Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Process Of Rainfall From The Perspective Of Tafsir Ilmi By The Kemenag RI And Science Fatnur, M. Ardi; Achmad Abu Bakar; Muhammad Irham; Dina Arbiyah
ARRUS Journal of Social Sciences and Humanities Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : PT ARRUS Intelektual Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35877/soshum3477

Abstract

This study discusses the process of rainfall from the perspective of Tafsir Ilmi by the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia (Kemenag RI) and its scientific implications. Introduction highlights the crucial role of rain in maintaining ecosystem balance and supporting life on Earth, serving as a primary source of clean water for various human activities, from dally consumption to agriculture. Without rain, life on this planet would be threatened, as water is essential for all living beings. Rain not only provides the necessary moisture for plant growth but also contributes to the replenishment of groundwater and surface water resources while regulating climate and temperature. Method involves a qualitative descriptive approach based on literature review, collecting data from primary sources such as Tafsir Ilmi Kemenag RI and secondary sources like books and scientific articles discussing the water cycle and relevant Quranic verses. Results and Discussion reveal that the process of rainfall involves three main stages: evaporation, condensation, and precipitation, which can be explained both scientifically and through Quranic teachings. Verses such as QS. An-Nur (24:43) and QS. Ar-Rum (30:48) illustrate how Allah directs clouds and utilizes wind to create rain, emphasizing the harmony between natural laws and divine will. Conclusion asserts that Tafsir Ilmi Kemenag RI plays a vital role in bridging the understanding between science and religion, allowing society to appreciate rain not just as a physical phenomenon but also as a manifestation of God's mercy that should be valued and
Al-Qur’an dan Hak Milik: Perspektif Kepemilikan Individu dan Sosial Rahmat; Achmad Abu bakar; Rahmi Damis
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 8 No. 2 (2024): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the concept of property rights in the Qur'an through the perspective of individual and social ownership. The type of research used is qualitative which adopts thelibrary research method. The results show that property rights are the authority given to a person to own, manage, and utilize property with the freedom regulated by sharia. Allah established property rights as a means to fulfill the personal and social needs of humans collectively. True ownership (hakiki) belongs to Allah as the Creator and Ruler of all things, while humans only have majazi rights, namely as managers who are given the mandate to utilize property according to His will. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep hak milik dalam al-Qur’an melalui prespektif kepemilikan individu dan sosial. Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif yang mengadopsi metode penelitian kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hak milik merupakan kewenangan yang diberikan kepada seseorang untuk memiliki, mengelola, dan memanfaatkan harta benda dengan kebebasan yang diatur oleh syariat. Allah menetapkan hak milik sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial manusia secara kolektif. Kepemilikan sejati (hakiki) adalah milik Allah sebagai Pencipta dan Pengatur segala sesuatu, sementara manusia hanya memiliki hak majazi, yakni sebagai pengelola yang diberi amanah untuk memanfaatkan harta sesuai kehendak-Nya.
Al-Qur’an dan Hak Milik: Perspektif Kepemilikan Individu dan Sosial Rahmat; Achmad Abu bakar; Rahmi Damis
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 8 No. 2 (2024): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the concept of property rights in the Qur'an through the perspective of individual and social ownership. The type of research used is qualitative which adopts thelibrary research method. The results show that property rights are the authority given to a person to own, manage, and utilize property with the freedom regulated by sharia. Allah established property rights as a means to fulfill the personal and social needs of humans collectively. True ownership (hakiki) belongs to Allah as the Creator and Ruler of all things, while humans only have majazi rights, namely as managers who are given the mandate to utilize property according to His will. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep hak milik dalam al-Qur’an melalui prespektif kepemilikan individu dan sosial. Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif yang mengadopsi metode penelitian kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hak milik merupakan kewenangan yang diberikan kepada seseorang untuk memiliki, mengelola, dan memanfaatkan harta benda dengan kebebasan yang diatur oleh syariat. Allah menetapkan hak milik sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial manusia secara kolektif. Kepemilikan sejati (hakiki) adalah milik Allah sebagai Pencipta dan Pengatur segala sesuatu, sementara manusia hanya memiliki hak majazi, yakni sebagai pengelola yang diberi amanah untuk memanfaatkan harta sesuai kehendak-Nya.
MUSYAWARAH DALAM ISLAM: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI ILAHIYAH DI KEHIDUPAN MODERN Kuswiyanto; Achmad Abu Bakar
Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir Vol 10 No 1 (2025): Jurnal Al-Mubarak
Publisher : LP2M IAIM Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-mubarak.v10i1.3329

Abstract

Musyawarah merupakan salah satu ajaran fundamental dalam Islam yang memiliki relevansi tinggi di berbagai aspek kehidupan modern. Prinsip ini didasarkan pada Al-Qur'an dan Sunnah, yang menekankan pentingnya dialog, penghormatan terhadap pendapat, dan pengambilan keputusan kolektif untuk mencapai kemaslahatan bersama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi nilai-nilai musyawarah dalam kehidupan modern, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun organisasi. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini menggali berbagai bentuk penerapan musyawarah dalam menyelesaikan konflik, pengambilan keputusan strategis, dan pengelolaan kepemimpinan di era modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai ilahiyah dalam musyawarah, seperti kejujuran, keterbukaan, keadilan, dan penghormatan terhadap keberagaman, mampu menjadi solusi efektif dalam menghadapi tantangan zaman, termasuk konflik sosial, ketimpangan kekuasaan, dan krisis moral. Implementasi musyawarah dalam keluarga menghasilkan keharmonisan hubungan, sementara di tingkat organisasi mampu meningkatkan produktivitas dan partisipasi aktif para anggota. Dalam masyarakat, musyawarah menjadi sarana untuk membangun solidaritas dan kesepakatan dalam mengatasi berbagai permasalahan kolektif. Namun, terdapat tantangan dalam penerapan musyawarah, seperti dominasi kelompok tertentu, kurangnya kesadaran partisipasi, dan pengaruh budaya individualistik yang semakin kuat. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa musyawarah tidak hanya menjadi nilai spiritual, tetapi juga instrumen praktis dalam menciptakan kehidupan yang harmonis, adil, dan berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan upaya penguatan pendidikan nilai-nilai musyawarah di berbagai lini kehidupan. Kata Kunci: Musyawarah, Islam, Nilai Ilahiyah, Kehidupan Modern, Keputusan Kolektif, Solidaritas Sosial
Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Mempelajari Ayat-Ayat Muhkam dan Mutasyabih Dalam Al-Qur’an Ahmad Ramadhan; Achmad Abu Bakar; Hamka Ilyas
PESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora Vol. 4 No. 2: Februari 2025
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/peshum.v4i2.7716

Abstract

Salah satu pokok pembahasan yang penting dan kontroversial sepanjang sejarah dalam kajian Ulumul Quran adalah masalah Muhkam dan Mutasyabih. Hal ini dilatar belakangi oleh pendapat ulama tentang adanya atau tiada ayat muhkam dan mutasyabih dalam al-Quran.Dalam Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang nilai-nilai pendidikan adanya ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat dalam al-Qur’an. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dimana penulis berusaha menemukan, menyusun dan menganalisis berbagai informasi melalui berbagai sumber terkait. Maka adanya ayat-ayat muhkamat, dapat memudahkan bagi manusia mengetahui arti dan maksudnya. Juga memudahkan bagi mereka dalam menghayati makna maksudnya agar mudah mengamalkan pelaksanaan ajaran-ajarannya. Serta mendorong umat untuk giat memahami, menghayati, dan mengamalkan isi kandungan al-Quran, karena lafal ayat-ayatnya telah mudah diketahui, gampang dipahami, dan jelas pula untuk diamalkan. Begitu juga dengan adanya ayat-ayat mutasyabihat, membuktikan kelemahan dan kebodohan manusia. Sebesar apapun usaha dan persiapan manusia, masih ada kekurangan dan kelemahannya. Hal tersebut menunjukkan betapa besar kekuasaan Allah Swt. dan kekuasaan ilmu-Nya yang Maha Mengetahui. Ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat adalah dua hal yang saling melengkapi dalam al-Qur‟an. Terdapat nilai-nilai pendidikan yang tidak terkira di dalam keduanya. Karena itu, mempelajari keduanya, sama halnya mempelajari hikmah dari penurunan al-Qur’an itu sendiri.