Studi ini bertujuan untuk mengatasi masalah dominasi metode ceramah interaktif yang belum efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis anak-anak di kelas 3 SDN 44 Ampenan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus yang bersifat kualitatif, di mana peneliti tidak melakukan tindakan atau intervensi langsung terhadap subjek penelitian. Studi kasus difokuskan pada pengamatan mendalam terhadap kondisi nyata yang terjadi di kelas III SDN 44 Ampenan, khususnya berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis siswa dan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru.Pendekatan ini bertujuan untuk memahami secara menyeluruh latar belakang, konteks, dan situasi pembelajaran yang menyebabkan rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dengan guru, serta analisis dokumen seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penelitian tidak mengintervensi proses pembelajaran, tetapi hanya mendeskripsikan dan menganalisis kondisi yang terjadi, serta memberikan alternatif solusi dalam bentuk saran atau rekomendasi pada bagian akhir. Dengan tidak adanya intervensi langsung, studi ini menekankan pentingnya analisis situasional untuk memahami permasalahan di lapangan secara kontekstual.Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dan metode diskusi kelompok sangat efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa di kelas 3 SD. Kedua pendekatan ini menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan interaktif, serta mendorong siswa untuk berpikir lebih mendalam dan kreatif, sehingga mereka terbiasa berpikir secara sistematis, logis, dan mandiri dalam menghadapi berbagai tantangan.