Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Formulasi dan Uji Efektivitas Sediaan Aromaterapi Minyak Atsiri Bunga Melati (Jasminum sambac) Sebagai Antidepresan pada Mencit Jantan Putih (Mus Musculus) Alifah, Dwi Yulianti; Siradjuddin, Mutmainnah; Idris, Zulfiah; Farid, Nurfiddin; Setiawan, Prayitno; Suhenro, Suhenro; Azima, Annisa
KUNIR: JURNAL FARMASI INDONESIA Vol 2 No 2 (2024): NOVEMBER
Publisher : Program Studi Farmasi (S-1), Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/kjfi.v2i2.633

Abstract

Depresi merupakan gangguan mental yang pada kondisi tertentu dapat menjadi kronis hingga berulang dan mampu mengganngu aktivitas seseorang dan paling parahnya dapat menyebabkan bunuh diri. PDSKJI pada tahun 2020 menyebutkan bahwa dari 2.364 responden di 34 provinsi yang ada di Indonesia, terdapat 67% mengalami depresi, 77% mengalami trauma psikologis serta sejumlah 49% responden mengalami depresi berat (berpikir tentang kematian). Bunga Melati merupakan bagian dari melati yang memiliki banyak manfaat selain sebagai antibakteri juga antidepresan karna mengandung banyak metabolit sekunder seperti flavonoid dan benzil asetat. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi aromaterapi dari minyak atsiri bunga melati (Jasminum sambac) dan untuk mengetahui apakah aromaterapi minyak atsiri bunga melati (Jasminum sambac) memiliki efek sebagai antidepresan pada mencit jantan putih (Mus musculus) serta konsentrasi paling efektif sebagai antidepresan pada mencit jantan putih (Mus musculus). metode destilasi digunakan untuk mengambil minyak atsiri bunga melati (Jasminum sambac). Formula aromaterapi yang telah dibuat dievaluasi terhadap sediaan, dan diuji efektivitas antidepresannya dengan metode force swimming test. Hasil penelitian pada pengujian evaluasi sediaan, uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji kejernihan dan uji iritasi sesuai dengan parameter sediaan aromaterapi dan memiliki efek sebagai antidepresan serta memiliki konsentrasi paling efektif pada konsentrasi 6%.
Dual effects of Camellia sinensis and Andrographis paniculata on hyperglycemia and infection in Drosophila Nainu, Firzan; Sartini, Sartini; Subehan, Subehan; Sari, Dwi K.; Bahar, Muhammad A.; Mudjahid, Mukarram; Latada, Nadila P.; Asbah, Asbah; Hardiyanti, Widya; Pratama, Muhammad R.; Suhenro, Suhenro
Narra J Vol. 5 No. 1 (2025): April 2025
Publisher : Narra Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52225/narra.v5i1.1972

Abstract

The coexistence of hyperglycemia and infectious diseases represents a critical global health challenge, particularly in resource-limited settings where it amplifies disease severity and complicates treatment approaches. Medicinal plants such as Camellia sinensis and Andrographis paniculata have gained recognition for their antioxidant, anti-inflammatory, and antimicrobial properties, making them promising candidates for addressing this double health burden. The aim of this study was to establish a preclinical model of hyperglycemia and infection (HI model) using Drosophila melanogaster and to investigate the therapeutic potential of C. sinensis and A. paniculata extracts in alleviating the burden associated with the HI condition. In this study, the HI model was established by simultaneously exposing D. melanogaster larvae to a high-concentration sucrose solution and Staphylococcus aureus for 24 hours. The larvae were then transferred to a high-sucrose diet supplemented with C. sinensis or A. paniculata extracts. Survival assays and molecular analyses were subsequently performed to evaluate the outcomes. Our findings revealed that the combination of hyperglycemia and infection significantly reduced survival rates in the Drosophila model. However, treatment with 1.25% C. sinensis and A. paniculata extracts notably improved survival, attributed to their antibacterial activity and regulation of key molecular pathways involved in immune responses, metabolic balance, and endogenous antioxidant defenses. These findings validate the utility of D. melanogaster as a model organism for investigating the double burden of HI. Furthermore, the study offers compelling evidence of the dual therapeutic potential of C. sinensis and A. paniculata in mitigating the detrimental effects of this condition. Overall, this research underscores the significant promise of plant-derived compounds in managing HI and paves the way for future studies to explore their underlying mechanisms and potential clinical applications.
Uji Aktivitas Serum Ekstrak Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes Suhenro, Suhenro; Sukara, Muhammad Akmal A.; Setiawan, Prayitno; Saputro, Syaifullah; Ikhsan, Mifta Khaerati; Musdar, Tamzil Azizi
Jurnal Promotif Preventif Vol 7 No 3 (2024): Juni 2024: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v7i3.1308

Abstract

Kulit bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu bahan alam yang kaya senyawa bioaktif seperti flavonoid, saponin dan tanin yang berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan serum sebagai antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Metode penelitian yang digunakan yaitu experimental di laboratorium, dengan membuat sediaan serum dari ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) dengan variasi konsentrasi 4%, 8%, dan 12% dan menguji aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes dengan metode cakram. Hasil formula serum menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan sebelum dan sesudah cycling test baik pada pengujian organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, maupun kelembaban, dimana tiap formula masih memenuhi range normal sediaan serum. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.) pada konsentrasi 4%, 8% dan 12% dapat menghambat bakteri Propionibacterium acnes dengan diameter zona hambat berturut-turut sebesar 11,5 mm, 15,3 mm dan 18,6 mm.