Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analisis Pemanfaatan Dana Kapitasi Khusus di Kabupaten Nias Utara Karl Frizts Pasaribu; Julita Hendrartini; Firdaus Hafidz
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.071 KB) | DOI: 10.22146/jkki.47885

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Permenkes No 90 Tahun 2015 mengatur tentang penetapan fasilitas kesehatan di daerah terpencil dan sangat terpencil. Permenkes No 52 Tahun 2016 menetapkan pembayaran kapitasi khusus untuk daerah terpencil dan sangat terpencil. Kapitasi khusus adalah dana kapitasi yang diperuntukkan bagi daerah terpencil dan kepulauan. Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2015 Tentang Daerah tertinggal menetapkan Kabupaten Nias Utara sebagai daerah tertinggal. SK Bupati Nias Utara Nomor 640.2/310/K/TAHUN/2016 menyatakan tujuh kecamatan di kabupaten Nias Utara sebagai daerah terpencil dan sangat terpencil, sehingga mulai Oktober 2017 menerima dana kapitasi khusus. Belum ada laporan atau penelitian mengenai pemanfaatan dana kapitasi khusus yang pernah dilakukan di Kabupaten Nias Utara.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pemanfaatan dana kapitasi khusus di Kabupaten Nias Utara.Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif  kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Penelitian ini dilakukan di tujuh puskesmas penerima kapitasi khusus penerima kapitasi khusus dan Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Utara, Provinsi Sumatera Utara.Hasil: Dana kapitasi khusus dimanfaatkan sesuai peraturan bupati, 60% untuk pembayaran jasa pelayanan, 20% untuk bahan medis habis pakai, obat dan alat kesehatan, serta 20% untuk biaya operasional lainnya. Kendala pemanfaatan dana kapitasi khusus yaitu puskesmas terbentur regulasi pejabat pengadaan barang, kekurangan SDM puskesmas, pemahaman petugas belum baik tentang pemanfaatan dana kapitasi khusus. Dampak dana kapitasi khusus yaitu penguatan pelayanan kesehatan, peningkatan pendapatan petugas dan peningkatan semangat petugas.Kesimpulan: Dana kapitasi khusus dimanfaatkan sesuai dengan peraturan yang ada, meskipun persentasenya belum sesuai dengan regulasi. Regulasi dan pemahaman petugas yang belum baik menjadi kendala utama dalam memanfaatkan dana kapitasi khusus. Dana kapitasi khusus berdampak pada penguatan pelayanan kesehatan dan peningkatan semangat dan pendapatan petugas kesehatan.Kata Kunci: Daerah terpencil;Kapitasi khusus;Pemanfaatan dana
Strategi baru untuk mengurangi defisit badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) kesehatan Karl Frizts Pasaribu; Try Purnamasari
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 5 (2018): Proceedings the 3rd UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.847 KB) | DOI: 10.22146/bkm.37492

Abstract

Program Jaminan Kesehatan Nasional berhasil meningkatkan akses bagi masyarakat Indonesia untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Tingginya akses tersebut berbanding lurus dengan biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan sebagai purchaser. Defisit BPJS Kesehatan yang tahun ke tahun selalu naik, diproyeksikan besaran defisit pada tahun 2018 mencapai Rp. 9T. Disisi lain, tunggakan iuran peserta BPJS Kesehatan pun sudah mencapai Rp. 3,4 Triliun.  Hal ini tentunya akan mengancam sustainability program JKN ini. Pendapatan negara terbatas sementara pengeluaran untuk JKN tidak terbatas. Maka dari itu perlu sumber baru untuk menopang pendanaan sistem pembiayaan kesehatan yang selama ini bersumber dari APBN dan iuran peserta BPJS Kesehatan. Konser Amal bisa menjadi salah satu sumber pendanaan tambahan bagi BPJS Kesehatan dalam menghadapi defisit dana. Konser Amal bukan hal yang sulit untuk dilakukan. Di Indonesia, Konser Amal tidak hanya dilakukan oleh kalangan musisi, melainkan juga dilakukan lembaga keagamaan, lembaga sosial , akademisi hingga perkumpulan fans klub sepakbola. Hampir semua konser amal yang pernah dilakukan sukses atau berhasil mencapai target yang direncanakan. Setiap konser amal yang dilakukan, semua dana yang terkumpul akan disumbangkan kepada masyarakat yang membutuhkan atau sedang dalam kesulitan melalui beberapa yayasan sosial seperti yayasan peduli kanker atau komunitas peduli kemanusiaan. Sama halnya dengan konsep gotong royong yang diterapkan dalam system BPJS kesehatan, penggalangan dana melalui konser amal akan menarik minat mereka yang memiliki dana berlebih dan jiwa solidaritas tinggi untuk berpartisipasi dan memberikan sumbangsih. Solidaritas yang terkandung dalam pengadaan konser amal inilah yang akan mengajak masyarakat untuk ikut serta mempertahankan keberadaan BPJS kesehatan.
Pengembangan telemedicine dalam mengatasi konektivitas dan aksesibilitas pelayanan kesehatan Karl Frizts Pasaribu; Dedy Arisjulyanto; Baiq Tiara Hikmatushaliha
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 11 (2018): Proceedings of the 4th UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.93 KB)

Abstract

Indonesia merupakan suatu negara berkembang dengan banyak masalah dan tantangan dalam bidang kesehatan, baik dari masalah penyakit maupun kesenjangan dan ketidakmerataannya fasilitas dan pelayanan kesehatan di Indonesia. Mengatasi masalah ini dengan pemanfaatan teknologi  dalam kesehatan merupakan langkah tepat dalam pemecahan masalah di bidang kesehatan, pengembangan pelayanan kesehatan berbasis telemedicine, salah satu solusi pelayanan kesehatan yang merata di Indonesia, baik dalam pemantaun status gizi, maupun status kesehatan masyarakat, dan bahkan konsultasi jarak jauh dengan petugas-petugas kesehatan yang memiliki kompeten yang cukup baik, tanpa harus memikirkan jarak dan waktu, contoh pemanfaatan telemedicine diantaranya Teleradiology - penggunaan ICT untuk mengirimkan gambar radiologi digital, Telepathology - penggunaan ICT untuk mengirimkan hasil patologis digital, Teledermatology - penggunaan ICT untuk mengirimkan informasi medis mengenai kondisi kulit, dan Telepsychiatry - penggunaan ICT untuk evaluasi psikiatri dan / atau konsultasi melalui video dan telepon. Dalam proses realisasi pengintegrasian pelayanan kesehatan yang merata perlu dilakukan kerjasama multisektoral yang akan saling menunjang dalam pelaksanaanya, yaitu Kementerian Kesehatan, Kementerian Pembangunan Umum, Kementerian Sosial dan Kementerian Komunikasi dan Informasi, sehingga masalah kesenjangan dan ketidakmerataan informasi dan pelayanan kesehatan di Indonesia mampu teratasi.
Mengapa asuransi kesehatan perlu dimasukkan ke dalam biaya pendidikan dokter residen Anggita Purnamasari; Dewiyani Indah Widasari; Karl Frizts Pasaribu
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 35, No 4 (2019): Proceedings the 5th UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (963.702 KB) | DOI: 10.22146/bkm.45292

Abstract

Rumah sakit merupakan salah satu tempat kerja yang paling berbahaya. Ada berbagai jenis cedera yang dapat mengenai pekerja di rumah sakit, seperti terkena darah yang patogen, infeksi pernapasan, cedera muskuloskeleteal, dan penyakit mental akibat perasaan tertekan. Cidera dapat terjadi karena jatuh, memindahkan pasien, kerusakan peralatan, penggunaan peralatan yang tidak benar, needle stick injuries (NSIs) dan kekerasan yang dilakukan oleh pekerja lain atau orang luar. Mahasiswa pendidikan dokter spesialis atau seringkali disebut dokter residen melakukan praktek kerja di rumah sakit. Meski demikian, pelaksanaan program pendidikan dokter spesialis di Indonesia saat ini dilakukan di RS pendidikan dan RS jejaring di bawah koordinasi fakultas kedokteran. Penerapan pendidikan dan pelatihan residen dilakukan berdasarkan UU Pendidikan Nasional sehingga disebut sebagai 'university based', yang berarti status dokter residen adalah peserta didik, bukan pegawai rumah sakit. Namun, dokter residen memiliki risiko kecelakaan kerja yang sama besar dengan pekerja rumah sakit lainnya. Beberapa penelitian justru menyebutkan bahwa dokter residen merupakan salah satu healthcare workers yang paling sering mengalami NSIs setelah perawat. Di Indonesia, kepesertaan asuransi kesehatan bagi dokter residen hanyalah bagi beberapa dokter residen yang sudah memiliki home-based kerja dan mereka yang voluntary mendaftarkan dirinya ke BPJS. Jumlah dokter residen yang terdaftar pada BPJS masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah total dokter residen. Rumah sakit tempat tidak dapat mendaftarkan dokter residen sebagai peserta BPJS karena mereka tidak terdaftar sebagai pegawai rumah sakit. Dokter residen sebagai peserta didik dalam program university-based, setiap semesternya diharuskan membayar biaya pendidikan. Maka, universitas dapat memasukkan item asuransi kesehatan seperti BPJS dalam biaya pendidikan dokter residen. Manfaat yang akan diperoleh dengan kepesertaan dalam BPJS, khususnya BPJS Ketenagakerjaan, antara lain adanya Jaminan Keselamatan kerja (JKM), Jaminan Pensiun (JP), dan Jaminan Hari Tua (JHT). Melalui jaminan kesehatan ini, diharapkan kecelakaan kerja pada dokter residen dapat lebih tertangani dengan baik.
Gamifikasi dalam Teori: Efektivitas Quizziz Pada Pembelajaran Evaluasi Hasil Belajar Yasmin, Lutfia; Mulyadi, Mentari Arisyid; Anggriani, Peni; Pasaribu, Karl Frizts; Azmi, Chairiza; Girsang, Deddy Ray
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Vol 19 No. 01 JULI 2025
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v19i1.6839

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas penggunaan aplikasi Quizizz sebagai media evaluasi berbasis gamifikasi dalam pembelajaran mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan instrumen berupa hasil tes dan survei mahasiswa. Penelitian melibatkan 38 responden yang terdiri dari 28 perempuan (73,68%) dan 10 laki-laki (26,32%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa (65,8%) memperoleh nilai pada rentang 81–100, dengan rata-rata akurasi jawaban mencapai 85%–90%. Tidak terdapat mahasiswa yang memperoleh nilai di bawah 60%. Rata-rata waktu pengerjaan soal berkisar antara 10 hingga 13 detik, yang mengindikasikan efisiensi dalam pemahaman dan kecepatan respons. Hasil survei menunjukkan bahwa 86,9% mahasiswa setuju atau sangat setuju bahwa Quizizz efektif digunakan sebagai media evaluasi. Fitur gamifikasi seperti skor real-time, leaderboard, dan umpan balik instan dinilai mampu meningkatkan keterlibatan, interaktivitas, dan motivasi belajar. Oleh karena itu, Quizizz dianggap sebagai alat evaluasi yang efektif dan relevan untuk mendukung pembelajaran di perguruan tinggi.Kata Kunci: Efektivitas, Quizizz, Gamifikasi, Pembelajaran 
MOTIVASI DAN RETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DI DAERAH TERPENCIL DI INDONESIA Pasaribu, Karl Frizts; Panjaitan, Jenita Oktavia; Akita, Amalia; Girsang, Deddy Ray
Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 25 No. 1 Tahun 2025
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The availability of healthcare workers in remote areas is a major challenge within the healthcare system in Indonesia. This study aims to analyze the motivation factors and retention strategies of healthcare workers in remote regions through a systematic literature review method. A total of 21 relevant scientific articles were analyzed to understand the factors influencing the motivation and retention of healthcare workers. The study results show that healthcare workers' motivation is influenced by financial incentives, career development, as well as social and work environment factors. Policies such as the Nusantara Sehat Program and special capitation have helped improve the distribution of healthcare workers, although there are still challenges in their implementation. Non-financial factors, such as job satisfaction and support, also play a role in the sustainability of healthcare workers in remote areas. Therefore, more comprehensive policies are needed to ensure the sustainability of programs and the equitable distribution of healthcare workers across Indonesia.
MOTIVASI DAN RETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DI DAERAH TERPENCIL DI INDONESIA Pasaribu, Karl Frizts; Panjaitan, Jenita Oktavia; Akita, Amalia; Girsang, Deddy Ray
Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 25 No. 1 Tahun 2025
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The availability of healthcare workers in remote areas is a major challenge within the healthcare system in Indonesia. This study aims to analyze the motivation factors and retention strategies of healthcare workers in remote regions through a systematic literature review method. A total of 21 relevant scientific articles were analyzed to understand the factors influencing the motivation and retention of healthcare workers. The study results show that healthcare workers' motivation is influenced by financial incentives, career development, as well as social and work environment factors. Policies such as the Nusantara Sehat Program and special capitation have helped improve the distribution of healthcare workers, although there are still challenges in their implementation. Non-financial factors, such as job satisfaction and support, also play a role in the sustainability of healthcare workers in remote areas. Therefore, more comprehensive policies are needed to ensure the sustainability of programs and the equitable distribution of healthcare workers across Indonesia.