Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ZAITUN MURNI SECARA TOPIKAL TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA KULIT TIKUS YANG DITINJAU SECARA HISTOPATOLOGIS Manullang, Gita Amelia Sefthiany; Durry, Meilany Feronika; Kairupan, Carla Felly
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.41820

Abstract

Luka bakar adalah masalah kesehatan global dengan angka kejadian dan mortalitas tinggi. Pengobatan luka bakar sering menggunakan terapi komersial yang memiliki efek samping. Minyak zaitun sebagai bahan alami dengan sifat anti-inflamasi dan antioksidan belum banyak diteliti dalam penyembuhan luka bakar secara histopatologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak zaitun secara topikal terhadap reepitelisasi, infiltrasi sel radang, dan neoangiogenesis pada penyembuhan luka bakar tikus Wistar. Penelitian eksperimental ini menggunakan Post test Only Control Trial Group Design dengan 27 ekor tikus Wistar jantan yang dibuatkan luka bakar pada area dorsal. Hewan uji dibagi menjadi tiga kelompok: kontrol negatif (tanpa terapi), kontrol positif (ekstrak plasenta 10% dan neomycin sulfate 0,5%), dan kelompok perlakuan (minyak zaitun). Data dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis. Hasil menunjukkan kelompok tanpa terapi sel radang yang menyebar dengan kerapatan tinggi, reepitelisasi belum sempurna, dan pembuluh darah baru masih sedikit. Kelompok terapi kombinasi ekstrak plasenta 10% dan neomycin sulfate 5% menunjukkan sedikit infiltrasi sel radang, jaringan epitel belum terbentuk sempurna dan pembuluh darah baru masih sedikit. Kelompok terapi minyak zaitun terlihat banyak sel radang, reepitelisasi belum terbentuk, dan pembuluh darah sudah banyak terbentuk. Uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan pada reepitelisasi (p = 0,105), infiltrasi sel radang (p = 0,306) dan neoangiogenesis (p = 0,538). Minyak zaitun tidak mempercepat reepitelisasi, tidak menurunkan jumlah sel radang, tetapi meningkatkan pembentukan pembuluh darah baru. Tidak terdapat pengaruh signifikan untuk pemberian minyak zaitun secara topikal terhadap reepitelisasi, infiltrasi sel radang, dan neoangiogenesis pada gambaran histopatologis penyembuhan luka bakar tikus Wistar (p > 0,05).
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ALGA COKELAT (SARGASSUM POLYCYSTUM) DARI PERAIRAN PULAU NAIN TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIK HEPAR TIKUS WISTAR (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Kiai Demak, Puspa Eldiaputri; Kairupan, Carla Felly; Wijaya, Nur Anindhita Kurniawaty
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.41823

Abstract

Penyakit hati berlemak non-alkohol/non-alcohol fatty liver disease (NAFLD) merupakan masalah kesehatan global yang semakin meningkat, terutama terkait dengan pola makan yang tinggi lemak dan kolesterol. Alga cokelat memiliki senyawa antioksidan yang berpotensi sebagai hepatoprotektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian ekstrak alga cokelat (Sargassum polycystum) dari Perairan Pulau Nain terhadap gambaran histopatologik hepar tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang diberikan diet tinggi lemak. Penelitian eksperimental ini menggunakan subjek 24 ekor tikus Wistar jantan yang terbagi dalam 4 kelompok. Kelompok A tidak diberi perlakuan selama 21 hari, kelompok B diberi perlakuan diet tinggi lemak 5 ml/ekor selama 21 hari, dan kelompok C dan D diberi perlakuan diet tinggi lemak masing-masing 5 ml/ekor dan ekstrak alga cokelat 450 mg/kgBB dan 900 mg/kgBB. Kelompok A menunjukkan gambaran histopatologik hepar tikus normal. Kelompok B terdapat banyak sel radang, nekrosis, steatosis mikrovesikuler dan sedikit steatosis makrovesikuler, dan fibrosis perisinusoid. Kelompok C menunjukkan sel hati yang teregenerasi, sedikit sel steatosis, sel radang dan fibrosis perisinusoid. Kelompok D terdapat sel radang dan sel steatosis yang lebih sedikit dari kelompok C serta terdapat fibrosis.  Pemberian ekstrak alga cokelat (Sargassum polycystum) mampu membantu proses regenerasi sel hepar dan mengurangi reaksi inflamasi pada hepar tikus Wistar yang diberikan diet tinggi lemak, dengan efek yang lebih baik terlihat pada hepar tikus Wistar yang diberi ekstrak alga cokelat dalam dosis yang lebih tinggi (900 mg/kgBB).
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN CENGKEH (SYZYGIUM AROMATICUM) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIK HATI TIKUS WISTAR (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIINDUKSI MINUMAN BERALKOHOL CAP TIKUS Janis, Ebenhard Ishak; Wijaya, Nur Anindhita Kurniawaty; Kairupan, Carla Felly
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.41826

Abstract

Penggunaan obat-obatan kortikosteroid dalam manajemen Alcoholic liver disease (ALD) memiliki efek samping yang serius. Daun cengkih (Syzygium aromaticum) mengandung senyawa fenolik dan eugenol yang tinggi yang berpotensi terhadap aktivitas antioksidan dapat melindungi jaringan parenkim hati dari kerusakan oksidatif akibat konsumsi minuman beralkohol. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun cengkih terhadap gambaran histopatologik hati tikus wistar yang diinduksi minuman beralkohol cap tikus. Penelitian eksperimental ini menggunakan rancangan post test only control group design yang melibatkan subjek 27 ekor tikus wistar jantan yang dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok normal hanya diberi pakan standar AD2 dan aquadest, kelompok kontrol negatif diinduksi minuman beralkohol cap tikus 2,16 ml/hari, kelompok perlakuan diberikan ekstrak daun cengkih 100mg/kgBB kemudian dilanjutkan induksi minuman beralkohol cap tikus 2,16 ml/hari. Setelah itu hewan coba semuanya diterminasi pada hari kelima belas. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan patologis jaringan parenkim hati berupa pembengkakkan sel, steatosis, nekrosis sel, dan infiltrasi sel radang pada tikus-tikus yang diinduksi cap tikus, baik yang diberi maupun yang tidak diberi ekstrak daun cengkih. Gambaran histopatologik hati tikus wistar tampak mirip pada kedua kelompok tersebut dan analisis statistik dengan uji Post hoc Dunn-Bonferroni mengindikasikan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p value = 1000). Sebagai kesimpulan, pemberian ekstrak daun cengkih (Syzygium aromaticum) tidak berpengaruh secara signifikan (p value = 1,000) terhadap gambaran histopatologik hati tikus wistar yang diinduksi minuman beralkohol cap tikus.
Metagenomic Bioprospecting for Lignocellulosic Enzymes from Bacterial Communities of Humus Obtained from Natural and Man-Made Forests in Tomohon, North Sulawesi, Indonesia Mantiri, Feky Recky; Kairupan, Carla Felly; Sudewi, Sri; Mantiri, Vic Axel Daniel
Journal of Applied Agricultural Science and Technology Vol. 9 No. 2 (2025): Journal of Applied Agricultural Science and Technology
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/jaast.v9i2.421

Abstract

Lignocellulosic biomass degradation is crucial for various industrial applications. Traditional enzyme discovery methods, limited by culturing constraints, fail to capture the vast enzymatic potential of uncultured microorganisms. Metagenomic bioprospecting provides a culture-independent avenue to explore this untapped genetic diversity. This research characterizes the microbial communities and their functional capabilities in a natural forest (Mahawu Mountain Forest, MMF) and a man-made forest (Tomohon City Forest, TCF) located in North Sulawesi, Indonesia, aiming to assess the influence of forest type on microbial ecological dynamics and lignocellulose degradation mechanisms. Comparative soil analysis revealed MMF had slightly alkaline pH (7.1), cooler temperature (21°C), and dark grayish-brown Andosol, while TCF exhibited a neutral pH (6.9), warmer temperature (23°C), and brown Andosol. High-throughput 16S rRNA sequencing demonstrated that TCF harbors greater bacterial richness (125 vs. 91 observed OTUs) and diversity (Shannon index 4.44 vs. 4.11), likely influenced by anthropogenic activities. Taxonomic profiling showed that Proteobacteria dominate both sites (MMF: 42.37%; TCF: 56.08%), with Actinobacteria significantly more abundant in MMF (34.08% vs. 5.84%). Functional prediction via PICRUSt analysis highlighted TCF’s enrichment in stress-responsive genes and ABC transporters, whereas MMF exhibited elevated lipid metabolism and specialized lignin-degradation pathways (e.g., 3-hydroxyphenylacetate degradation). These findings suggest that TCF's heterogeneous environment supports microbial versatility, while MMF's stable conditions promote specialization in decomposition. Both forests represent promising reservoirs for lignocellulolytic enzyme discovery, with implications for sustainable biotechnological applications. This study underscores the importance of forest management in shaping soil microbial communities and highlights the value of preserving natural ecosystems for future bioresource exploration.
EFEK ANTIBODI MONOKLONAL TOCILIZUMAB TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIK PARU PASIEN COVID-19: LITERATURE REVIEW Kowureng, Brigita Kezia Hana; Kairupan, Carla Felly; Durry, Meilany Feronika
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.41815

Abstract

Coronavirus disease 2019 (COVID-19), suatu penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, sering menimbulkan kerusakan paru berat akibat badai sitokin, dengan IL-6 sebagai mediator utama inflamasi. Tocilizumab (TCZ), antibodi monoklonal yang menghambat IL-6, telah digunakan untuk mengurangi inflamasi pada pasien COVID-19, namun dampaknya terhadap gambaran histopatologik paru masih kurang dibahas. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau efek tocilizumab terhadap gambaran histopatologik paru pada pasien COVID-19. Metodologi penelitian ini yaitu meninjau kembali karya tulis yang berhubungan dengan efek antibodi monoklonal tocilizumab terhadap gambaran histopatologik paru pasien COVID-19 melalui database PubMed dan ClinicalKey, serta mesin pencari Google Scholar. Sebuah penelitian menunjukkan bukti bahwa tocilizumab (TCZ), sebagai antagonis reseptor IL-6, efektif memperbaiki gambaran histopatologik paru pada model tikus BALB/c dengan kerusakan paru akibat cytokine storm syndrome (CSS). Perbaikan yang diamati meliputi pengurangan edema interstisial, pemulihan struktur alveolar, dan penurunan infiltrasi neutrofil. Tujuh penelitian menunjukkan TCZ juga menurunkan biomarker inflamasi seperti IL-6, CRP, ferritin, LDH dan rasio neutrofil/limfosit (NLR), yang berperan dalam mengendalikan inflamasi dan mencegah kerusakan progresif jaringan paru. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa TCZ efektif memperbaiki gambaran histopatologik paru pasien COVID-19 yang rusak akibat CSS. Sebagai antagonis reseptor IL-6, TCZ mengurangi edema interstisial, memperbaiki struktur alveolar, dan menurunkan infiltrasi neutrofil. Penurunan biomarker inflamasi seperti IL-6, CRP, ferritin, dan LDH juga mendukung peran TCZ dalam mengendalikan inflamasi dan mencegah kerusakan jaringan paru progresif, sehingga dapat menjadi terapi potensial untuk pasien COVID-19 berat.