Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

MIGRASI DAN PERUBAHAN PEKERJAAN DARI PETANI KE NELAYAN ( KASUS MIGRASI LOKAL DI PANTAI GESING DESA GIRIKARTO KECAMATAN PANGGANG KABUPATEN GUNUNGKIDUL) Sapar,
Pendidikan Geografi Vol 9, No 17 (2010)
Publisher : Pendidikan Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

<!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Verdana; panose-1:2 11 6 4 3 5 4 4 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1593833729 1073750107 16 0 415 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:9.0pt; font-family:"Verdana","sans-serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:SV;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt;} @page WordSection1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.WordSection1 {page:WordSection1;} --> ABSTRAK : Migrasi penduduk Desa Girikarto dari wilayah pedalaman yang memiliki kondisi lingkungan alam kritis menuju ke lokasi baru yang memiliki peluang untuk memperoleh pekerjaan yang lebih menjanjikan hasilnya yaitu Pantai Gesing di desa Girikarto Kecamatan Panggang Kabupaten Gunung Kidul.. Migrasi penduduk itu bertujuan untuk merubah lapangan pekerjaan dari petani menjadi nelayan. Dipilinya Pantai Gesing karena alasan dekat tempat asal, tersedia rumah dan paralatan bagi nelayan, adanya jaminan kebutuhan hidup selama 6 bulan. Permasalahan dalam melaksanakan perubahan pekerjaan menjadi nelayan adalah alasan memilih bermigrasi ke pantai Gesing, alasan perubahan pekerjaan menjadi nelayan, proses perubahan menjadi nelayan dan pendatan mereka. Penelitian dilkukan di Pantai Gesing. Populasi para migran 50 kepala keluarga (kk), tetapi yang nyata hanya ada 42 kk sehingga dipakai sebagai respponden semua. Pengumpulan data dengan wawancara untuk mengumpulakan tentang alasan memilih bermigrasi ke Pantai Gesing, alasan memilih menjadi nelayan, Proses perubahan pekerjaan menjadi nelayandan pendapatan mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan memilih Pantai Gesing sebagai lokasi bermigrasi semua migran  menyatakan bahwa dekat dengan tempat asal, mendapat rumah dan paralatan baginelayan,jaminan kebutuhab hidup selama 6 bulan. Alasan berpindah menjadi nelayan karena (100%) hasil pertanian rendah, (100%) dekat tempat asal, (83%) usia muda, !100%) waktu luang banyak, (76%) hasil tangkapan banyak. Proses perubahan menjadi nelayan (78,5%) melalui kegiatan antara dan (21,5%) tidak melalui kegiatan antara. Kondisi sosial ekonomi para migran menunjukkan bahwa (57,15% ) nelayan berusia muda, (61,91%) berpendidikan SD, (83,33%) memiliki pengalaman melaut < 5tahun, dan (66,66%) memiliki tanggungan keluarga antara 4 – 5 jiwa.Di tinjau dari aspek ekonomi yaitu pendapatan mereka pada musim panen ikan (80,96%) memperoleh pendapatan  yang cukup atau sedang yaitu antara Rp.750.000 – 1.500.000 perbulan.sedangkan pada musim paceklik (78,57$) memperoleh pendapatan rendah yaitu , Rp.750.000 per bulan.
Pengolahan Cabai Merah Besar Menjadi Selai icha; Rivaldi; Aqiedatul Izzah; Muh. Syafi’i Ma’arif; Aisyah Nur Sabina1; Rizky; Sapar
Vivabio: Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol. 5 No. 1 (2023): VIVABIO:Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/vivabio.v5i1.48662

Abstract

Processing large red peppers into jam. The purpose of the student-entrepreneurship creativity program (PKM-K) is to motivate students to become entrepreneurs in the use of agricultural products which are the main source of Indonesian income. Red chili (Capsicum annum, L) is one of the horticultural plants that has a fairly high economic value and rich in nutrients. The methods of implementing this program are input, process (production), output, and evaluation. The result of the program is input, conducting market surveys to find out market conditions. Next is a feasibility study of the business to be carried out. The last stage is the selection of materials and the provision of premises as well as facilities and infrastructure to support the production process. Process (production), the process of processing large red chili into jam starting from the preparation of ingredients and tools until the processed products in packaging are ready to be marketed. Output, which is a jam product in a jar size of approximately 100 grams that is ready to be used and marketed to consumers. The last is evaluation, at this stage, we will review what shortcomings make consumers dislike the taste or durability of jam when consuming our products. The conclusion of the PKM-K program is that big red chili, which is usually only used as a spice in the main food, can also be another product as a snack, and students learn entrepreneurship by utilizing agricultural products which are a milestone in the Indonesian economy. ABSTRAK Mengolah cabe merah besar menjadi selai. Tujuan program kreativitas mahasiswa-kewirausahaan (PKM-K) adalah memangkitkan motivasi mahasiswa untuk berwirausaha dalam pemanfaatan hasil tani yang menjadi sumber utama pendapatan Indonesia. Cabai merah (Capsicum annum,L) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan kaya akan gizi. Metode pelaksanaan program ini adalah input, proses (produksi), output, dan evaluasi. Hasil program ini adalah input, melakukan survei pasar untuk mengetahui kondisi pasar. Selanjutnya adalah studi kelayakan terhadap usaha yang akan dijalankan. Tahap terakhir adalah pemilihan bahan dan penyediaan tempat serta sarana dan prasarana untuk menunjang proses produksi. Proses (produksi), proses pengolahan cabai merah besar menjadi selai mulai dari persiapan bahan dan alat sampai hasil olahan dalam kemasan siap dipasarkan. Output, yaitu produk selai dalam kemasan toples ukuran kurang lebih 100 g yang siap digunakan dan dipasarkan kepada konsumen. Yang terakhir adalah evaluasi, yaitu tahapan untuk meninjau tentang kekurangan-kekurangan apa saja yang membuat konsumen tidak menyukai cita rasa maupun ketahanan selai saat mengkonsumsi produk kami. Kesimpulan program PKM-K adalah bahwa cabai merah besar yang biasanya hanya digunakan sebagai rempah pada makanan utama, bisa juga menjadi produk lain sebagai cemilan, dan Mahasiswa belajar berwirausaha dengan pemanfaatan hasil tani yang menjadi tonggak ekonomi Indonesia.  
PENERAPAN METODE SOSIODRAMA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 19 TANJUNG JABUNG TIMUR Sapar
Al-Qalam: Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Vol. 2 No. 1 (2023): Januari - Juni 2023
Publisher : MGMP PAI SMP Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61816/jaq.v2i1.41

Abstract

Banyak metode yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran kurikulum tingkat SMP, salah satu metode yang dapat digunakan dalam menunjang dan meningkatkan kecerdasan emosional siswa dalam pembelajaran SMP khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah metode Sosiodrama. Karena proses belajar dengan menggunakan metode Sosiodrama sangat kuat kandungan emosinya dan informasi yang didapat akan masuk kedalam memori jangka panjang siswa. Serta mampu menumbuhkan rasa percaya diri dan dapat bertanggung jawab terhadap tugas masing-masing individu. Salah satu metode yang signifikan untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah Metode Sosiodrama. Mutu pendidikan dapat terwujud apabila proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif, artinya dapat berlangsung secara lancar, terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Mengemukakan berbagai kriteria proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Penjualan Gabin Fla Susu Menggunakan Website Mujur; Dhera, Alya; Arifin, Arfanita Indriyani; Nurmia; Gemayel, Amin Bintang; Sapar
AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): AUGUST 2024
Publisher : Divisi Riset, Lembaga Mitra Solusi Teknologi Informasi (L-MSTI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59431/ajad.v4i2.338

Abstract

Utilizing a website in selling creative food products can arouse the interest of potential buyers in the buying and selling process because the quality and trustworthiness of the products sold is guaranteed, gabin biscuits are the basic ingredient and flan is the filling and the sales instrument via the website adds to the impression of modernizing MSMEs in order to create advanced MSMEs for Indonesia. This Gabin Fla product also adds value to students' creativity because it is almost impossible to find this product in grocery stores or supermarkets in the Palopo area. The methods for implementing this program are input, process (production), output, and evaluation. The results of this program are input, conducting market surveys to determine market conditions. Next is a feasibility study of the business to be run. The final stage is selecting materials and providing a place as well as facilities and infrastructure to support the production process. Process (production), the process of making gabin fla starts from the preparation of materials and tools until the milk gabin fla is ready to be marketed. Output, namely the creative result of milk gabin fla which is ready to be consumed and marketed to consumers. The final one is evaluation, namely this stage is carried out when the production of milk gabin fla products has been completed. At this stage we will review what shortcomings make consumers dissatisfied with consuming our products. Conclusion: selling gabin fla using this website which has sales value can provide skills to students to remain innovative and creative in processing traditional snacks by innovating with websites, providing opportunities for students to practice entrepreneurship with a comprehensive, modern understanding of entrepreneurial concepts, and building student enthusiasm for keep doing business.
Pembuatan Pin Gantungan Kunci untuk Meningkatkan Kreatifitas Mahasiswa Rahma; Ikbal; Rahmat, Sahbuddin; Milani, Agus; Sapar
Jurnal Pengabdian Nasional (JPN) Indonesia Vol. 5 No. 2 (2024): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STMIK Indonesia Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/jpni.v5i2.889

Abstract

Utilizing used goods into creative key chain products with selling value is an effort to enhance student creativity. The student-entrepreneurship creativity program (PKM-K) aims to motivate students to become entrepreneurs by processing used goods into marketable key chain products. Key chains are useful for holding keys to prevent them from getting lost. This product also enhances the creative value for entrepreneurs and attracts consumers. The program implementation methods include input, process (production), output, and evaluation. The input stage involves market surveys and feasibility studies, while the process stage involves the production of key chains from material preparation to marketing. The evaluation stage assesses product deficiencies and areas for improvement. The PKM-K program concludes that transforming used goods into marketable key chain products equips students with innovative and creative skills, provides entrepreneurship practice opportunities, and fosters a comprehensive understanding of entrepreneurial concepts.
Pemanfaatan Usaha Jasa Jahit Jilbab dan Aksesoris Kain Dari Sisa Kain Perca dalam Mengurangi Limbah Kain Nurul Alfira Sari; Muhammad Kurniawan; Ade Qamariah; Kia Putri Wardani; Awaluddin Passangga; Sapar
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 5 No. 4 (2024)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v5i4.1735

Abstract

Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K) difokuskan pada pengembangan usaha jasa jahit jilbab dan aksesoris dari kain perca, mendorong mahasiswa untuk berinovasi dan berwirausaha dalam industri fashion. Program ini tidak hanya mengadopsi motif-motif budaya lokal yang sesuai dengan ajaran Islam tetapi juga menciptakan produk yang ekonomis dan menarik secara visual. Hasil program yaitu input, melakukan survei pasar untuk mengetahui kondisi pasar. Selanjutnya adalah studi kelayakan terhadap usaha yang akan dijalankan. Tahap terakhir adalah pemilihan bahan dan penyediaan tempat serta sarana dan prasarana untuk menunjang proses produksi. Proses (produksi), proses pembuatan jilbab dan aksesoris kain mulai dari persiapan bahan dan alat sampai jilbab dan aksesoris kain siap dipasarkan. Output, yaitu hasil kreatifitas jilbab dan aksesoris kain yang siap dipasarkan kepada konsumen. Yang terakhir adalah evaluasi, tahapan ini dilaksanakan pada saat produksi jasa jahit jilbab dan aksesoris kain telah selesai dilakukan. Kesimpulannya, PKM-K berhasil mengintegrasikan konsep kewirausahaan dengan praktik yang memungkinkan mahasiswa memanfaatkan sisa material untuk produk yang berdaya jual tinggi.
KERUPUK NASI GURIH DAN SEHAT UNTUK BERBAGAI KALANGAN Nur Alya Ramadani; Kumala Sari, Riska; Andri; Dion Praja; Tilka; Sapar
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 14 No 1 (2024): Juli 2024
Publisher : LPPM UNINUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30999/jpkm.v14i1.3088

Abstract

Utilizing rice crackers to become a healthy food product that is highly nutritious and has marketable value, the aim of the student-entrepreneurship creativity program (PKM-K) is to raise students' motivation to become entrepreneurs in processing rice crackers into healthy food products that are nutritious and have sales value. Consuming yogurt is very useful for health, and strengthening bones and teeth, the methods for implementing this program are input, process (production), output, and evaluation. The results of this program are input, conducting market surveys to determine market conditions. Next is a feasibility study of the business that will be run. The final stage is selecting materials and providing a place as well as facilities and infrastructure to support the production process. Process (production), is the process of making rice crackers starting from preparing the ingredients and tools until the rice crackers are ready to be marketed. Output, namely the results of rice crackers that are ready to be consumed and marketed to consumers. The final one is evaluation, namely this stage is carried out when the production of rice crackers has been completed. At this stage, we will review what shortcomings make consumers dissatisfied with consuming our products. The PKM-K program concludes that the use of rice crackers in healthy food products that are highly nutritious and have marketable value can provide students with the skills to remain innovative and creative in managing healthy drinks. Keywords: Healthy, Rice Crackers, Nutritious.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAPEL PAI TENTANG PERTUMBUHAN ILMU MASA BANI ABASIYAH DENGAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER DI KELAS VIII.B SMPN 19 TANJUNG JABUNG TIMUR Sapar
Al-Qalam: Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Vol. 3 No. 1 (2024): Januari - Juni 2024
Publisher : MGMP PAI SMP Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61816/jaq.v3i1.74

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI materi Pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah melalui metode numbered head together (NHT) pada peserta didik kelas VIII/b SMP Negeri 19 Tanjung Jabung Timur tahun pelajaran 2021/2022. Peserta didik kelas VIII/b SMP Negeri 19 Tanjung Jabung Timur banyak yang masih dibawah standar ketuntasan belajar minimum (KBM) yang ditetapkan yaitu 75, dari hasil belajar 26 siswa terdapat 12 siswa yang tuntas diatas nilai 75 dan 14 siswa dibawah nilai 75. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan/tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu observasi, tes tertulis, dan dokumentasi. Tes Tertulis digunakan untuk mengetahui peningkatan hasilbelajar speserta didik dalam penerapan metode Numbered Head Together (NHT) pada mata pelajaran PAI materi pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyyah. Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas peserta didik dan guru pada saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan dokumentasi digunakan sebagai bukti bahwa penelitian benar-benar dilakukan, dokumentasi berupa foto kegiatan penelitian serta hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian dengan menerapkan metode Numbered Head Together (NHT) menunjukkan bahwa minat belajar dan keaktifan peserta didik meningkat yang pada akhirnya mendorong hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan dalam pembelajaran, dengan hasil sebagai berikut: Hasil belajar pada siklus I sebanyak 20 dari 26 siswa telah tuntas KKM dengan rata-rata 78,50 dan persentase 77%, dan meningkat pada siklus II sebanyak 22 dari 26 siswa tuntas KKM dengan rata-rata 84,4 dan persentase 87%. Hal ini membuktikan bahwa metode Numbered Hed Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII/b di SMP Negeri 19 Tanjung Jabung Timur.
Pemanfaatan Kardus menjadi Kotak Tissue yang Mempunyai Nilai Seni yang Tinggi Arnaya; Umra; Nur Ainun; Karmila Anwar; Sapar; Ilham Tahier; Ratna Wati
Jurnal Ilmiah Pengabdian dan Inovasi Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Pengabdian dan Inovasi (September)
Publisher : Insan Kreasi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57248/jilpi.v2i1.210

Abstract

A tissue box is a must have on coffee tables and kitchens. This will make it easier to find tissues. Utilization of used cardboard as a basic material for making tissue boxes that are widely used by the community by creating goods made from used cardboard into items that have a selling price value. So that the cardboard is not thrown away. Therefore, by making our own modern tissue box, we can save costs. Because it can be made using unused materials. The method used in carrying out this business activity is based on input, process, output (product), and evaluation. The product made in this student creativity program is a Tissue Box which is very useful as an interior. This product is safe to use for a long time.
Pembuatan Lilin Pengharum Ruangan Aroma Terapi dari sabun yang Bernilai Ekonomis Masriadi; Maharani; Musalas Fatih; Sapar; Ilham Taheir; Ratna
Jurnal Ilmiah Pengabdian dan Inovasi Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Pengabdian dan Inovasi (September)
Publisher : Insan Kreasi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57248/jilpi.v2i1.218

Abstract

Making Aromatherapy Candles from Economically Valued Soap. The purpose of the student creativity program – entrepreneurship (PKM-K) The use of soap as a room freshener candle that has economic value is to provide innovative and creative ideas for improvement. Implementation methods used are input, process (production), output, and evaluation. The results of this program are input, conducting market surveys to determine market conditions. Next is a feasibility study of the business to be run. The last stage is the selection of materials and the provision of places as well as facilities and infrastructure to support the production process. Process (production), the process of making Air Freshener Candles starting from the preparation of materials and tools until the Air Freshener Candles are ready to be marketed. Output, namely the handicrafts made of Air Freshener Candles that are ready to be used and marketed to consumers. The last is evaluation, that is, this stage is carried out when product production has been completed. At this stage, we will review any deficiencies that make consumers uncomfortable using our products. The conclusion of the PKM-K program is Aromatherapy Room Fragrance Candles from Economically Valued Soap which presumably can create business opportunities for students.