Pariwisata merupakan sektor unggulan dalam perekonomian Provinsi Bali, khususnya di Wilayah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan). Meskipun menjadi sektor unggulan, jumlah kunjungan wisatawan dan tingkat hunian hotel masih mengalami fluktuasi dalam tiga tahun terakhir. Hal ini dapat mempengaruhi penerimaan PAD. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jumlah kunjungan wisatawan, tingkat hunian hotel, dan jumlah daya tarik wisata (DTW) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara simultan dan parsial. Data yang digunakan merupakan data panel yang terdiri dari 56 pengamatan, yaitu gabungan data time series selama tahun 2010 sampai 2023 (14 tahun) dan cross section dari empat wilayah Sarbagita. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi data panel dengan pendekatan fixed effect model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan jumlah kunjungan wisatawan, tingkat hunian hotel, dan jumlah DTW berpengaruh signifikan terhadap PAD. Secara parsial, jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap PAD. Tingkat hunian hotel berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PAD, sedangkan jumlah DTW tidak berpengaruh signifikan terhadap PAD. Temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan kunjungan wisatawan merupakan faktor kunci dalam meningkatkan PAD, sementara peningkatan jumlah DTW belum tentu diikuti dengan peningkatan pendapatan daerah tanpa dukungan promosi dan integrasi dalam paket wisata.