Yelliza Gusti
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

INTEGRASI ILMU AGAMA DAN ILMU SOSIAL MELALUI PENDEKATAN INTERDISIPLINER DALAM STUDI ISLAM Suriyati; Yelliza Gusti; Julhadi
EDU RESEARCH Vol 6 No 1 (2025): EDU RESEARCH
Publisher : IICLS (Indonesian Institute for Corporate Learning and Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47827/jer.v6i1.305

Abstract

Penelitian ini mengkaji integrasi antara ilmu agama dan ilmu sosial melalui pendekatan interdisipliner dalam konteks studi Islam. Dalam era globalisasi, tantangan yang dihadapi umat Islam semakin kompleks, memerlukan pemahaman yang holistik dan multidimensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi cara-cara di mana prinsip-prinsip agama dapat diaplikasikan dalam analisis sosial, serta bagaimana fenomena sosial dapat dipahami dalam kerangka ajaran Islam. Dengan menggunakan metode kualitatif, studi ini menganalisis berbagai literatur yang mengaitkan kedua bidang tersebut, serta melakukan wawancara dengan sejumlah akademisi dan praktisi di bidang studi Islam dan ilmu sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi ini tidak hanya memperkaya pemahaman akademis, tetapi juga memberikan solusi praktis terhadap masalah sosial yang dihadapi masyarakat Muslim. Temuan ini menegaskan pentingnya kolaborasi antar-disiplin dalam menciptakan pendekatan yang lebih komprehensif dalam studi Islam, serta mendorong pengembangan kurikulum yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi akademisi dan praktisi dalam merumuskan strategi interdisipliner yang efektif dalam kajian Islam.
ANALISIS PERAN MUHAMMADIYAH DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER GENERASI MUDA DI INDONESIA Wahyu Priyanti; Yelliza Gusti; Desi Asmaret
EDU RESEARCH Vol 6 No 1 (2025): EDU RESEARCH
Publisher : IICLS (Indonesian Institute for Corporate Learning and Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47827/jer.v6i1.309

Abstract

Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki peran penting dalam pembentukan karakter generasi muda. Melalui pendidikan, dakwah, dan kegiatan sosial, Muhammadiyah berupaya membentuk individu yang tidak hanya beriman, tetapi juga berakhlak mulia dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Analisis ini mengungkapkan bahwa program-program pendidikan formal dan non-formal yang dijalankan oleh Muhammadiyah, seperti sekolah dan pelatihan kepemimpinan, berperan signifikan dalam membentuk nilai-nilai moral dan etika generasi muda. Selain itu, kegiatan sosial yang melibatkan pemuda dalam pelayanan masyarakat memupuk rasa kepedulian dan tanggung jawab sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus di beberapa daerah di Indonesia. Hasil menunjukkan bahwa keterlibatan pemuda dalam kegiatan Muhammadiyah tidak hanya meningkatkan pengetahuan agama, tetapi juga membangun karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan kultur lokal. Dengan demikian, Muhammadiyah berkontribusi tidak hanya dalam aspek spiritual, tetapi juga dalam pengembangan karakter dan identitas generasi muda, menjadikannya sebagai agen perubahan yang strategis dalam menghadapi tantangan global.
DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP INTERAKSI DAN KOLABORASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN Yelliza Gusti; Yulisamarhan
EDU RESEARCH Vol 6 No 1 (2025): EDU RESEARCH
Publisher : IICLS (Indonesian Institute for Corporate Learning and Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47827/jer.v6i1.519

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak penggunaan media sosial terhadap interaksi dan kolaborasi siswa dalam konteks pembelajaran. Era digital telah mengubah cara siswa berkomunikasi dan berkolaborasi, sehingga media sosial menjadi alat penting dalam proses belajar mengajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan survei yang melibatkan 200 siswa dari berbagai sekolah menengah. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang mengukur frekuensi penggunaan media sosial, tingkat interaksi antar siswa, dan kualitas kolaborasi dalam tugas kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang intensif berhubungan positif dengan peningkatan interaksi siswa, namun juga menunjukkan adanya tantangan seperti distraksi dan penyebaran informasi yang tidak akurat. Temuan ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pendidik dan lembaga pendidikan dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk meningkatkan interaksi dan kolaborasi siswa secara efektif.
KONSEP KEBENARAN DALAM FILSAFAT ILMU KEISLAMAN : PERSPEKTIF AL-GHAZALI DAN IBN RUSHD Yelliza Gusti; Inal Aprizal; Julhadi
EDU RESEARCH Vol 6 No 1 (2025): EDU RESEARCH
Publisher : IICLS (Indonesian Institute for Corporate Learning and Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47827/jer.v6i1.523

Abstract

Konsep kebenaran dalam filsafat ilmu Keislaman merupakan tema yang mendalam dan kompleks, terutama ketika dipandang melalui lensa pemikiran dua tokoh besar: Al-Ghazali dan Ibn Rushd. Al-Ghazali, dengan pendekatan sufistiknya, menekankan bahwa kebenaran sejati tidak hanya dapat dicapai melalui akal tetapi juga melalui pengalaman spiritual dan revelasi. Ia berargumen bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui akal saja sering kali tidak memadai dan dapat menyesatkan, sehingga penting untuk mengintegrasikan intuisi dan wahyu dalam pencarian kebenaran. Di sisi lain, Ibn Rushd (Averroes) menekankan pentingnya rasionalitas dan argumentasi logis dalam menemukan kebenaran. Ia berpendapat bahwa akal dan wahyu tidak bertentangan, melainkan saling melengkapi. Ibn Rushd berusaha mengembalikan peran filsafat sebagai alat untuk memahami ajaran agama, dan meyakini bahwa kebenaran filosofis adalah satu dan tidak terbagi. Kedua pemikir ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman kebenaran dalam konteks Islam, dengan Al-Ghazali menekankan dimensi spiritual dan Ibn Rushd menekankan rasionalitas. Diskursus antara keduanya membuka ruang bagi perdebatan yang lebih luas mengenai metode pencarian kebenaran dalam tradisi intelektual Islam, menciptakan jembatan antara iman dan akal yang relevan hingga saat ini.