Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perencanaan Lanskap Kebun Wisata Stroberi Lemo-lemo di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan Qadri, Ari Nur Muhammad; Nurfaida; Ridwan , Ifayanti
Jurnal Lanskap dan Lingkungan (Julia) Vol. 1 No. 1 (2023): Jurnal Lanskap dan Lingkungan Volume 1 Nomor 1 Juni 2023
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/julia.v1i1.27316

Abstract

Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang dapat dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata. Kebun wisata stroberi Lemo-lemo di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu lahan yang memiliki potensi sebagai objek wisata. Tujuan studi ini adalah membuat perencanaan lanskap kebun wisata stroberi Lemo-lemo sebagai kawasan agrowisata yang bernilai fungsional, edukatif, dan estetis. Metode yang digunakan adalah proses perencanaan lanskap dengan pendekatan sumberdaya tapak meliputi tahap inventarisasi, analisis, sintesis, dan perencanaan. Analisis dilakukan berbasis kesesuaian lahan dan deskriptif berdasarkan potensi dan kendala tapak. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tapak memiliki kelas kesesuaian yang beragam mulai dari kelas sesuai marginal (S3) hingga kelas sangat sesuai (S1). Karakteristik lahan yang tergolong kelas S1 adalah kriteria kelembaban, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah, KTK liat, kejenuhan basa, pH H2O, C-organik, lereng, dan genangan. Konsep dasar perencanaan kebun wisata ini adalah kawasan agrowisata yang bersifat edukatif yang menonjolkan karakter lanskap alami. Penataan tapak dilakukan dengan mengembangkan tanaman stroberi, jeruk lemon, pepino, dan tanaman hias yang dilengkapi fasilitas dan utilitas untuk kenyamanan pengunjung. Rencana tata ruang dibagi menjadi 1) ruang wisata meliputi zona tanaman stroberi dan tanaman hortikultura (sayur dan hias); dan 2) ruang pendukung wisata meliputi zona penyambut, penjualan, edukasi, santai, ibadah, dan parkir. Tata hijau yang direncanakan dibagi berdasarkan fungsi, yaitu tanaman utama, penyambut, pengarah, estetika, pembatas, dan tanaman hortikultura.
Evaluasi Lanskap Kawasan Sejarah Benteng Sombu Opu Kabupaten Gowa Nurfaida; Yassi, Amir; Aqilah, Khumaira Alya
Jurnal Lanskap dan Lingkungan (Julia) Vol. 1 No. 2 (2023): Jurnal Lanskap dan Lingkungan Volume 1 Nomor 2 Desember 2023
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/julia.v1i2.32385

Abstract

Benteng Somba Opu merupakan peninggalan kawasan sejarah dari Kabupaten Gowayang perlu dilestarikan. Jika melihat kondisi terkini Benteng Somba Opu mengalamiperubahan baik dari aspek fungsi dan aspek estetika. Penelitian ini bertujuan untukmengevaluasi lanskap Benteng Somba Opu Kabupaten Gowa berdasarkan aspeksejarah, fungsi dan estetika, serta menyusun rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi.Penelitian dilaksanakan menggunakan metode survei dengan tahap persiapan,inventarisasi, analisis, dan sintesis. Analisis data yang digunakan adalah KeyPerformance Indicator (KPI). Hasil penelitian diperoleh nilai KPI dari keseluruhankomponen sebesar 0,8 yang berarti sesuai dengan standar. Nilai KPI yang terendahterdapat pada komponen aspek sejarah sebesar 0,7, sedangkan nilai KPI yangtertinggi terdapat pada komponen pengunjung sebesar 0,9. Hal ini menunjukkanbahwa dari rentang nilai 0 – 1, nilai KPI sebesar <1 membutuhkan rekomendasiperbaikan. Rekomendasi yang diusulkan untuk meningkatkan kualitas fungsi danestetika lokasi wisata, yaitu dengan memanfaatkan ruang kosong yang dapatdialihfungsikan lebih optimal lagi, perbaikan jalur sirkulasi dan aspek fisik lainnya,perbaikan kondisi tata hijau lokasi dan pemanfaatan fungsi tanaman dalam lanskapdi lokasi, penambahan fasilitas wisata yang penting dan lengkap dengan desain yangmenarik perhatian, penambahan informasi sejarah di museum, serta dapatmendukung aktivitas pasif dan aktif pengunjung.
Evaluasi Tingkat Kenyamanan Termal dan Kualitas Estetika Lanskap di Taman Callaccu Sengkang Nurfaida; Dungga, Novaty Eny; Duhri, Asdiana Anugrah
Jurnal Lanskap dan Lingkungan (Julia) Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal Lanskap dan Lingkungan Volume 2 Nomor 1 Juni 2024
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/julia.v2i1.42488

Abstract

Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui apakah keberadaan Taman Callaccu sebagai salah satu RTH telah memberikan kenyamanan yang optimal bagi pengunjung dan memberikan rekomendasi pengembangan taman dari hasil evaluasi. Penelitian ini dilakukan di Taman Callaccu Sengkang yang terletak di wilayah Kelurahan Teddaopu, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang bersifat komparatif dengan membandingkan hasil analisis lapangan dengan studi literatur. Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu persiapan, inventarisasi, analisis, dan sintesis. Berdasarkan hasil keseluruhan analisis, tingkat kenyamanan termal pada Taman Callaccu termasuk ke dalam kategori cukup nyaman dengan nilai Temperature Humidity Index (THI) sebesar 26,6, kecepatan angin termasuk ke dalam kategori nyaman dengan kecepatan angin tertinggi sebesar 1,4 m/s dan kecepatan angin terendah sebesar 0,9 m/s, sedangkan kategori kualitas estetika dengan menggunakan Scenic Beauty Estimation (SBE) menunjukkan bahwa nilai SBE pada 16 titik pengamatan berkisar antara 0 – 105,42 dengan kategori tinggi pada 4 titik, sedang dan rendah masing-masing 6 titik. Rekomendasi terkait aspek kenyaman termal pada Taman Callaccu yaitu penambahan vegetasi peneduh, penambahan elemen peneduh buatan, dan penambahan elemen air sedangkan untuk aspek estetika yaitu melakukan penataan lanskap dengan melibatkan prinsip desain seperti kesatuan, keseimbangan, irama dan pengulangan, serta keharmonisan.
Perancangan Lanskap Agroeduwisata Balai Benih Tanaman Hortikultura di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan Aprilia, Rizza Nurul; Nurfaida; Ridwan, Ifayanti
Jurnal Lanskap dan Lingkungan (Julia) Vol. 2 No. 2 (2024): Jurnal Lanskap dan Lingkungan Volume 2 Nomor 2 Desember 2024
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/julia.v2i2.42705

Abstract

Balai Benih Tanaman Hortikultura yang terletak di Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu kawasan yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi agroeduwisata. Penelitian ini bertujuan untuk merancang lanskap kawasan Balai Benih Tanaman Hortikultura menjadi suatu kawasan agroeduwisata yang fungsional dan bernilai estetika. Metode penelitian ini dilakukan dengan pendekatan perencanaan dan perancangan lanskap yang terdiri atas tahap persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis, perencanaan, dan perancangan. Hasil penelitian ini menghasilkan Konsep dasar wisata edukasi dan agrowisata. Konsep pengembangan terdiri atas konsep tata ruang, konsep tata hijau, konsep sirkulasi, konsep fasilitas dan utilitas, serta konsep aktivitas. Tata ruang dibagi menjadi tiga zona, yaitu zona hortikultura, zona edukasi dan zona rekreasi. Tata hijau dibagi berdasarkan fungsi tanaman, yaitu penyambut, estetika, produksi, peneduh, dan pembatas. Sirkulasi terbagi atas dua jalur, yaitu jalur utama dan penunjang. Perencanaan dan perancangan menggunakan elemen lunak yang digunakan sesuai dengan fungsi tanaman, misalnya untuk fungsi penyambut menggunakan palem raja, fungsi produksi menggunakan tanaman sayur dan buah, fungsi peneduh menggunakan pohon kupu-kupu, fungsi estetika menggunakan bunga krisan, dan fungsi pembatas menggunakan soka merah. Elemen keras yang didesain meliputi pergola, saung petani, rumah pupuk, rumah benih, pergola kebun, gazebo, bangku taman, restoran, playground, masjid, toilet, lampu jalan, tempat sampah, tempat parkir, tempat bibit, dan pasar tani.
Perancangan Komposter Skala Dapur dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD) Widodo, Widodo; Rimantho, Dino; Nurfaida
Jurnal Lanskap dan Lingkungan (Julia) Vol. 3 No. 1 (2025): Jurnal Lanskap dan Lingkungan Volume 3 Nomor 1 Juni 2025
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/julia.v3i1.45085

Abstract

Kepuasan pelanggan dapat ditingkatkan dengan menggunakan Quality Function Deployment (QFD) dapat digunakan dalam berbagai pengaturan untuk menerjemahkan permintaan klien menjadi spesifikasi teknis yang tepat. Tuntutan dan preferensi khusus pengguna komposter sehubungan dengan fungsionalitas, pemilihan material, konfigurasi, ergonomi, dan estetika akan ditentukan oleh studi ini. Untuk menentukan efektivitas penggunaan QFD untuk meningkatkan kualitas hasil desain, penulis menerapkan metode analisis QFD. Untuk mencakup berbagai kebutuhan pelanggan yang kompleks terkait dengan produk komposter yang menggunakan mikroorganisme starter, penulis memperluas studi QFD. Untuk tujuan ini, matriks House of Quality (HOQ)—implementasi metodis dari QFD digunakan. Sebelum mengevaluasi masalah penjadwalan, kebutuhan berbasis kualitas diperhitungkan. 30 responden dikumpulkan sebagai bagian dari strategi pengumpulan data. Untuk mengumpulkan dan menerjemahkan persyaratan masyarakat menjadi persyaratan teknis, pendekatan QFD digunakan. QFD berfungsi sebagai jembatan antara proses rekayasa/desain dan kepuasan pelanggan, menjamin bahwa produk akhir memuaskan kebutuhan dan keinginan klien. Kuesioner didistribusikan sebagai bagian dari prosedur pengumpulan data. Selanjutnya, informasi yang dikumpulkan dianalisis untuk mengidentifikasi solusi terbaik untuk masalah tersebut. Hasil analisis matriks HOQ digunakan untuk memberikan saran dan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Customer Satisfaction Performance  (CSP), atau kinerja kepuasan pelanggan, mencapai puncaknya. Dengan nilai keamanan (A10), komposter dianggap aman digunakan pada 4,7. Nilai Penting bagi Pelanggan (ITC) yang terbesar sebesar 4,7. Selain itu, teknik QFD dapat membantu unjuk kinerja komposter guna memastikan bahwa persyaratan operasional dan metrik kinerja saling berkorelasi.
Socio-Economic Impact Of Converting Agricultural Land To Nickel Mining Industrial Land In Labota Village, Bahodopi District, Morowali Regency Nurfaida; Yusna Indarsyih; Muhammad Aswar Limi
International Journal of Technology and Education Research Vol. 3 No. 04 (2025): October - December, International Journal of Technology and Education Research
Publisher : International journal of technology and education research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63922/ijeter.v3i04.2560

Abstract

This study aims to determine 1) To determine the social impact of the conversion of agricultural land to nickel mining industry land in Labota Village, Bahodopi District, Morowali Regency, 2) To determine the economic impact of the conversion of agricultural land to nickel mining industry land in Labota Village, Bahodopi District, Morowali Regency. This study started from July to August 2024. The data in this study used secondary and primary data obtained through documentation methods, library studies and interviews, the study used quantitative and qualitative methods in solving problems. The results of the analysis show 1) the social impact of the conversion of agricultural land to nickel mining industry has caused major changes in the social structure of the Labota village community. 2) Economically, the conversion of agricultural land has a fairly positive impact on community income. The income change index value of 328.08% indicates that after the conversion of agricultural land to nickel mining industry land, the income of the Labota Village community has increased significantly. In detail, the community's income after the land conversion is more than three times (around 3.28 times) compared to their income before the change. Many people who previously relied on agriculture for their livelihoods have now shifted to mining and other sectors, such as trade and entrepreneurship, which have increased their incomes. However, this economic impact has also been accompanied by a reduction in agricultural land ownership. Many people have sold their land to mining companies, reducing the amount of productive land previously owned by farmers. This has the potential to reduce food security in villages and impact the sustainability of the agricultural sector.