Rahmi Damis
قسم العقیدة والفلسفة بجامعة علاء الدین ماكاسار

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA AJARAN CINTA DALAM TASAWUF Damis, Rahmi
Al-Ulum Vol 14, No 1 (2014): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.54 KB)

Abstract

Ajaran cinta dalam tasawuf menurut mahasiswa, terdapat nilai-nilai pendidikan karaktek.  Wujud cinta  menjadikan seseorang berakhlakul karimah yang senantiasa menginginkan kedamaian, sehingga dalam setiap ucapan dan tingkah laku selalu menyenangkan orang, ikhlas, adil dan jujur.  Terhadap cara yang ditempuh dalam mencapai cinta menunjukkan nilai-nilai pendidikan karakter secara keseluruhan, karena diawali dengan pembersihan diri dari segala bentuk dosa dan sifat-sifat buruk, kemudian pengisian diri dengan perbuatan dan sifat-sifat baik, seperti, kasih sayang, sabar dan toleransi.  Manfaat yang diperoleh dari konsep cinta menunjukkan nilai-nilai pendidikan karakter karena dapat melahirkan sikap empati, tolong menolong terhadap sesama, keharmonisan dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.  ----------------------Students consider that teaching of love in tasawuf consists of great values of educational character.  The teaching of love itself stimulates good character as manifested in the willingness to live in peace which in turn enable to guide one to exercise good speech and deeds that could make other people feel happy,sincere, fair, and honest.On the basis of this reliance, one should realize that love could only be reached by implementing systematic character education because started from purifying self from any sinful deeds and then followed by fulfilling self with good deeds, such as love, patience, and tolerance.  The benefit that can be acquired from the concept of love are empathy as well as mutual help among people, harmonious and peaceful life as member of community as well as nation.
PERAN SOSIAL POLITIK PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM Damis, Rahmi
Sipakalebbi Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Sipakalebbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.253 KB)

Abstract

  According to chapter 65 (1) of Indonesian regulation, the proportion of women’s representatives for political parties must be about 30% from the total candidates of2004-2009 general election. However, community is still reluctant to appoint women if there is man. This article describes social roles for women particularly their strategic participation in politic based on Islam. Keterwakilan perempuan sesuai pasal 65 ayat 1 dalam Undang-Undang tersebut mewajibkan setiap partai politik untuk mengajukan calon sebesar 30 % dari jumlah calon yang akan dipilih dari kaum perempuan pada pemilihan umum tahun 2004 dan 2009. Akan tetapi, dalam masyarakat masih terdapat golongan yang tidak menghendaki perempuan tampil di depan umum di mana terdapat laki. Karena itu, tulisan ini akan membahas peran social perempuan menurut Islam dalam arti ketelibatan perempuan dalam meraih jabatan strategi di bidang politik
FALSAFAH MANUSIA DALAM AL-QUR’AN Damis, Rahmi
Sipakalebbi Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Sipakalebbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.253 KB)

Abstract

  It is interesting to examine about human including phylosophy and there various arguments about that. Human Philosophical study on the Qur’an is important to analyse human principles nad its related issue. This study aims to have significant contribution for philosophical science, particularly the concept of human. While the benefit of this study is to explore clearly about human for avoiding the evil doings for achieving a comprehensif person. Manusia merupakan masalah yang menarik untuk dikaji, karena disamping sebagai salah satu obyek kajian filsafat, juga dapat dilihat bahwa segala peristiwa yang terjadi di alam ini pada dasarnya berkaitan dengan manusia. Karena itulah lahir beraneka ragam pendapat. Kajian falsafah manusia dalam al-Quran merupakan anilisis terhadap diri manusia dari sudut filsafat guna menemukan hakekat manusia dan hal-hal yang terkait dengannya, sebagai sumber utama dalam pengkajian ajaran agama, sehingga tulisan ini dapat memberi sumbangan dan memperkaya khasanah keilmuan. Disamping untuk mengembangkan konsep tentang manusia. Adapun manfaat yang diharapkan adalah dengan mengetahui misteri manusia dengan jelas, maka dapat dijadikan dasar untuk lebih membersihkan diri dari akhlakul mazmumah dan mengisinya dengan akhlakul karimah, sehingga menjadi insan kamil.
Environmental Theology and Its Relevance to Islamic Law: Perception of Makassar Muslim Scholars, Indonesia Latif, Muhaemin; Hanafi, Darmawati; Damis, Rahmi; Goncing, Abdi
Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam Vol 7, No 3 (2023): Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam
Publisher : Islamic Family Law Department, Sharia and Law Faculty, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sjhk.v7i3.18905

Abstract

This article discusses environmental theology with Islamic law from the perspective of scholars and scholars in Makassar City, South Sulawesi. The research uses qualitative methods with a theological approach and Islamic law as an analytical tool. Theology is used to analyze Islamic concepts of the environment as opposed to Islamic law. In obtaining the data, researchers interviewed religious figures who became role models for the people of Makassar, in addition to using literature study techniques. The results showed that Makassarese Muslim scholars are well aware that environmental theology is an alternative solution to overcome the environmental crisis. They believe that the two main sources of Islam, the Quran and Hadith, pay great attention to the protection and maintenance of the environment. Similarly, Prophet Muhammad PBUH is the best example among leaders who care deeply about the environment. Furthermore, this study also concludes that first, environmental theology is a theology that not only discusses man's relationship with God but also discusses man's relationship with social, cultural, environmental, and social reality. Environmental theology focuses on the extent of human concern for nature and the environment. Second, the foundation of environmental theology can be traced from two main sources of Islam, namely the Qur'an, and Hadith. The Qur'an pays great attention to the protection and preservation of the environment. Likewise, Prophet Muhammad PBUH, in his various traditions also emphasized the importance of protecting and maintaining the environment. Third, environmental theology is closely related to Islamic law specifically ecological fiqh, which focuses on practical explanations of how to protect the environment. If environmental theology is oriented towards philosophical foundations in environmental conservation, then Islamic law requires the importance of protecting the environment as a benefit for humans and nature.
IMPLEMENTASI SUFISTIK DALAM AJARAN ANNANG GURU POCCI DI POLEWALI MANDAR SULAWESI BARAT Damis, Rahmi; Nurbaethy, Andi
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 7 No 2 (2021)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/aqidahta.v7i2.54254

Abstract

Pengamalan keagamaan yang dipraktekkan oleh masyarakat, khususnya para ulama tokoh masyarakat yang menjadi guru, banyak yang mengandung praktek kesufian sekalipun tidak menamakan diri mereka sebagai sufi, seperti yang dilakukan oleh salah seorang tokoh di Polewali Mandar yakni Annang Guru Pocci, sehingga perlu dikaji ajarannya untuk mengetahui implementasi tasawuf di dalamnya. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yang diperlukan adalah melalui wawancara dan observasi, karena jenis penelitian ini adalah diskriptif kualitatif. Adapun Hasil penelitian Annang Guru Pocci memiliki ajaran yang bernuansa sufistik seperti; Masalah keimanan yang meyakini semua yang terdapat dalam rukun Iman. Masalah ibadah adalah semua ibadah yang diwajibkan harus dilaksanakan. Secara khusus Annang Guru Pocci memiliki ajaran shalat yang cepat untuk shalat sunnat. Zikir (Zikir tubuh, lailahaillallah, Zikir nyawa, allah, Zikir hati, hu, Zikir rahasia, ah) dan pandangan tentang Manusia memiliki unsur lahir (Hati, Nyawa, Rahasia, Syariat, Hakikat, Ma’rifah) dan bathin (Ahadiyah, Wahdah, Wahidiyah, Alam Arwah, Alam Misal, Alam ajsam, Alam Insan). Pelaksanaan ajaran Annang Guru Pocci dilakukan secara; Syari’at, Tarekat dan Hakikat. Walaupun tidak dijelaskan oleh pengikut Annang Guru Pocci terkait dengan tujuan yang akan dicapai dalam ajarannya, akan tetapi pada umumnya dalam tarekat bertujuan untuk mencapai Ma’rifatullah.
Implementasi Moderasi Beragama: Studi Penganut Tarekat Mu’tabarah di Kota Makassar Damis, Rahmi; Nurbaethy, Andi; Ibrahim, Ibrahim; Darwin, Darwin
AL-MUTSLA Vol. 6 No. 2 (2024): Jurnal Al Mutsla
Publisher : STAIN MAJENE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46870/jstain.v6i2.1351

Abstract

The research question explored in this exploration is ‘How is religious moderation implemented among followers of the Mu'tabarah Tariqah (authorized sufistic schools) in Makassar City? Data collection methods employed in this exploration comprise interview and observation, in addition to documents or literature related to the subject discussed. As for the approach, this inquiry applies philosophical and phenomenological approaches. Research findings indicate that religious moderation in the view of Mu’tabarah Tariqah followers means an attitude that accepts all differences, both in terms of beliefs and culture, by prioritizing justice, tasamuh (toleration) and tawazun (balance). Implementation of religious moderation comes to forms with ground principles comprising: 1). Tolerance is a basic teaching of Islam, which respects different religious beliefs and understandings as humans are essentially the same and equally come from God. In this sense harming or despising those with different religious beliefs is equivalent to harming or despising one’s own self. 2). Social service is carried out as a form of awareness as God’s creatures who must share and love each other. It is performed in the month of Ramadan and the Ied festival (Ied al-Qurban), or even at any time when someone needs help, for humans are essentially brothers who help each other. 3) Be religious with love, that is, religious teachings are carried out based on love, since all beings are God’s creation, and they must live side by side peacefully and full of love. The implementation of religious moderation among adherents of the Mu'tabarah Tariqah results in: a) creating peace in society, b) increasing bonds of brotherhood among human beings, even among fellow creatures, who will live in harmony and peace despite their different cultures and beliefs. Other words, the bonds of friendship between fellow creatures will be well established.
Gender, Sufism, and Qur’anic Exegesis: Perceptions of Women’s Leadership within Sufi Orders in South Sulawesi Damis, Rahmi; Nurbaethy, Andi; Arsyad, Aisyah; Matsyah, Ajidar; Lahmuddin, Fakhruddin
Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam Vol 9, No 1 (2025): Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam
Publisher : Islamic Family Law Department, Sharia and Law Faculty, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sjhk.v9i1.26145

Abstract

This study focuses on two key areas: the interpretation of Qur’anic verses regarding women’s leadership and its implementation within Sufi orders (tariqa) in South Sulawesi. The central question explored is how Sufi orders interpret these verses through a gender lens. To answer this question, a qualitative methodology employing interpretive and gender studies approaches was used. Data were collected through interview and literature review. The results of the research show that the perceptions of tarekat followers in South Sulawesi regarding the interpretation of verses regarding women's leadership in the public sphere. Some interpretations, based on Surah At-Tawbah [9:71], allow for women’s leadership by defining “awliya” as leaders, allies, and advisors, suggesting that both men and women can assume leadership roles if they possess the necessary competencies. Conversely, others, citing Surah An-Nisa’ [4:34], restrict women’s leadership. However, a closer examination indicates that Surah At-Tawbah [9:71] is a more general verse, while Surah An-Nisa’ [4:34] is context-specific, referring primarily to domestic matters. The implementation of leadership within Sufi orders is generally not at odds with these interpretations. In the public sphere, women have equal rights to men, including the right to vote and be elected. Moreover, there is no gender distinction in the concept of becoming a waliyullah, as exemplified by Rabi’ah al-Adawiyah. However, women have not yet assumed the role of murshid (spiritual guide) within Sufi orders due to several factors, including the historical precedent of male prophets and the physical and spiritual demands of the role. However, from a gender perspective,  women often hold the position of khalifah (spiritual deputy) assisting the murshid in teaching and even coordinating regional activities.
Komunikasi Sebagai Interaksi Sosial dengan Non Muslim Dalam Alquran Hafid, Hapsah; Mardan, Mardan; Damis, Rahmi; Asriadi, Asriadi
RETORIKA : Jurnal Kajian Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Retorika
Publisher : LP2M Universitas Islam Ahmad Dahlan Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/retorika.v5i1.1617

Abstract

Interaksi social berarti tindakan(action) yang berbalasan antar individu atau antar kelompok. Tindakan saling memengaruhi ini seringkali dinyatakan dalam bentuk symbol-simbol atau konsep-konsep. Secara sederhana komunikasi dapat dikatakan sebagai proses interaksi maupun proses perubahan social yang lebih baik, dan pada prinsipnya melalui kegiatan komunikasi yang kita bangun diharapkan mampu memunculkan proses interaksi maupun perubahan social bagi masyarakat baik muslim dan non muslim.Islam adalah agama universal yang ajarannya ditujukan kepada umat manusia secara keseluruhan. Inti ajarannya selain memerintahkan kepada penegakan keadilan dan mengeliminasi kedzaliman, juga meletakkan pilar-pilar perdamaian yang diiringi dengan himbauan kepada umat manusia agar hidup dalam suasana persaudaraan dan toleransi tanpa memandang perbedaan ras. Interaksi sosial dibangun atas dasar nilai persamaan toleransi, keadilan, kemerdekaan dan persaudaraan. Nilai-nilai al-Ikhwah alInsaniyah tersebut idealnya untuk menjadi landasan utama membangun interaksi sosial dalam kemajemukan demi mewujudkan perdamaian abadi di muka bumi secara seluruhnya dan di Indonesia khususnya. Interaksi sosial muslim kepada nonmuslim adalah sikap saling menghargai dan menghormati dalam urusan sosial kemasyarakatan yang didasarkan kepada nilai-nilai luhur yang bersumber dari ajaran alQuran dan al-hadits (agama Islam). Nilai-nilai tersebut adalah saling mengenal (memahami), membangun budaya kompromi, berbuat baik, berperilaku adil dan saling membantu, regulasi tertulis (dokumen) yang menunjukkan komitmen dan konsisten serta persamaan dalam arti yang seadil-adilnya. Nilai-nilai tersebut direkomendasikan untuk menjadi landasan dalam menangani masalah multikultur, multiagama, multibahasa, multibangsa atau kehidupan yang plural secara umum. Kata Kunci: Komunikasi, Interaksi Sosial
Penciptaan Bumi dalam Al-Qur'an (Kajian Epistemologis Ayat-Ayat Kauniyah) Hatmin, Gunawan; Mahfudz, Muhsin; Damis, Rahmi
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 3, No 1 (2025): February
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.14749615

Abstract

Penelitian ini dirumuskan untuk mengkaji penciptaan Bumi dalam Al-Qur’an melalui pendekatan epistemologis ayat-ayat kauniyah. Fokus utama penelitian ini adalah untuk menyelami makna penciptaan Bumi yang terdapat dalam ayat-ayat kauniyah, serta memahami kerangka epistemologis filosofis dari ayat-ayat tersebut. Penelitian ini menggunakan metode pustaka dengan pendekatan deskriptif, ilmu tafsir, dan filsafat. Data penelitian diperoleh melalui teknik menyadur, mengutip, dan menganalisis literatur yang relevan dengan topik pembahasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penciptaan Bumi dalam Al-Qur’an tidak hanya dipahami sebagai peristiwa fisik, tetapi juga memiliki dimensi teologis, kosmologis, dan metafisik, yang mencakup tahapan-tahapan tertentu seperti penyatuan awal, pemisahan langit dan Bumi, serta penyempurnaan ciptaan dengan aturan yang harmonis. Selain itu, penelitian ini juga menegaskan urgensi penciptaan Bumi sebagai tempat tinggal manusia dan sebagai medan ujian spiritual untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah. Fenomena alam seperti pergantian siang dan malam serta siklus kehidupan menjadi sarana refleksi akan kebesaran Allah swt. Implikasi penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap proses penciptaan dan memperkaya pemahaman keagamaan pembaca tentang ajaran Al-Qur’an.
FAKTOR INTERNAL STRES PENGASUHAN IBU DENGAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR PADA MASA PANDEMI COVID-19 Basir, Rezky Amalia; Saharuddin; Rahman, Abd; Fauziah, Henny; Damis, Rahmi
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan - Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Vol. 22 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.633 KB) | DOI: 10.30743/ibnusina.v22i1.419

Abstract

Latar belakang: Pandemi COVID-19 dikatakan merupakan krisis kesehatan di dunia hingga memutuskan untuk menutup instansi pendidikan seperti sekolah, dengan adanya kebijakan pemerintah untuk belajar dirumah bisa berdampak menimbulkan psikosomatis dan berkaitan dengan stres orang tua khususnya ibu. Tujuan: Untuk mengetahui faktor internal yang berhubungan dengan stres pengasuhan pada ibu dengan anak usia sekolah dasar. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel yang digunakan adalah ibu yang mempunyai anak di SDN Sambung Jawa Makassar yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan jumlah sampel 172 sampel. Hasil: Uji statistik Chi-square menunjukkan bahwa yang berhubungan signifikan dengan dengan stres pengasuhan ibu dengan anak usia sekolah dasar pada masa pandemi COVID-19 adalah pendidikan ibu (p=0,01). Usia, Agama, pekerjaan, pengalaman, dan kepribadian ibu tidak memiliki hubungan yang signifikan (p>0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan stres pengasuhan ibu dengan anak usia sekolah dasar pada masa pandemi COVID-19.