Prevalensi kegemukan pada remaja berdasarkan data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia meningkat dari 2013 sebesar 7,3% menjadi 9,5% pada tahun 2018. Masalah gizi perlu diperhatikan karena hal ini dapat berlanjut hingga dewasa serta menyebabkan terjadinya penyakit tidak menular. Salah satu penyebab kegemukan pada remaja karena asupan makanan yang berlebihan, kurangnya pengetahuan gizi dan kurangnya asupan serat yang bersumber utama dari buah dan sayuran. Pendidikan gizi merupakan langkah untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan asupan serat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta meningkatkan asupan serat remaja. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen pada 84 siswa SMA. Penelitian dilaksanakan bulan Februari-Maret 2022 di empat SMA Surakarta. Penelitian ini menggunakan perlakuan pre-post test. Pengukuran pengetahuan responden menggunakaan Google form kuesioner dan formulir food record 3 x 24 jam. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann whitney. Hasil rata-rata tingkat pengetahuan responden pada kelompok kontrol sebelum diberikan penyuluhan dalam kategori baik sebanyak 11.9% Sesudah diberikan penyuluhan, terjadi peningkatan 40.5% p=0.002.Hasil rata-rata tingkat pengetahuan responden pada kelompok perlakuan sebelum diberikan perlakuan adalah kategori baik 14.3% dan sesudah diberikan perlakuan terjadi peningkatan sebanyak 71,4% dengan p=0.01. Hasil rata-rata asupan serat responden pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebelum dan sesudah intervensi adalah kategori kurang dengan persentase 100% yang artinya tidak terdapat perubahan pada masing-masing kelompok dengan p=0,142 (kelompok perlakuan) dan p=0,082 (kelompok kontrol). Dapat disimpulkan bahwa game tumpeng gizi seimbang berbasis web mampu meningkatkan pengetahuan gizi namun tidak merubah asupan serat responden.