Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Kejadian Dismenorhoe pada mahasiswi dengan anemia Machmud, Azrida; Sharief, Suchi Avnalurini; Thamrin, Halida
Window of Health : Jurnal Kesehatan Vol. 1 No. 3 (Juli, 2018)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.169 KB)

Abstract

Bagi anak-anak dan remaja putri banyak ditemukan masalah kesehatan khususnya anemia. Pada wanita dengan anemia defisiensi zat besi jumlah darah haidnya juga lebih banyak. Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala – gejala pada waktu haid, tetapi sebagian merasa berat di panggul atau merasa nyeri (dismenorea). Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa angka kejadian dismenorea masih cukup tinggi, mereka yang mengalami dismenorea yang sangat berat setelah minum obat harus beristirahat serta dianjurkan untuk membatasi bahkan meninggalkan sekolah atau pekerjaan selama 1-3 hari dalam satu bulan yang tentunya akan dapat merugikan wanita dalam beraktifitas, khususnya pada remaja putri yang sedang berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara anemia dengan kejadian dismenorhoe. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Jenis penelitian ini menggunakan desain survaianalitik dengan pendekatan yang digunakan cross sectional. Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara anemia dengan kejadian dismenorea pada Mahasiswa kebidanan UMI dimana hasil uji Chi Square sebesar 9,737 dengan p-value 0,0001 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa anemia dapat menyebabkan terjadinya dismenorhoe pada remaja putri, sehingga perlunya peningkatan pengetahuan tentang  gizi bagi remaja putri  untuk mencegah terjadinya anemia.
Penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) & Pemeriksaan Sadari pada Remaja di SMAN 6 Gowa M, Azrida; Thamrin, Halida; Karuniawati, Nia
Window of Community Dedication Journal Vol. 1 No. 1 (Juni, 2020)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/wocd.vi.27

Abstract

Adolescent Reproductive Health (KRR) is something that must be known and understood by families and communities, especially adolescents. The problem is that adolescents are always faced with risks related to reproduction. These risks include early pregnancy and unwanted pregnancy, and abortion. Teenagers need to know about KRR (Adolescent Reproductive Health), among others for adolescent girls such as reproduction, menstruation, anemia and reproductive health, circumcision or circumcision in women and virginity. Health education that teenagers need to know about, among others, reproductive health, awareness (check your own breasts), anemia and menstruation. From interviews with a number of female students at Islamic boarding schools, students have never received material or counseling on reproductive health. Based on these problems, it is very important to know by students / teenagers, so that later there will be no more problems related to ignorance about Adolescent Reproductive Health. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) merupakan sesuatu yang harus diketahui dan dipahami oleh keluarga dan masyarakat, khususnya remaja. Permasalahannya remaja selalu dihadapkan pada risiko yang berkaitan dengan reproduksinya. Risiko tersebut antara lain kehamilan dini dan kehamilan yang tidak diinginkan, serta aborsi. Remaja perlu mengetahui tentang KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) antara lain untuk remaja perempuan seperti alat reproduksi, menstruasi, anemia dan kesehatan reproduksi, sunat atau sirkumsisi pada perempuan dan keperawanan. Edukasi kesehatan yang perlu dikatahui remaja diantaranya mengenai kesehatan reproduksi, sadari (periksa payudara sendiri), anemia dan menstruasi. Dari hasil wawancara pada beberapa siswi di pesantren, siswi belum pernah menerima materi ataupun penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi. Berdasarkan permasalahan tersebut maka ini sangat penting untuk diketahui oleh siswi/remaja, agar kelak tidak ada lagi permasalahan berkaitan dengan ketidaktahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja.
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Kampung KB Dusun Padang Assitang Sharief, Suchi Avnalurini; M, Azrida; Thamrin, Halida
Window of Community Dedication Journal Vol.02 No.01 (Juni, 2021)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/wocd.vi.552

Abstract

The purpose of this activity is to increase public knowledge about the benefits and side effects, especially the long-term contraceptive method and economic empowerment of the community in Kampung KB through productive activities, namely making milkfish nuggets. The implementation method is to provide counseling related to long-term contraceptive methods, socialization of benefits and how to make milkfish nuggets, as well as packaging and marketing of milkfish nuggets. The results of this activity There was an increase in understanding where the results of the pretest were carried out on 12 mothers who were given a questionnaire with 10 questions consisting of the results of the pretest mothers, namely 50% had good knowledge, 33% had sufficient knowledge, and 17% had less knowledge. After being given counseling, there was an increase in knowledge, namely 83% good, 17% sufficient and no longer lacking knowledge of long-term contraceptive methods. The UPPKS mentari group has been able to make milkfish nuggets independently with simple packaging and has been equipped with a label so that it can become a product worthy of sale.
Manajemen Asuhan Kebidanan Gangguan Sistem Reproduksi pada Ny. S dengan Kista Ovarium Walyuni, Nur; M, Azrida; Hadriyanti Hamang, Sitti
Window of Midwifery Journal Vol. 2 No. 2 (Desember 2021)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.776 KB) | DOI: 10.33096/wom.vi.246

Abstract

Pada saat ini terjadi banyak masalah kesehatan diantaranya penyakit yang berkaitan dengan system reproduksi Kista ovarium menjadi salah satu penyakit gangguan system reproduksi pada wanita..Kista merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya.Kista Ovarium merupakan rongga berbentuk kantong berisicairan di dalam jaringan ovarium. Kista ini disebut juga sebagai kista fungsional karena terbentuk setelah sel telur dilepaskan sewaktu ovulasi. Kista ini juga mempengaruhi siklus haid pada perempuan karena sistem hormonal yang terganggu. Kista Fungsional akan mengerut dan menyusut setelah beberapa hari waktu (1-3 bulan)menopause, kista fungsional tidak terbentuk karena menurunnya aktivitas indung telur. Kista ovarium itu sendiri memiliki resiko yaitu mengalami degenerasi keganasan menjadi kanker, disamping itu bisa mengalami torsi atau terpuntir sehingga kematian. Oleh karena itu kista ovarium merupakan masalah penting yang menyangkut kualitas kesehatan reproduksi wanita.Kista Ovarium merupakan 6 kanker kasus terbanyak dan merupakan penyebab banyak kematian karena keganasan genekologi. Menurut data GLOBALCAN (IARC) tahun 2018 kejadian kanker meningkat menjadi 18,1 juta kasus baru, di manah 9,6 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kista Ovarium sendiri memiliki resiko yaitu mengalami degenerasi keganasan menjadi kanker di samping itu dapat mengalami torsi atau terpuntir sehingga menimbulkan nyeri akut pendarahan atau infeksi bahkan sampai kematian Oleh karna itu Kista Ovarium merupakan masalah penting yang menyangkut kualitas kesehatan reproduksi wanita. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode studi kasus Manajemen Kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Varney, yaitu : Pengumpulan Data Dasar, Interpretasi Data Dasar, Diagnosa Potensial, Tindakan Segera, Menyusun Rencana, Melaksanakan Secara Menyeluruh Asuhan Kebidanan serta Mengevaluasi Keberhasilannya.Asuhan kebidanan pada Ny”S” dengan Kista Ovarium berlangsung normal nyeri sudah berkurang dan ibu dapat beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan dan tidak terdapat tanda tanda infeksi. penelitian ini, bidan dapat menerapkan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan prioritas masalah pasien secara menyeluruh sehingga tindakan yang akan dilakukan bidan dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan metode ilmiah. Kata kunci : Gangguan Sistem Reproduksi ; Kista Ovarium
Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny. N dengan Lilitan Tali Pusat Laiya, Mufidah Novianti; Kurnaesih, Een; M, Azrida
Window of Midwifery Journal Vol. 2 No. 1 (Juni 2021)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.49 KB) | DOI: 10.33096/wom.vi.259

Abstract

Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289 per 100.000 persalinan, Upaya dalam menurunkan angka kematian bayi dan mengurangi resiko terjadinya lilitan tali pusat pada bayi, perlu dilakukan upaya pendalaman materi tentang penanganan di masa yang akan tanda, salah satu diantaranya adalah dengan melakukan pengawasan ketat dan membutuhkan program yang terarah dalam memberikan edukasi dan penanganan tand yang tepat terhadap tanda– tanda resiko yang memicu terjadinya proses persalinan dengan lilitan tali pusat, agar mendapat asuhan persalinan yang aman dan memuaskan. Sehingga perlu dilakukan asuhan pada ibu hamil untuk mendeteksi dini terjadinya persalinan dengan lilitan tali pusat, karena diagnosis yang cepat dan penanganan yang akurat dapat menyelamatkan janin. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk dilaksanakannya asuhan kebidanan pada kasus persalinan Lilitan Tali Pusat dengan manajemen asuhan kebidanan sesuai tandard an wewenang bidan. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode studi kasus Manajemen Kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Varney, yaitu : Pengumpulan data dasar, interpretasi data dasar, diagnosa aktual, diagnosa potensial, tindakan Segera, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan serta mengevaluasi keberhasilannya. Dari kasus Ny”N” yaitu lilitan tali pusat dengan 2 kali lilitan ditandai dengan denyut jantung janin dibawah normal, dan tidak terjadi asfiksia pada bayi. Penelitian ini, bidan dapat menerapkan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan prioritas masalah pasien secara menyeluruh sehingga tindakan yang akan dilakukan bidan dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan metode ilmiah.
Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal pada Ny. A dengan Hiperemesis Gravidarum Nawaro Terengganu, Rani; M, Azrida; Thamrin, Halida
Window of Midwifery Journal Vol. 2 No. 2 (Desember 2021)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.833 KB) | DOI: 10.33096/wom.vi.291

Abstract

Hiperemesis gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka kejadian yang beragam mulai dari 1-3% dari seluruh kehamilan di Indonesia, 0,13% dari seluruh kehamilan di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada, 100,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9% di Turki 8,9% di Amerika Serikat, prevalensi Hiperemesis gravidarum adalah 0,5-2%. Satu Litaretur juga menyebutkan bahwa perbandingan insidensi Hiperemesis gravidarum secara umum adalah 4: 1000 kehamilan.Badan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Laporan “Transitioning from the MDGs to the SDGs” menyampaikan, Indonesia memang memiliki pencapaian yang baik dalam MDGs. Dalam dua dekade terakhir, proporsi kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 32 % (1991) ke 91,51 % (2016), kemudian tingkat prevalensi kontrasepsi (semua metode) naik dari 50% (1991) menjadi 58,99 % (2016), dan perawatan antenatal hampir mencakup keseluruhan karena 85,72 %. Sementara itu, data yang dikeluarkan oleh Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan bahwa angka kejadian Hiperemesis gravidarum pada tahun 2016 mencapai 460 (28,9%) ibu Hiperemesis gravidarum dari 1590 pasien ibu hamil. Sementara data untuk RSB Masyita Makassar tahun 2017 jumlah ibu hamil sebanyak 958 dan yang menderita Hiperemesis gravidarum 37 (3,8%) ibu hamil.Kejadian Hiperemesis gravidarumdi RSB Masyita Makassar pada tahun 2017 dari 625 ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum tingka I sebanyak 36 orang(5,76%), hiperemesis tingkat II sebanyak 19 orang (3,04%) dan hiperemesis tingkat III sebanyak 2 orang (0,32%).Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami Asuhan Kebidanan Antenatal Pada Ny. “A” Dengan Hyperemesis GravidarumDi RSIAMasyita Makassar tahun 2019 menurut manajemen Varney. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode studi kasus Manajemen Kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Varney, yaitu : Pengumpulan data dasar, interpretasi data dasar, diagnosa aktual, diagnosa potensial, tindakan segera, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan serta mengevaluasi keberhasilannya dari kasus Ny”A” yaitu kehamilan berlangsung normal tanpa komplikasi hingga aterm, mual dan muntah berkurang, keadaan ibu dan janin baik, Hyperemesis gravidarum tingkat II dapat teratasi.Penelitian ini, bidan dapat menerapkan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan prioritas masalah pasien secara menyeluruh sehingga tindakan yang akan dilakukan bidan dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan metode ilmiah. Kata kunci :Kehamilan;Antenatal;Hyperemesis Gravidarum
Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Care pada Ny. A dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Amahoru, Rifkawati; M, Azrida; Hadriyanti Hamang, Sitti
Window of Midwifery Journal Vol. 2 No. 2 (Desember 2021)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.892 KB) | DOI: 10.33096/wom.vi.391

Abstract

Kehamilan dengan Hiperemesis gravidarum berdasarkan data Word Health Organization WHO (2015) mencapai 14,8% dari seluruh kehamilan di dunia dengan angka kejadian yang beragam yaitu mulai dari 0,3 di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9% di Turki serta di Amerika Serikat, prevalensi hiperemesis gravidarum adalah 0,5-2%, sedangkan angka kejadian hyperemesis gravidarum di Indonesia adalah mulai dari 1-3% dari seluruh kehamilan. Hiperemesi Gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat di mana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan. Sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urine bahkan seperti gejala penyakit apenditis, pielitis dan sebagainya. Pasien yang dikaji dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah Ny.”A”. pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan data secara subjektif dan objektif dengan diagnosa aktual hiperemesis gravidarum tingkat II, diagnosa masalah potensial antisipasi terjadinya hiperemesis gravidarum tingakat III, dan tidak ada tindakan kolaborasi. Berdasarkan tinjauan pustaka, evaluasi yang dilakukan penulis tidak mendapatkan permasalahan atau kesenjangan karena seluruh masalah yang ada pada Ny “A” dapat diatasi dengan baik. Tujuan disusunnya laporan Tugas Akhir (LTA) ini untuk memberikan asuhan kepada Ny “A” dengan hiperemesis gravidarum di RSKDIA Sitti Fatimah Makassar tahun 2019. Dengan menggunakan pendekatan Manajemen Asuhan Kebidanan sesuai dengan kewenangan bidan .
Kebiasaan Makan dan Kejadian Anemia Suchi Avnalurini Sharief; Azrida M.
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus Januari 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12nk131

Abstract

Iron deficiency anemia is the most common nutritional problem in the world and affects more than 600 million people. Young women are one of the groups that are prone to suffering from anemia. Adolescent girls in general have unhealthy eating habits, including the habit of not eating breakfast, lazy drinking water, unhealthy diets because they want to be slim (ignoring protein sources, carbohydrates, vitamins and minerals), snacking habits low in nutrition and eating. fast food. So that adolescents are not able to meet the diversity of nutrients needed by their bodies for the synthesis process of forming hemoglobin. The purpose of this study was to analyze the eating habits of the incidence of anemia in students of the Midwifery Study Program of the Muslim University of Indonesia. This type of research was an analytic observational study with a prospective cohort design to determine the eating habits of anemia in students of the Midwifery Study Program at the Muslim University of Indonesia. The population in the study were all students of the Midwifery Study Program, totaling 79 students. Samples were taken by purposive sampling technique based on certain criteria. Chi square test was used to see the relationship between eating habits and the incidence of anemia. Eating habits were focused on the need for nutrients that are sourced in producing iron. The iron substances needed / needed in a day were insufficient, moderate or sufficient. And used the Spearmen test to see the correlation between variables. Midwifery students of FKM UMI who experienced anemia were 21 people, namely 1 person with severe anemia, 15 people with moderate anemia and 5 people with mild anemia, as well as 21 people who were normal (not experiencing anemia). There were 19 people with adequate iron status (adequate) while 23 people with insufficient nutritional status. There is an effect of iron intake on the incidence of anemia. Keywords: eating habits; anemia ABSTRAK Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia. Remaja putri pada umumnya memiliki karakteristik kebiasaan makan tidak sehat, antara lain kebiasaan tidak makan pagi, malas minum air putih, diet tidak sehat karena ingin langsing (mengabaikan sumber protein, karbo-hidrat, vitamin dan mineral), kebiasaan ngemil makanan rendah gizi dan makan makanan siap saji. Sehingga remaja tidak mampu memenuhi keanekaragaman zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya untuk proses sintesis pembentukan hemoglobin (Hb). Tujuan Penelitian ini yaitu menganalisis kebiasaan makan terhadap kejadian anemia pada mahasiswi Prodi DIII Kebidanan Universitas Muslim Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan kohort prospektif untuk mengetahui kebiasaan makan terhadap kejadian anemia pada mahasiswi Prodi DIII Kebidanan Universitas Muslim Indonesia. Adapun populasi pada penelitian adalah seluruh mahasiswi prodi DIII Kebidanan yang berjumlah 79 mahasiswa. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria tertentu. Uji Chi square digunakan untuk melihat hubungan kebiasaan makan terhadap kejadian anemia. Kebiasaan makan difokuskan pada kebutuhan zat gizi yang bersumber dalam mengahasilkan zat besi. Zat besi yang diperlukan/dibutuhkan dalam sehari apakah kurang, sedang atau cukup. Dan menggunakan uji Spearmen untuk melihat korelasi antar variabel. Mahasiswi kebidanan FKM UMI yang mengalami anemia sebanyak 21 orang, yaitu anemia berat sebanyak 1 orang, anemia sedang 15 orang dan anemia ringan yaitu 5 orang begitu pula dengan yang normal (tidak mengalami anemia) yaitu sebanyak 21 orang. Asupan Zat besi yang memiliki status zat besi yang cukup (adekuat) sebanyak 19 orang sedangkan yang status gizi zat besinya tidak cukup (adekuat) sebanyak 23 orang. Ada pengaruh Asupan zat besi terhadap kejadian anemia. Kata kunci: kebiasaan makan; anemia
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Bayi Usia 6-24 Bulan Halida Thamrin; Azrida M
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13132

Abstract

A developed nation can be realized with the fulfillment of quality human resources. The realization of a quality generation of the nation cannot be separated from health efforts, especially maternal and child health. Stunting are children who experience growth retardation due to poor diet or repeated infections, who tend to have a greater risk of morbidity and mortality. Stunting is a long-term impact of malnutrition, and often results in delayed mental development, poor school performance and decreased intellectual capacity. The purpose of this study was to analyze the factors associated with the incidence of stunting in children aged 6-24 months in the working area of the Bara-Baraya Health Center. The design of this study was cross-sectional. The research subjects were 37 children aged 6-24 months in the working area of the Bara-Baraya Health Center, Makassar City, which were selected by accidental sampling technique. Data was collected by measuring height using a microtoise, interviews and filling out questionnaires by mothers. The data that has been collected was analyzed using the Chi square test. The results showed that there was no relationship between birth weight and the incidence of stunting, there was a relationship between birth length and the incidence of stunting, there was no relationship between a history of exclusive breastfeeding and the incidence of stunting, there was a relationship between a history of infectious diseases and the incidence of stunting, there was a relationship between income families with stunting and there is a relationship between the mother's level of knowledge about nutrition and the incidence of stunting. Thus, the factors of stunting in the working area of the Bara-Baraya Health Center, Makassar City are birth length, history of infectious diseases, family income, and level of knowledge.Keywords: stunting; child; risk factors; birth length; history of infection; income; knowledge ABSTRAK Bangsa yang maju dapat diwujudkan dengan terpenuhinya sumberdaya manusia yang berkualitas. Perwujudan generasi bangsa yang berkualitas tidak dapat terlepas dari upaya kesehatan, khususnya kesehatan ibu dan anak. Stunting merupakan anak-anak yang mengalami retardasi pertumbuhan akibat pola makan yang buruk atau infeksi berulang, yang cenderung memiliki risiko lebih besar untuk morbiditas dan mortaliotas. Stunting adalah dampak kekurangan gizi dalam jangka panjang, dan sering mengakibatkan keterlambatan perkembangan mental, prestasi sekolah yang buruk dan penurunan kapasitas intelektual. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bara-Baraya. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Subyek penelitian adalah 37 anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bara-Baraya, Kota Makassar yang dipilih dengan teknik accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise, wawancara dan pengisian kuesioner oleh para ibu. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan uji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian stunting, ada hubungan antara panjang badan lahir dengan kejadian stunting, tidak ada hubungan antara riwayat ASI eksklusif dengan kejadian stunting, ada hubungan antara riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting, ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan kejadian stunting dan ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian stunting. Dengan demikian faktor dari stunting di wilayah kerja Puskesmas Bara-Baraya, Kota Makassar adalah panjang badan lahir, riwayat penyakit infeksi, pendapatan keluarga, dan tingkat pengetahuan.Kata kunci: stunting; anak; faktor risiko; panjang badan lahir; riwayat infeksi; pendapatan; pengetahuan
Perbandingan Pemberian Tablet Fe + Vitamin A dan Tablet Fe + Asam Folat Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Suchi Avnalurini Sharief; Azrida M
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 10, No 3 (2019): Juli 2019
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf10312

Abstract

WHO states that anemia is the 10 biggest health problems in this modern century. Based on Riskesdas (2013), it was reported that the incidence of anemia nationally was 21.7%, of which 18.4% occurred in men and 23.9% in women. Based on age group, anemia sufferers aged 5-14 years were 26.4% and 18.4% in the age group 15-24 years. Of all the age groups, women have the highest risk for anemia, especially teenage girls. The purpose of this study was to determine the comparison of the administration of Fe + Vit A tablets and Fe + Folic acid tablets to elevated Hb levels in DIII midwifery students from the Indonesian Muslim University. This type of research was a Quasi Experimental study with the Post Test Only design approach to Knowing Comparison of Giving Tablets of Fe & Vit A with Fe Tablets & Folic Acid to Increasing Hb Levels in DIII Midwifery Study Program Students at Muslim University of Indonesia. The sample was taken by purposive sampling technique with a total of 32 female students. The results of this study there was a difference in the increase in hemoglobin levels in the group supplementing Fe + Vit A and Fe + Folic Acid tablets. The results of statistical tests using the T-test using Independent Samples Test obtained mean difference value of 0.918, P = 0.039 smaller than the specified significance value of α (0.05), meaning that there was a significant difference between the pretest levels and each good giving. in the group Fe + Vitamin A and Fe + Folic Acid. Keywords: young women; Hb; Fe; vit A; folic acid ABSTRAK WHO menyebutkan bahwa anemia merupakan 10 masalah kesehatan terbesar di abad modern ini. Berdasarkan Riskesdas (2013), dilaporkan bahwa angka kejadian anemia secara nasional adalah sebesar 21,7%, dimana 18,4% terjadi pada laki-laki dan 23,9% terjadi pada perempuan. Berdasarkan kelompok umur, penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan sebesar 18,4% pada kelompok umur 15-24 tahun. Dari semua kelompok umur tersebut, wanita mempunyai resiko paling tinggi untuk menderita anemia terutama remaja putrid.Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui Perbandingan Pemberian Tablet Fe + Vit A dan Tablet Fe + Asam Folat terhadap Peningkatan kadar Hb pada Mahasiswi Prodi DIII Kebidanan Universitas Muslim Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Experimental dengan pendekatan Post Test Only design untuk Mengetahui Perbandingan Pemberian Tablet Fe & Vit A dengan Tablet Fe & Asam Folat terhadap Peningkatan kadar Hb pada Mahasiswi Prodi DIII Kebidanan Universitas Muslim Indonesia.Adapun Sampel diambil dengan teknik Purposive sampling dengan jumlah 32 mahasiswi.Hasil penelitian ini ada Perbedaan peningkatan kadar Hemoglobin pada kelompok pemberian suplementasi Fe + Vit A dan Tablet Fe + Asam Folat. Hasil uji statistik menggunakan T- test dengan mengunakan Independent Samples Test diperoleh nilai mean difference 0,918, P = 0,039 lebih kecil dari dari nilai kemaknaan yang ditetapkan yakni α (0,05) artinya ada perbedaan yang bermakna antara kadar pretest dengan masing-masing pemberian baik pada kelompok Fe + Vitamin A dan Fe + Asam folat. Kata kunci: remaja putri; Hb; Fe; vit A; asam folat