Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENGARUH ASSOCIATIVE PLAY TERHADAP TINGKAT STRESS PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN Ines Ratni Pravitasari; Didien Ika Setyaraini; Reni Wahyu Triningsih
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (State Health Polytechnic of Malang)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v5i1.673

Abstract

The Phenomenon of fear more experienced by the child during pre-school than any other time.Continual fear will cause stress. This study aims to determine the effect of associative play on stresslevels in children aged 3-5 years. The methods used was quasy-experimental design with one grup pretest post test approach. Large sample is 25 students who experience stress. The research instrument wasthe School Anxiety Scale-Teacher Report (SAS-TR) questionnaire sheet. The results showed the stresslevel of children aged 3-5 years before associative play, namely the majority of respondents (52%)experienced moderate stress and after associative play experienced mild stress (60%). The results of thestudy were analyzed using the Wilcoxon Signed Rank Test with dan = 0.05 and showed the value of rvalue = 0,000 so that r value < H0, then H0 was rejected which means that there was an associative playeffect on stress levels in children aged 3-5 years.
HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN DENGAN PENURUNAN TFU DAN PENGELUARAN LOCHEA PADA IBU POSTPARTUM NORMAL Ari Kusmiwiyati; Reni Wahyu Triningsih
EMBRIO Vol 10 No 2 (2018): EMBRIO (NOVEMBER 2018)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.265 KB) | DOI: 10.36456/embrio.vol10.no2.a1639

Abstract

Program pembangunan kesehatan di Indonesia masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi. Hal ini dikarenakan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. Angka Kematian Ibu (AKI) terutama terjadi pada masa persalinan. Di Indonesia, AKI pada tahun 2012 masih mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Dibanding negara-negara di Asia Tenggara, angka ini adalah yang tertinggi. Sampai saat ini, masih terdapat trias penyebab utama AKI di Indonesia. Penyebab utamanya adalah perdarahan selama intrapartum dan postpartum. Perdarahan postpartum yang paling sering terjadi, diakibatkan oleh adanya kondisi atonia uteri, yaitu kegagalan mekanisme kontraksi uterus akibat adanya gangguan fungsi myometrium (Oxorn, H., et al, 2010). Upaya pencegahan perdarahan postpartum dapat dilakukan semenjak persalinan kala 3 dan 4 dengan pemberian oksitosin. Selama ini, hormon oksitosin juga diyakini sangat berperan dalam proses involusi uterus atau pengembalian ukuran dan fungsi uterus sama seperti sebelum hamil. Proses involusi uterus akan berjalan dengan bagus jika ada kontraksi uterus yang cukup kuat. Hal inilah yang menuntut dilakukannya berbagai tindakan untuk memperbaiki kontraksi uterus yang kurang optimal (Cunningham and Garyy F, 2006). Salah satunya adalah dengan pijat oksitosin yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin bisa cepat keluar (Suherni, 2008). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pijat oksitosin dengan penurunan TFU dan pengeluaran lochea pada ibu postpartum normal di BPM Ning Zulaikha Ketapang Kabupaten Malang. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan rancangan post test only design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum normal di PMB Ning Zulaikha Ketapang Kabupaten Malang dengan jumlah 23 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu postpartum normal di BPM Ning Zulaikha Ketapang Kabupaten Malang yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis data menggunakan uji Chi Squre dengan signifikasi 5% (Sugiyono, 2009). Hasil penelitian ini didapatkan bahwa pada terdapat hubungan antara pijat oksitosin dengan penurunan TFU, namun tidak terdapat hubungan antara pijat oksitosin dengan pengeluaran lochea pada ibu postpartum. Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi dasar untuk penelitian berikutnya dengan menggunakan lebih banyak sampel dan variasi metode sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih bermanfaat bagi masyarakat luas
Peningkatan Perilaku Personal Hygiene Genital Dengan Metode Storytelling Liza Eri Widyawati; Reni Wahyu Triningsih; Didien Ika Setyarini
Malang Journal of Midwifery (MAJORY) Vol 1 No 2 (2019): MAJORY
Publisher : Poltekkes Kemenkes Malang & IBI Ranting Pendidikan Kota Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Genital personal hygine is an important part because if a girl is not enough to maintain the cleanliness of her reproductive organs, there is a risk of infection in the reproductive organs. The introduction of personal hygiene needs to be given starting early, one of them with the storytelling method. The purpose of this study was to determine personal hygiene behavior before and after storytelling was given. The method used is a one group pretest-post test. Respondents in this study were 34 female students at SDN Junrejo 01 Batu, selected by purposive sampling. Data collected using a questionnaire that has been designed to test its validity and reliability. The results showed that before storytelling 64.7% of students had behaviors in the poor category and 35.3% in the moderate category. After storytelling, 70.6% of students had behaviors in the category and 26.5% were in the moderate category, and 3% in the poor category. The results of statistical analysis using the Wilcoxon signed rank test showed p value <0.001 which means that there is an influence of the storytelling method on the increase in personal genital hygiene behavior at SDN Junrejo 01 Batu. Provision of health education needs to be done by health workers periodically as an effort to promote reproductive health in adolescents so that adolescents can behave properly in maintaining reproductive health. Keywords: Storytelling, Adolescent Behavior, Genital Personal Hygiene
Perilaku Ibu Hamil Dalam Pelaksanaan P4K Berhubungan Dengan Kesiapan Ibu Hamil Menghadapi Komplikasi Miftakhul Jannah; Desy Dwi Cahyani; Reni Wahyu Triningsih; Lisa Purbawaning Wulandari
Malang Journal of Midwifery (MAJORY) Vol 2 No 2 (2020): MAJORY
Publisher : Poltekkes Kemenkes Malang & IBI Ranting Pendidikan Kota Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/majory.v2i2.2114

Abstract

One of the efforts to prevent delays in handling complications is the birth planning and complications prevention program (P4K). If every pregnant woman implements P4K, it is hoped that if complications occur in her pregnancy, she will be able to handle it as early as possible. The purpose of this study was to analyze the relationship between the behavior of pregnant women in implementing P4K and the readiness of pregnant women to face complications in the Kedok Village, the working area of ??Puskesmas Turen. This study used a correlational study design with a cross-sectional approach, a population of 45 pregnant women, and the sampling using simple random sampling technique with a sample size of 40 pregnant women who had met the inclusion criteria, namely pregnant women who had received an explanation about P4K and already had P4K stickers, willing to be respondents. The research instrument used a questionnaire on the behavior of pregnant women in implementing P4K and a questionnaire on the readiness of pregnant women to face complications. Data analysis used the chi-square test with a significance level of ? 0.05. The results showed a relationship between the behavior of pregnant women in implementing P4K and the readiness of pregnant women to face complications (p-value <0.001). Pregnant women can carry out P4K as an effort to increase the readiness of pregnant women in facing possible complications. Keywords: Pregnant Mother Behavior, P4K, Readiness, Complications
FAKTOR DETERMINAN KEJADIAN BLIGHTED OVUM Nur Hamidah Anggraini H; Endah Kamila Mas'udah; Reni Wahyu Triningsih
Bahasa Indonesia Vol 11 No 2 (2022): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v11i2.380

Abstract

Blighted ovum atau kehamilan anembrionik merupakan keadaan dimana seorang wanita hamil namun tidak terdapat janin didalam kandungannya, dikarenakan ovum yang dibuahi tidak berkembang. Hingga saat ini penyebab kejadian blighted ovum belum dapat dideteksi karena gejala yang tidak spesifik. Umumnya kejadian blighted ovum terjadi pada trimester I dan memungkinkan untuk terulang kembali pada kehamilan selanjutnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kejadian blighted ovum. Metode penelitian yang digunakan adalah Literature Review yang didapatkan dari 3 database yaitu PubMed, ResearchGate dan Google Scholar dengan kriteria inklusi jurnal terakreditasi Sinta dan Scopus. Hasil penelitian dari 5 jurnal yang telah diidentifikasi melalui proses literature review didapatkan karakteristik ibu hamil berdasarkan usia, paritas, imunologis, dan kelainan genetik ada pada ibu hamil dengan blighted ovum. Ibu hamil yang mengalami blighted ovum memiliki karakteristik usia >40 tahun dengan paritas multigravida dan grandemultigravida serta kelainan genetik.
DESCRIPTION FACTORS (PREDISPOSING, ENABLING AND SUPPORTING) IN MOTHER WHO MAKE POSTPARTUM VISITS Ayumi Kulsum Maulida; Reni Wahyu Triningsih; Desy Dwi Cahyani
SEAJOM: The Southeast Asia Journal of Midwifery Vol 9 No 1 (2023): The Southeast Asian Journal of Midwifery
Publisher : AIPKIND (Asosiasi Pendidikan Kebidanan Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Postpartum visits are carried out to monitor the health of the postpartum mother,detect early and prevent complications during the postpartum period which arecarried out at least 4 times. The target for postpartum visits in Malang Regency in2021 is still lacking, namely 88.32%. The purpose of this study was to describe thecharacteristics of postpartum mothers making postpartum visits at the clinic. Theresearch design is a quantitative descriptive. The research sample for postpartummothers was 38 people. the sample was selected by using purposive samplingtechnique. The research instrument is a questionnaire. The predisposing factorsstudied were knowledge and attitudes. The enabling factors studied were costs,access to transportation and distance; The reinforcing factor studied was familysupport.The results showed that 68% of postpartum mothers made 2 postpartum visits.Predisposing factors: 42% of postpartum mothers have sufficient knowledge and58% of postpartum mothers have a positive attitude towards postpartum visits. In theenabling factor variables, it was found that 100% of postpartum mothers usedpersonal costs for postpartum visits, 100% of postpartum mothers had easytransportation access and 74% of postpartum mothers were home to the clinic >3KM away. Supporting factors are known to be 61% of families of postpartum motherswho support mothers to make postpartum visits. Health workers need to increaseknowledge variables, encourage a more positive attitude of mothers and advocate forfamilies to support postpartum mothers in conducting postpartum visits
UPAYA PENINGKATAN SIKAP REMAJA DALAM MENJAGA KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI KEIKUTSERTAAN DALAM PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA (PIK-R) Sheilla Tania Marcelina; Reni Wahyu Triningsih; Fatichatur Rizqi Saniyah
Bahasa Indonesia Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v12i1.483

Abstract

Kesehatan reproduksi sangat berkaitan dengan perilaku seksual seseorang. Remaja dapat terlibat dalam hubungan menekankan perkembangan perilaku seksual sebagai perilaku yang sangat beresiko terjadi dikalangan remaja. Menurut Profil Remaja dari 270.230.917 penduduk di Indonesia 46 juta (17%) adalah remaja berusia 10-19 tahun. Angka kematian remaja menurun dari 94,5% pada tahun 2006 menjadi 74,1% pada tahun 2016. Hal ini bertanggung jawab atas hilangnya produktivitas remaja akibat kematian dini dan kecacatan remaja, yaitu karena cedera kecelakaan lalu lintas, penyakit kulit, gangguan perilaku, tuberkulosis dan gangguan kecemasan. Pusat Informasi Kesehatan Remaja (PIK-R) merupakan organisasi yang memberikan informasi dan layanan dukungan kepada remaja untuk dapat meningkatkan kualitas hidup remaja dengan menyediakan layanan serta pendidikan. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan keikutsertaan PIK-Remaja dengan sikap remaja. Desain penelitian menggunakan kuantitatif dengan cross-sectional. Sampel penelitian menggunakan teknik total sampling yaitu 42 responden. Berdasarkan hasil analisa data menggunakan uji chi-square didapatkan α = 0,000 (< 0,05), terdapat korelasi signifikan antara keaktifan keikutsertaan PIK-R dengan sikap remaja dalam menjaga kesehatan reproduksi remaja. Responden yang aktif yang mengikuti PIK-R memiliki sikap cukup baik (73,8%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah keikutsertaan remaja secara aktif dalam kegiatan PIK-R di sekolah berhubungan dengan sikap baik siswa dalam menjaga kesehatan reproduksinya. PIK-R berarti wadah bagi generasi muda untuk mengembangkan kecakapan hidup, dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilakunya agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, serta dapat digunakan untuk mengatasi resiko TRIAD KRR. Melalui PIK-R, generasi muda dapat mencari ilmu dan bertukar informasi tentang kesehatan reproduksi.
STUDI LITERATUR: MENGURANGI DISMENOREA MELALUI PENANGANAN KOMPLEMENTER Reni Wahyu Triningsih; Endah Kamila Mas'udah
Bahasa Indonesia Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v12i1.489

Abstract

Pendahuluan: Kejadian dismenore pada saat menstruasi sering menganggu aktifitas dan meningkatkan morbiditas, terutama pada remaja putri. Saat ini pemberian terapi komplementer lebih banyak digunakan oleh elemen masyarakat untuk menanggulangi masalah tersebut Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melakukan telaah terkait penanganan komplementer untuk mengurangi dismenore pada remaja putri. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature riview pada artikel-artikel yang mengkaji tentang dismenore dan penanganan komplementer. Jumlah artikel yang didapatkan dari database: Google Scholar (15), Researchgates (12), dan Science Direct (2). Studi literatur yang didapatkan dari 29 artikel menunjukkan penanganan: kompres hangat (10), akupresur (6), aromaterapi lavender (6), kunyit asam (5), dan yoga (2). Artikel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan kriteria inklusi: artikel yang terpublikasi pada tahun 2017-2022, full text, kriteria subyek remaja perempuan dengan dismenore, menggunakan desain penelitian pre eksperimental, eksperimental, dan quasi eksperimental, jurnal terakreditasi Sinta dan Scopus. Hasil: Derajat nyeri dismenore terbagi menjadi 3 yakni ringan, sedang dan berat. Semua literatur yang ditelaah menunjukkan adanya efektifitas penanganan komplementer untuk mengurangi dismenore pada remaja putri. Kesimpulan: Dismenore dapat berkurang setelah diberikan penanganan komplementer, antara lain kompres hangat, akupresur, aromaterapi lavender, kunyit asam, dan yoga.
PENGARUH ASSOCIATIVE PLAY TERHADAP TINGKAT STRESS PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN Ines Ratni Pravitasari; Didien Ika Setyaraini; Reni Wahyu Triningsih
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v5i1.673

Abstract

The Phenomenon of fear more experienced by the child during pre-school than any other time.Continual fear will cause stress. This study aims to determine the effect of associative play on stresslevels in children aged 3-5 years. The methods used was quasy-experimental design with one grup pretest post test approach. Large sample is 25 students who experience stress. The research instrument wasthe School Anxiety Scale-Teacher Report (SAS-TR) questionnaire sheet. The results showed the stresslevel of children aged 3-5 years before associative play, namely the majority of respondents (52%)experienced moderate stress and after associative play experienced mild stress (60%). The results of thestudy were analyzed using the Wilcoxon Signed Rank Test with dan = 0.05 and showed the value of rvalue = 0,000 so that r value < H0, then H0 was rejected which means that there was an associative playeffect on stress levels in children aged 3-5 years.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN BAYI SEHARI HARI DI KELURAHAN TLOGOMAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO KOTA MALANG Desy Dwi Cahyani; Vilanda Diah Ayu Safitri; Surachmindari .; Reni Wahyu Triningsih
Jurnal Pendidikan Kesehatan Vol 9 No 1 (2020): Jurnal Pendidikan kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jpk.v9i1.1505

Abstract

The lack of knowledge of post partum mothers in carrying out daily baby care can lead to undesirable conditions such as infection and even infant death. The purpose of this research is to find out the description of postpartum mothers knowledge about daily baby care. This research was conducted on May 17 until 23, 2019. The research design was quantitative descriptive with a total sampling of 21 respondents. The instrument used was a closed questionnaire used tryout method. Data processing using computer. The results showed the knowledge of postpartum mothers about daily baby care nearly half of the respondents were 10 people namely 47.62 percent with good knowledge. Good postpartum maternal knowledge about baby care will help reduce infant morbidity and mortality