Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pemberdayaan Pondok Pesantren Auladul As’adiyah Ajangmatekko dalam Kemandirian Perekonomian melalui Budidaya Kelor Lisma; Irma Ayu Kartika Dewi
Risâlah Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 10 No. 4 (2024)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v10i4.1671

Abstract

Budidaya tanaman kelor yang dilaksankan di pesantren Auladul Asadiyah merupakan kegiatan positif yang dapat memiliki jangka panjang, dimana daun kelor dapat di produksi ke berbagai produk seperti untuk obat atau tepung daun kelor pada pembuatan kue. Metode yang digunakan yaitu metode ABCD (Asset Based Community Development). ABCD merupakan suatu pendampingan dengan pengutamaan pemanfaatan potensi dan asset daerah yang dapat dikelola oleh masyarakat maupun individu dengan berbagai keterampilan yang dimiliki dengan tujuan pengembangan dan pembangunan di masa yang akan datang. Melalui pendampingan tersebut dilakukan hingga terwujudnya kemandirian perekonomian di pesantren Auladul As’adiyah melalui usaha budidaya tanaman kelor.
Pelatihan Pembentukan Karakter Peserta Didik dalam Menumbuhkan Sikap Percaya Diri Muhammad, Fadhil; Mawarwati; Muhammad Adnan; Lisma
Bersama : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025): Bersama : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : CV. Doki Course and Training

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61994/bersama.v3i2.969

Abstract

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dilaksanakan dengan tujuan utama untuk memberikan pelatihan pembentukan karakter kepada siswa di SDN No. 49 Inpres Pasangrahan, yang terletak di Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Latar belakang kegiatan ini berangkat dari pentingnya penanaman nilai-nilai karakter sejak usia dini, terutama dalam lingkungan sekolah dasar, yang merupakan fondasi awal pembentukan kepribadian anak. Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan sikap positif, seperti tanggung jawab, disiplin, kejujuran, kerja sama, dan rasa hormat terhadap sesama. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam beberapa metode, meliputi ceramah, diskusi interaktif, serta pelatihan langsung. Materi yang diberikan terdiri dari tiga komponen utama, yaitu: (1) pembekalan materi tentang pentingnya pembentukan karakter dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari siswa, (2) sesi tanya jawab sebagai sarana interaksi dan pendalaman materi antara pemateri dan guru, serta (3) pelatihan khusus bagi guru agar mampu membimbing dan membina siswa secara konsisten dalam proses pembentukan karakter. Selama pelaksanaan kegiatan, antusiasme siswa dan guru menunjukkan respons yang sangat positif. Guru-guru menyatakan bahwa pelatihan ini memberikan wawasan baru dalam menerapkan pendekatan yang lebih efektif dalam mendidik karakter siswa. Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik, seperti peningkatan rasa kepercayaan diri. Secara keseluruhan, kegiatan pengabdian ini dapat disimpulkan telah berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Pelatihan pembentukan karakter ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi siswa, tetapi juga memperkuat peran guru sebagai pendidik dalam membina karakter generasi muda di lingkungan sekolah dasar.
Meningkatkan Kreativitas Usaha Sablon Baju DTF Muh. Farid Ammar; Lisma; Nur Syamsi; Atmayani; Irfan; Muh. Ari Rusdianto; Sapar; Ahmad, Arya
ULINA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2024): Juli
Publisher : Universitas Mandiri Bina Prestasi (UMBP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58918/ulina.v2i2.244

Abstract

Teknik cetak sablon pada kaus yang paling banyak digunakan saat ini adalah direct to film (DTF). Kaus sablon dapat menjadi sarana untuk membagikan identitas, pengetahuan, dan budaya dengan cara yang unik serta menarik. Berdasarkan data analitik Google Trends pada 16 Juli 2017-16 Juli 2022 dengan perbandingan kata kunci Betawi, Jawa, Sunda, dan Bali menunjukkan minat untuk kata kunci Betawi hanya sebesar 7%. Dengan demikian minat terhadap budaya Betawi yang relatif rendah menarik untuk diimplementasikan pada kaus sablon dengan metode direct to film (DTF). Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui bagaimana desain ilustrasi budaya di indonesia dan implementasi teknik cetak sablon yang tepat dengan menggunakan metode DTF pada kaos. Kaos selain menjadi pelindung dan penutup tubuh, dapat menjadi media untuk menunjukkan eksistensi diri dan media informasi tercetak berupa gambar atau teks pada kaus yang biasanya disebut sablon. Penulis melakukan pengumpulan data dengan observasi, studi pustaka, metode survei dan wawancara, serta metode pengujian. Pengujian dilakukan dengan 3 sampel kaus sablon menggunakan 2 parameter pengaturan cetak yang telah ditentukan. Perbedaan hasil warna cetak kaos sablon dihitung dengan menggunakan rumus L*a*b (?E). Washing test juga dilakukan untuk menguji daya tahan pada sampel kaus sablon tersebut. Kesimpulannya dari ketiga sampel tersebut warna yang dihasilkan teknik cetak sablon metode DTF berbeda dibandingkan dengan warna desain digital dan daya tahannya tidak berkurang setelah dilakukan washing test.
SEMINAR LITERASI SEBAGAI MEDIA PENGENALAN KURIKULUM SASTRA MASUK SEKOLAH Mayong; Muhammad Alfian Tuflih; Lisma; Anisa Nur Andini; Melisa Pagasing
PEDAMAS (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) Vol. 2 No. 03 (2024): MEI 2024
Publisher : MEDIA INOVASI PENDIDIKAN DAN PUBLIKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seminar Literasi menjadi wadah pembelajaran bagi siswa dan Mahasiswa Sastra Indonesia dan menjadi tempat merumuskan dan membahas isu- isu kesusastraan. Literasi memiliki berbagai makna tergantung pada konteksnya. Secara umum, literasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, dan memahami teks. Literasi digital merupakan kebutuhan mendesak untuk segera dipenuhi yang kemudian disinergikan dengan pelatiha. Melalui pendidikan dan literasi menjadi fokus utama dalam perkembangan masyarakat dan negara, perluasan literasi dalam konteks global ini terus berkembang, agar dapat mengurangi tingkat buta huruf di berbagai negara. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membawa tangtangan dan peluang besar dalam literasi, menciptakan digital sebagai konsep yang sangat penting. Literasi digital melibatkan keterampilan membaca, menulis, dan berpartisipasi dalam dunia digital. Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah pendekatan informasional, ini memberikan gambaran yang jelas tentang tujuan utama kegiatan, yaitu meningkatkan minat literasi siswa, mengembangkan kreativitas dan keterampilan berpikir kritis, mempererat, dan meningkatkan keterampilan komunikasi.
The Implementation of the Policy on Strengthening Cultural Values and Local Wisdom in Elementary Schools Suardin; Manan; Lisma
International Journal of Learning Reformation in Elementary Education Vol. 4 No. 03 (2025): Forthcoming Issue - International Journal of Learning Reformation in Elementar
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56741/ijlree.v4i03.1142

Abstract

Technological advances in the era of globalization have caused a shift in social values, which has the potential to reduce the younger generation's understanding and appreciation of their cultural heritage. In response to this situation, the Baubau City Government has established policies, but elementary school students' awareness and understanding of preserving Buton's cultural values and local wisdom are still minimal. This study comprehensively examines the implementation of policies to strengthen cultural values and local wisdom in elementary schools in Baubau City, using a qualitative approach with a case study method. Data was obtained through observation, in-depth interviews, and documentation at three elementary schools. The data shows that the policy has been integrated into intracurricular and extracurricular activities and the creation of school culture through the instillation of discipline and school rules, with several obstacles found, including limited resources and suboptimal monitoring, evaluation, and accountability. These findings provide effective input for the formulation of policies and guidelines for the sustainable implementation of strengthening Buton’s cultural values and local wisdom.