Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Effect of Giving Tamarind Turmeric Pudding on Menstrual Pain in Adolescent Women At State Madrasah Tsanawiyah (MTSN) 4 Kerinci Ningsih, Neneng Fitria; Nova, Desri; Seftrianic, Yovi; Army, Yeltra; Safitri, Devi Eka
General Multidisciplinary Research Journal Vol. 2 No. 1 (2025)
Publisher : Global Sustainability Research Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69693/general.v2i1.38

Abstract

Introduction: Overview: In 2023, 117,418 individuals (71.04%) in Indonesia would have dysmenorrhea, with 63,081 people (54.89%) having primary dysmenorrhea and 10,565 people (12.8%) having secondary dysmenorrhea. According to data reports from Jambi Province, 78.1% of adolescent females have menstrual pain throughout their periods, indicating that dysmenorrhea is an issue among teens in 2023. This study aims to determine how delivering tamarind turmeric pudding to young women at State Madrasah Tsanawiyah (MTsN) 4 Kerinci in 2024 affects their menstrual pain. Methods: This study uses a pretest-posttest one-group design and is pre-experimental. It was conducted in September and October 2024 at State Madrasah Tsanawiyah (MTsN) Negeri 4 Kerinci. Results: This kind of study uses a pretest-posttest one-group design and is pre-experimental. This study was conducted at Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 4 Kerinci in 2024 during September and October. With a sample size of 18, the study's population consisted of all 85 young women who attended Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 4 Kerinci in 2024. method of purposeful sampling. A numerical rating scale observation sheet was used to gather the data for this study. The t-test, specifically the paired t-test, was used for both univariate and bivariate analysis. According to the study, young women's average menstrual discomfort was 5.25 with a standard deviation of 0.775 before receiving tamarind turmeric pudding, and 2.69 following. Conclusion and Suggestion: that menstruation pain is lessened by sour tamarind turmeric pudding. It is advised that health professionals educate young women who suffer from menstrual discomfort about non-pharmacological treatments such using receiving tamarind turmeric pudding.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEYEBABKAN PASIEN PATAH TULANG RSUD DR. RM PRATOMO BAGAN SIAPIAPI BEROBAT KE PENGOBATAN TRADISIONAL PATAH TULANG SINSE Safitri, Devi Eka
SEHAT : Jurnal Kesehatan Terpadu Vol. 1 No. 1 (2022): FEBRUARI
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.193 KB) | DOI: 10.31004/s-jkt.v1i1.12020

Abstract

Tulang merupakan anggota gerak utama bagi seseorang dalam melakukan aktifitas sehari hari yang dapat mengalami kerusakan atau patah. Untuk mengobati patah tulang tersebut seseorang masih menjadikan pengobatan tradisional patah tulang sebagai pilihan. Di Bagan Siapiapi pengobatan tradisional patah tulang dikenal dengan sebutan sinse. Pengobatan tradisional ini merupakan tindakan yang beresiko tinggi terhadap terjadinya kecacatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pasien patah tulang RSUD DR. RM PRATOMO Bagan Siapiapi berobat ke pengobatan tradisional patah tulang sinse tahun 2016. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriftif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien patah tulang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 orang, mengunakan tehnik accidental sampling dengan menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian di ketahui ada hubungan yang bermakna antara faktor pendidikan, pengetahuan, pendapatan, dan sikap dengan berobat ke pengobatan tradisional patah tulang sinse (P value 0,050), (P value 0,015), (P value 0,048), (P value 0,018). Oleh karena itu, diharapkan bagi petugas kesehatan memberikan informasi tentang faktor-faktor yang menyebabkan pilihan berobat ke pengobatan tradisional patah tulang sinse guna menghindari kecacatan yang dapat berdampak pada aspek fisik dan psikososial di masyarakat.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN TOILET TRAINING PADA BATITA DI DESA MUARA UWAI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKINANG Safitri, Devi Eka
SEHAT : Jurnal Kesehatan Terpadu Vol. 1 No. 3 (2022): AGUSTUS
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.818 KB) | DOI: 10.31004/s-jkt.v1i3.12029

Abstract

National Institutes of Health (2012) mengatakan prevalensi enuresis menurun sesuai usia. Enuresis kurang dari 2 kali seminggu memiliki prevalensi 21% pada anak usia 4 setengah tahun dan 8% di anak usia 6 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan peran orang tua dengan kemandirian toilet training pada batita di Desa Muara Uwai wilayah kerja Puskesmas Bangkinang tahun 2022. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan rancangan cros sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai batita di Desa Muara Uwai wilayah kerja Puskesmas Bangkinang tahun 2022 yang berjumlah 154 orang dengan sampel sebanyak 111 orang, sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random samping. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden berpengetahuan kurang tentang toilet training pada anak yaitu sebanyak 64 orang (57,7%), sebagian besar peran orang tua kurang dalam toilet training pada anak yaitu sebanyak 60 orang (54,1%) dan sebagian besar anak tidak mandiri dalam melakukan toilet training yaitu sebanyak 76 orang (68,5%). Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p value= 0,004, ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kemandirian toilet training pada batita dan terdapat hubungan yang signifikan antara peran orang tua dengan kemandirian toilet training pada batita dengan p value 0,002, hal ini disebabkan karena karena ada anak sekolah di PAUD sehingga diajarkan oleh guru dalam melakukan toilet training. Diharapkan orang tua terus memberi support kepada anaknya tentang toilet training agar kelak menjadi kebiasaan yang positif bagi anak maupun bagi lingkungannya sendiri.
Empowering School Health Units in Utilizing Ginger-Boiled Water and Green Coconut Water for Dysmenorrhea Relief Nova, Desri; Armi, Yeltra; Ningsih, Neneng Fitria; Sari, Meka Melani; Yusahadi S, RMI; Safitri, Devi Eka
Journal of Community Service and Empowerment Vol. 1 No. 2 (2025)
Publisher : Global Sustainability Research Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69693/jcse.v1i2.39

Abstract

The purpose of the public discussion is to educate students, particularly teenage girls, on the use of experience materials to treat menstrual pain (dysmenorrhea). This program is implemented by using the School Health Unit as a media outlet to facilitate education and use ginger-boiled water and green coconut water as a substitute for menstrual pain. Through study and instruction, teenage girls learn about the benefits of ginger and green coconut, which contain natural compounds that can help reduce pain. As an easy, safe, and pleasant way to lessen the severity of menstruation, ginger boiled water, which has anti-inflammatory and anti-spasmodic properties, as well as green coconut water, which will be electrolyzed and include antioxidants, is recommended. Along with teaching, this program teaches students how to properly handle and consume both of these materials so they may use them independently. It is hoped that through this activity, teenage girls will have useful solutions to deal with dysmenorrhea and that they will also increase their awareness of the importance of reproductive health.