Sephia Indah Lutpiah
Universitas Bhakti Kencana

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Literasi Informasi Kesehatan: Penyuluhan Informasi dalam Pencegahan Isu Hoaks Vaksinasi Covid-19 di Sosial Media bagi Pelajar SMK di Jawa Barat Nadia Ushfuri Amini; Ade Tika Herawati; Madinatul Munawwaroh; Agung Sutriyawan; Asep Aep Indarna; Sephia Indah Lutpiah; Bilqis Annisa
Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service) Vol. 5 No. 1 (2023): Februari
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/sasambo.v5i1.1029

Abstract

Literasi informasi Kesehatan dilakukan untuk memberi solusi dari persoalan yang dihadapi oleh siswa dan siswi SMK di Jawa Barat yang mengakses internet dengan tujuan untuk mendapatkan informasi, agar tidak terpapar informasi hoaks vaksinasi Covid-19. Pengabdian ini dilakukan dengan menggunakan  metode  workshop melalui penyuluhan informasi dalam pencegahan isu hoaks vaksinasi Covid-19 di sosial media. Kegiatan  ini dilaksanakan  secara  luring. Ada 42 (empat puluh dua) siswa SMK  yang mengikuti  secara  penuh  kegiatan  ini. Berdasarkan  rangkaian kegiatan  yang  telah  dilakukan, siswa dan siswi SMK Rancaekek merasa sangat terbantu dengan kegiatan yang dilakukan, terutama dengan pemberian penyuluhan terkait literasi informasi kesehatan.  Pengabdi  menemukan,  selama ini  banyak terdapat  siswa dan siswi yang masih kesulitan menyaring informasi fakta dan hoaks terkait vaksinasi Covid-19 dikarenakan  kurangnya  literasi informasi Kesehatan. Setelah  dilakukan  workshop literasi informasi Kesehatan dalam pencegahan isu hoaks vaksin Covid-19, siswa dan siswi dapat memilah informasi fakta dan hoaks, selain itu siswa dan siswi SMK Pasundan Rancaekek dapat mengetahui cara mencegah adan menanggulangi isu hoaks vaksinasi Covid-19. Health Information Literacy: Information Counseling in Preventing the Issue of Covid-19 Vaccination Hoaxes on Social Media for Vocational High School Students in West Java Health information literacy is carried out to provide solutions to problems faced by SMK students in West Java who access the internet with the aim of obtaining information, so as not to be exposed to hoax information about the Covid-19 vaccination. This service is carried out using the workshop method through information counseling in preventing the issue of Covid-19 vaccination hoaxes on social media. This activity is carried out offline. There were 40 (forty two) SMK students who fully participated in this activity. Based on the series of activities that have been carried out, students at SMK Rancaekek feel very helped by the activities carried out, especially by providing counseling related to health information literacy. The servant found that so far there have been many students who still have difficulty sifting through factual and hoax information related to the Covid-19 vaccination due to a lack of health information literacy. After holding a health information literacy workshop in preventing the issue of Covid-19 vaccine hoaxes, students can sort out factual and hoax information. In addition, students at Pasundan Rancaekek Vocational School can find out how to prevent and deal with the issue of Covid-19 vaccination hoaxes.
Etika Bermedia Sosial Di Lingkungan Pelajar SMP Dan SMA Di Kota Bandung Sebagai Upaya Pemahaman Literasi Digital Mufti fauzi Rahman; Anne Yuliantini; Alfi Fauzia Hakim; Siti Nur’aeni; Anri Anri; Anti Restiani; Sephia Indah Lutpiah; Gaizka Verrel Santosa
Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service) Vol. 5 No. 2 (2023): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/sasambo.v5i2.1161

Abstract

Kebebasan berpendapat dan berekspresi menjadi hak setiap orang di media sosial. Namun Hal ini menjadi berlebihan manakala tidak diimbangi dengan etika dalam bermedia sosial. Kegiatan ini berupa Penyuluhan atau edukasi terkait Etika bermedia sosial di mana Siswa dan siswi diberikan edukasi dan pemahaman etika media sosial, edukasi  pencegahan dan melawan  perundungan di media sosial dan edukasi mencegah pelecehan seksual di media sosial kepada siswa SMP dan SMA AL biruni. Populasi dalam kegiatan PKM ini adalah siswa dan siswi SMP dan SMA Al-Biruni  Bandung berjumlah 100(seratus) orang. Kegiatan ini dilakukan secara Daring dan Luring dengan menggunakan metode Ceramah, tutorial dan diskusi atau tanya jawab. kegiatan ini sejalan dengan program dan visi misi sekolah, sehingga dalam pelaksanaan berjalan lancar. Pemahaman Etika di media sosial pun  mengalami peningkatan dari sebelum test dan sesudah test. Dari rata-rata pemahaman 55, 22 meningkat menjadi 59,5. Mitra mengharapkan adanya kegiatan rutin yang masih berhubungan dengan tema pengmas kali ini sehingga adanya keberlanjutan kegiatan dan hasilnya bisa lebih terlihat. Selnjutnya,  penambahan jumlah mitra menjadi pertimbangan kegiatan selanjutnya, seperti keterlibatan Diskominfo, JAPELIDI (jaringan Pegiat literasi digital) atau yang sejenis agar lebih menambawah wawasan. penyebaran luasan poster pun harus lebih di perluas agar daya jangkaunya merata baik di setiap ruang sekolah atau informasi di media sosial instantsi terkait. The Ethics of Social Media in Middle and High School Student Environments in the City of Bandung as an Effort to Understand Digital Literacy Freedom of opinion and expression is everyone's right on social media. However, this becomes excessive when it is not balanced with ethics in social media. This activity is in the form of counseling or education related to social media ethics where students are given education and understanding of social media ethics, education on prevention and against bullying on social media and education on preventing sexual harassment on social media for AL Biruni Middle School and High School students. The population in this PKM activity was 100 (one hundred) students of SMP and SMA Al-Biruni Bandung. This activity is carried out online and offline using lecture, tutorial and discussion or question and answer methods. This activity is in line with the school's program, vision and mission, so that the implementation runs smoothly. Understanding of ethics on social media has also increased from before the test and after the test. From an average understanding of 55, 22 increased to 59.5. Partners hope that there will be routine activities that are still related to the theme of the Community Service this time so that the continuity of activities and results can be more visible. Furthermore, increasing the number of partners is a consideration for further activities, such as the involvement of Diskominfo, JAPELIDI (digital literacy activist network) or the like in order to gain more insight. The distribution of the poster area must also be expanded so that the reach is evenly distributed both in every school room or information on the social media of related institutions.