah diaplikasikan, dan hasil uji efektivitas pada uji Paired T-Test diketahui bahwa nilai sig≤0.05, artinya terdapat penurunan jumlah keringat setelah penggunaan White Activated Carbon pada kulit ketiak.
Potensi Aegiceras corniculatum (L.) Blanco sebagai inhibitor enzim HMGCoA reductase Rizkiyah, Noor Annisa; Agutin, Elvina Astria; Samsul Hadi
JFARM - Jurnal Farmasi Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fiddunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58794/jfarm.v2i2.678

Abstract

Peningkatan kadar kolesterol adalah risiko utama faktor penyakit arteri koroner. Penyakit ini merupakan masalah besar di negara-negara maju dan saat ini mempengaruhi 13 hingga 14 juta orang. Tanaman yang berpotensi dikembangkan  adalah Aegiceras corniculatum. Penelitian ini menggunaan metode docking. Software doking yang dipergunakan adalah Autodok4 pada mode rigid docking. Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah senyawa yang terkandung dalam A. corniculatum yaitu Epigallocatechin, Gallocatechin, Epicatechin-3-Ogallate, Epicatechin, Quercetin ,Kaempferol, Isorhamnetin dan  Embelin. Visualisasi menggunakan Discovery studio. Analisis data menggunakan energi Gibbs dan adanya ikatan Hidrogen. Hasil skor docking Epicatechin-3-Ogallate dengan energi Gibbs -6.191 kcal/mol, terbuntuk ikatan hidrogen dengan GLY860, GLU 559 dan  ARG568. Isorhamnetin memiliki energi Gibbs -5.657 dan terbentuk ikatan hidrogen dengan residu HIS752, ASN 755 dan Glu 559. Quercetin memiliki energi GIBS -5.547 ketika berikata dengan enzim dan membentuk ikatan hidrogen dengan HIS752 dan GLU 559. Epicatechin membentuk ikatan hidrogen dengan GLU 559 dan ARG 568 sehingga diperoleh energi Gibbs sebesar -5.473. Berdasarkan penelitian yang dilakukan senyawa yang dari Aegiceras corniculatum yang berpotensi menghambat kerja enzim HGM CoA Reductase adalah Epicatechin-3-Ogallate.
Pakis Kinca (Nephrolepis Cordifolia (L) C. Presl) Sebagai Inhibitor Nitric Oxide Synthase Agustin, Elvina Astria; Rizkiyah, Noor Annisa; Samsul Hadi
JFARM - Jurnal Farmasi Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fiddunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58794/jfarm.v2i2.679

Abstract

Nitric oxide (NO) adalah molekul kecil, dan dihasilkan dari asam amino L-arginine (L-Arg) oleh tiga enzim nitric oxide synthase (NOS). Kadar kecil NO didalam darah dikaitkan dengan hipertensi, impotensi, aterosklerosis, dan penyakit kardiovaskular, sedangkan kelebihan NO menyebabkan peradangan, artritis reumatoid, penyakit radang usus, diabetes tipe imun, stroke, kanker, trombosis, dan infeksi. Metode penelitian ini megggunakan metode docking dengan software Autodock vina model rigid docking. Sennyawa yang digunakan berasal dari Nephrolepis Cordifolia. Visulisasi data hasil doking menggunakan Dicovery studio. Analisis data menggunkaan kombinasi energi Gibbs dan terjadinyaikatan hirogen. Hasil diperoleh skor doking dari senyawa Nephrolepis cordifolia terhadap enzim Nitric Oxide Synthase. Energi gibs terendah diperoleh oleh senyawa β-sitosterol yaitu -9.4270 kcal/mole. Dan ikatan yang terbentuk adalah ikatan Hidrofob. Senyawa fern-9(11)-ene dan β-ionone adalah hidrofob. Oleanolic acid mampu membentuk ikatan hidrogen dengan residu Arg199 dan Met 120. Benzyl butyl phthalate membentuk ikatan hidrogen dengan CYS200 dan TRP372. Ligand native (omega-imidazolyl-decanoic acid) mampu membentuk ikatan hidrogen dengan Arg199 dan TYR 489.Kesimpulan senyawa yang berpotensi sebagai inhibitor nitric oxide synthaseadalah Oleanolic acid dan Benzyl butyl phthalate.