Influenza merupakan salah satu masalah kesehatan global yang signifikan akibat tingginya laju mutasi virus, pola kejadian musiman, serta meningkatnya resistensi terhadap obat antivirus konvensional. Nanoemulsi berkembang sebagai sistem penghantaran obat yang menjanjikan karena mampu meningkatkan kelarutan, stabilitas, dan penyerapan seluler senyawa bioaktif hidrofobik yang berasal dari tanaman obat. Tinjauan naratif ini merangkum bukti ilmiah yang dipublikasikan pada periode 2019–2024 terkait pengembangan formulasi nanoemulsi berbasis herbal dengan penggunaan surfaktan alami untuk terapi antiviral influenza. Pencarian literatur dilakukan melalui PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Sebanyak 15 studi memenuhi syarat dan dianalisis secara tematik. Hasil menunjukkan bahwa Curcuma longa, Nigella sativa, Zingiber officinale, dan Ocimum basilicum merupakan tanaman obat yang paling banyak diteliti, mengandung senyawa aktif seperti kurkumin, timoquinon, gingerol, dan eugenol dengan potensi antiviral yang tinggi. Surfaktan alami termasuk lesitin, saponin, dan gum arabic terbukti mampu menghasilkan droplet berukuran nano (<200 nm) dengan stabilitas fisikokimia yang baik serta peningkatan aktivitas antivirus. Secara mekanistik, nanoemulsi herbal bekerja melalui inhibisi masuknya virus, penurunan ekspresi hemagglutinin, serta modulasi respons imun inang. Meskipun hasilnya menjanjikan, sebagian besar penelitian masih terbatas pada uji in vitro sehingga diperlukan kajian praklinik dan klinik lebih lanjut. Secara keseluruhan, nanoemulsi berbasis tanaman obat dengan surfaktan alami berpotensi menjadi pendekatan terapi yang aman dan efektif untuk penanganan infeksi influenza.