Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MILLEU THERAPY DENGAN SENI KREASI MUSIK TERHADAP KESEPIAN LANSIA SAAT PANDEMI COVID-19 Ermilda Ermilda; Linda Widyastuti; Siti Nura'eni; Sarah Faulia Azhara
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 12 No 3 (2021): SEPTEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v12i3.591

Abstract

Loneliness in the elderly is seen as unique because it has an impact on complex health problems. To date, there have been no studies of lonely elderly people during a pandemic. The Milleu Therapy intervention in the art of music (singing) can be used as an alternative to reduce the loneliness of the elderly during a pandemic. One of the advantages of this musical art creation therapy is to develop self-esteem, increase the ability to relate to others, foster an attitude of trust in others, as well as positive change and prepare oneself to return to society by channeling the creativity of the elderly by singing in pandemic situations in the elderly and can cooperate with each other. The purpose of this study was to analyze the effect of milieu therapy in the creation of music on the reduction of loneliness in the elderly during the COVID-19 pandemic. This study used a pre-experimental one-group pre-posttest design. The population in this study used a purposive sampling technique. The results of the Wilcoxon Sign Rank Test statistical test showed an effect of the musical art creation method (singing) on the decrease in the loneliness of the elderly.
Strategi komunikasi persuasi dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak: Studi Kasus Netty Prasetiyani dalam Pencegahan dan Penanganan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Jawa Barat Siti Nur'aeni
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 2 No 2 (2022): Perawatan Pasien Yang Menderita Tuberkulosis Paru
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v2i2.264

Abstract

Background: As the wife of the Governor of West Java, Netty Prasetiyani always included the issue of preventing and handling violence against women and children in every of her lectures, both when Netty was acting as head of the Family Welfare Development, Dekranasda, Mother of Early Childhood Education and others. Likewise, in informal meetings, she always makes this issue the main material in her discussions and it can be stated that Netty Prasetiyani made various attempts at persuasion so that the steps she had taken so far in terms of preventing and handling violence against women and children were carried out by the wife of the regional head. in urban districts, so that efforts to protect women and children in West Java are carried out massively, hand in hand between the provincial and regional governments. Issues related to women and children are often distant issues for authorized officials, so efforts at persuasion must be made so that everyone realizes that this issue is urgent and must be addressed immediately. Influencing policy is not an easy thing especially if you want the process to take place instantly. Purpose: To find out and analyze the persuasive communication strategy used by Netty in preventing and handling violence against women and children in West Java. Method: Qualitative with a case study approach, it can be seen the strategies used by Netty Prasetiyani in efforts to prevent and deal with violence against women and children in West Java. Result: The implementation of efforts to prevent and deal with violence against women and children in West Java and the establishment of cooperation in handling between the province, related parties and districts and cities. Conclusion: In general, Netty Prasetiyani is considered capable of communicating and getting the wives of regional heads involved in handling and preventing violence against women and children in their area.    Pendahuluan: Sebagai istri Gubernur Jawa Barat Netty Prasetiyani  selalu mamasukan isu pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam setiap ceramahnya, baik itu ketika Netty sedang bertindak sebagai ketua PKK, Dekranasda, Bunda paud dan lainnya. Begitupun dalam pertemuan-pertemuan informal ia selalu menjadikan isu ini sebagai bahan utama dalam setiap diskusinya dan dapat dinyatakan bahwa seorang Netty Prasetiyani melakukan berbagai upaya persuasi agar langkah selama ini ia lakukan dalam hal pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak dilaksanakan pula oleh istri kepala daerah di kabupaten kota, agar upaya perlindunagn perempuan dan anak di Jawa Barat dilakukan secara masif, bahu membahu antara pemerintah provinsi dan daerah. Isu terkait perempuan dan anak seringkali menjadi isu yang berjarak bagi para pejabat yang berwenang, sehingga harus dilakukan upaya-upaya persuasi agar semua orang menyadari bahwa isu ini urgent dan harus segera ditanggulangi. Mempengaruhi kebijakan bukanlah suatu hal yang mudah terlebih jika menghendaki prosesnya berlangsung secara instan. Tujuan: Untuk mengetahui dan menganalisis strategi komunikasi persuasi yang dilakukan oleh Netty dalam pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jawa Barat. Metode: Kualitatif dengan zpendekatan studi kasus dapat diketahui strategi yang digunakan Netty Prasetiyani dalam upaya pencegahan dan penanganan kekersan terhadap perempuan dan anak di Jawa Barat. Hasil: Terselenggaranya upaya-upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jawa Barat dan terbangunnya kerjasama penanganan antara provinsi, pihak-pihak terkait dan kabupaten kota. Simpulan: Netty Prasetiyani secara garis besar dianggap mampu mengkomunikasikan dan membuat beberapa istri kepala daerah terlibat dalam penanganan dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak didaerahnya.
Aktivitas Komunikasi Antara Perawat Dan Pasien Penyalahgunaan Narkoba Din Layanan Rehabilitasi Rawat Jalan Mufti fauzi Rahman Mufti; Ira Hasianna Rambe; Dedeh Dahliah; Siti Nur’aeni; Gaizka verrel Santosa; Sephia Indah Lutpiah
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 2 No 2 (2022): Perawatan Pasien Yang Menderita Tuberkulosis Paru
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v2i2.297

Abstract

Backgroun: Doctors, nurses or health care providers are of course closely related to words or language. both simple and complex words sometimes become obstacles in therapeutic communication. Mulyana pointed out how simple words can be interpreted differently, that the meaning of the words conveyed is often ambiguous. Meanings or words are culturally bound. Situational factors, such as the context of place and time and the mood of the communicator, also influence how others interpret the message. Purpose: To explain the communication activities of nurses and patients in drug abuse with outpatient rehabilitation services. Methods: This study uses a constructivist paradigm, data obtained from participant observation, in-depth interviews, and literature study. This study uses qualitative research methods, because what will be studied is a central symptom. Furthermore, this study uses the ethnographic method of communication. Data were obtained from participant observation results, in-depth interview results, and literature study. Results: The results of the study show that the communicative situation that occurs between nurses and drug patients at the Antapani Medika Clinic is normal. In an informal setting, crowded at certain hours. Nurses and patients both carry out their roles. The communicative events that occurred between nurses and drug patients at the Antapani Medika Clinic ran smoothly, between nurses and patients being open to each other, honestly interacting with each other and providing responses. Communicative action between nurses and drug patients takes place using verbal and non-verbal communication. Conclusion: The form of verbal communication from nurses is with requests, statements, warnings to open questions before the patient enters the room for examination by the doctor. The language used tends to be a mixture of Indonesian and Sundanese.   Pendahuluan: Dokter, perawat atau penyedia layanan kesehatan tentunya erat kaitan dengan kata-kata atau bahasa. baik kata-kata yang sederhana maupun yang rumit kadang menjadi kendala dalam komunikasi terapeutik. Mulyana mengemukakan betapa kata-kata sederhana bisa diartikan berbeda, bahwa arti kata-kata yang disampaikan, seringkali ambigu. Makna atau kata-kata itu terikat budaya. Factor situasional seperti konteks tempat dan waktu serta suasana hati komunikator, juga memengaruhi cara orang lain menafsirkan pesannya. Tujuan: Untuk menjelaskan aktivitas komunikasi perawat dan pasien dalam penyalahgunaan narkoba dengan layanan rehabilitasi rawat jalan. Metode: Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, data diperoleh dari hasil observasi partisipan, hasil wawancara  mendalam, dan studi pustaka. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, sebab yang akan dikaji, merupakan gejala sentral. Selanjutnya penelitian ini menggunakan metode etnografi komunikasi. Data diperoleh dari hasil observasi partisipan, hasil wawancara  mendalam, dan studi pustaka. Hasil: Dari hasil penelitian menunjukan bahwa situasi komunikatif yang terjadi antara perawat dan pasien napza di Klinik Medika Antapani normal. Dalam suasana informal, ramai di jam-jam tertentu. Perawat dan pasien sama-sama menjalanakan perannya. Peristiwa komunikatif yang terjadi antara perawat dan pasien napza di Klinik Medika Antapani berjalan secara lancar, antara perawat dan pasien saling terbuka, Jujur saling berinterkasi dan memberikan respon. Tindak komunikatif anatar perawat dan pasien napza berlangsung menggunakan komunikasi verbal dan non-verbal. Simpulan: Bentuk komunikasi verbal dari perawat adalah dengan permintaan, pernyataan, peringatan hingga pertanyaan terbuka sebelum pasien memasuki ruangan pemeriksaan oleh dokter.  Bahasa yang digunakan cenderung campuran bahasa Indonesia dengan Sunda.
Etika Bermedia Sosial Di Lingkungan Pelajar SMP Dan SMA Di Kota Bandung Sebagai Upaya Pemahaman Literasi Digital Mufti fauzi Rahman; Anne Yuliantini; Alfi Fauzia Hakim; Siti Nur’aeni; Anri Anri; Anti Restiani; Sephia Indah Lutpiah; Gaizka Verrel Santosa
Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service) Vol. 5 No. 2 (2023): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/sasambo.v5i2.1161

Abstract

Kebebasan berpendapat dan berekspresi menjadi hak setiap orang di media sosial. Namun Hal ini menjadi berlebihan manakala tidak diimbangi dengan etika dalam bermedia sosial. Kegiatan ini berupa Penyuluhan atau edukasi terkait Etika bermedia sosial di mana Siswa dan siswi diberikan edukasi dan pemahaman etika media sosial, edukasi  pencegahan dan melawan  perundungan di media sosial dan edukasi mencegah pelecehan seksual di media sosial kepada siswa SMP dan SMA AL biruni. Populasi dalam kegiatan PKM ini adalah siswa dan siswi SMP dan SMA Al-Biruni  Bandung berjumlah 100(seratus) orang. Kegiatan ini dilakukan secara Daring dan Luring dengan menggunakan metode Ceramah, tutorial dan diskusi atau tanya jawab. kegiatan ini sejalan dengan program dan visi misi sekolah, sehingga dalam pelaksanaan berjalan lancar. Pemahaman Etika di media sosial pun  mengalami peningkatan dari sebelum test dan sesudah test. Dari rata-rata pemahaman 55, 22 meningkat menjadi 59,5. Mitra mengharapkan adanya kegiatan rutin yang masih berhubungan dengan tema pengmas kali ini sehingga adanya keberlanjutan kegiatan dan hasilnya bisa lebih terlihat. Selnjutnya,  penambahan jumlah mitra menjadi pertimbangan kegiatan selanjutnya, seperti keterlibatan Diskominfo, JAPELIDI (jaringan Pegiat literasi digital) atau yang sejenis agar lebih menambawah wawasan. penyebaran luasan poster pun harus lebih di perluas agar daya jangkaunya merata baik di setiap ruang sekolah atau informasi di media sosial instantsi terkait. The Ethics of Social Media in Middle and High School Student Environments in the City of Bandung as an Effort to Understand Digital Literacy Freedom of opinion and expression is everyone's right on social media. However, this becomes excessive when it is not balanced with ethics in social media. This activity is in the form of counseling or education related to social media ethics where students are given education and understanding of social media ethics, education on prevention and against bullying on social media and education on preventing sexual harassment on social media for AL Biruni Middle School and High School students. The population in this PKM activity was 100 (one hundred) students of SMP and SMA Al-Biruni Bandung. This activity is carried out online and offline using lecture, tutorial and discussion or question and answer methods. This activity is in line with the school's program, vision and mission, so that the implementation runs smoothly. Understanding of ethics on social media has also increased from before the test and after the test. From an average understanding of 55, 22 increased to 59.5. Partners hope that there will be routine activities that are still related to the theme of the Community Service this time so that the continuity of activities and results can be more visible. Furthermore, increasing the number of partners is a consideration for further activities, such as the involvement of Diskominfo, JAPELIDI (digital literacy activist network) or the like in order to gain more insight. The distribution of the poster area must also be expanded so that the reach is evenly distributed both in every school room or information on the social media of related institutions.
Pencegahan Pornografi dan Pelecehan Seksual di Internet bagi Kalangan Siswa Madrasah Aliyyah Al-Istiqamah Bandung Siti Nur'aeni; Intan Yusita; Idar Idar; Dedep Nugraha; Deni Wahyudi; Bilqis Annisa; Gaizka Verrel Santosa; Mufti Fauzi Rahman
Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service) Vol. 5 No. 4 (2023): November
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/sasambo.v5i4.1307

Abstract

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk Penyampaian edukasi,  pencegahan bahaya pornografi dan Pelecehan seksual di Internet dengan literasi digital di Madasah Aliyyah Al-istiqamah. Peserta PKM ini adalah siswa dan siswi MA al-istiqamah Bandung berjumlah 450 siswa/siswi. Kegiatan ini dilakukan secara Daring dengan menggunakan metode Ceramah, tutorial diskusi atau tanya jawab dan Role Play. Kegiatan ini sejalan dengan program dan visi misi sekolah. Di mana bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai pencegahan  terjadinya kekerasan seksual di internet. Pelaksanaan seminar literasi digital ini terdapat peningkatan pengetahuan siswa/siswi dengan rata-rata skornya sebesar 43.82. saran untuk kegiatan ini adalah keterlibatan mitra lain sebagai pendukung masih perlu ditingkatkan untuk lebih mendalam dalam penyampaian materi dan lebih banyak khazanah keilmuan dari pakarnya seperti keterlibatan   Diskominfo atau JAPELIDI  (jaringan  Pegiat  literasi  digital). Selain itu, Waktu pelaksanaan kegiatan pengabdian perlu ditambah agar tujuan kegiatan dapat tercapai sepenuhnya. Prevention of Pornography and Sexual Harassment in the Internet for Students of Madrasah Aliyyah Al-Istiqamah  this acitvity (PKM) aims at providing education, prevention of pornography hazards and sexual harassment on the Internet with digital literacy in Madasah Aliyyah Al-istiqamah. The participants of this PKM are students of MA al-istiqamah Bandung with 450 students . This activity is done online using the Lecture method, discussion tutorial or question answer and Role Play. These activities are in line with the school’s program and mission vision. Where the aim is to provide education on the prevention of the occurrence of sexual violence on the Internet., Implementation of this digital literacy seminar there is an increase in the knowledge of students with an average score of 43.82. This activity must be inreased in the involvement of other partners as supporters still need to be enhanced to more deeply in the delivery of materials and more treasures of science from its experts such as the participation of Diskominfo or JAPELIDI  (jaringan  Pegiat  literasi  digital). In addition, the duration of the service activity must be increased so that the purpose of the activity can be fully achieved.  
Mewujudkan Sekolah Ramah Anak: Studi Kasus Program Kampanye 3 Dosa Besar Pendidikan Kampus Mengajar Siti Nur'aeni; Alfi Fauzia Hakim; Ermilda; Wazna Layalia Alyan; Rista Nurjani Hasnita; Syifa Nurfaujiah
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 1 Februari (2025): Didaktika Jurnal Kependidikan
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.1769

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran dan strategi mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 7 dalam melaksanakan Kampanye 3 Dosa Besar Pendidikan di SMP Muhammadiyah 5 Kota Bandung. Kampanye ini berfokus pada upaya pencegahan perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual untuk mendukung terciptanya sekolah ramah anak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, yang divalidasi menggunakan triangulasi sumber. Analisis data dilakukan berdasarkan metode interaktif Miles dan Huberman, meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kampanye 3 Dosa Besar Pendidikan efektif dalam meningkatkan kesadaran siswa terhadap dampak negatif perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual. Pendekatan interaktif yang digunakan, seperti pembuatan poster, diskusi kelompok, dan talkshow, berhasil menciptakan pembelajaran yang relevan dan adaptif. Siswa menunjukkan perubahan sikap yang lebih menghargai perbedaan, menolak kekerasan, dan berkomitmen menjaga lingkungan yang aman. Keberhasilan program ini juga didukung oleh peran mahasiswa sebagai fasilitator yang mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan fleksibel. Penelitian ini menyoroti pentingnya pelibatan mahasiswa dalam program berbasis pendidikan karakter untuk mendukung sekolah ramah anak. Selain itu, kolaborasi antara mahasiswa, sekolah, dan dosen pembimbing memperkuat implementasi program. Penelitian ini merekomendasikan pelibatan lebih banyak pihak, seperti orang tua, untuk memperluas dampak kampanye, serta pengembangan model kampanye yang dapat diterapkan di sekolah lain. Model ini diharapkan menjadi pendekatan berkelanjutan untuk mendukung pendidikan karakter dan menciptakan budaya sekolah yang aman, inklusif, dan ramah anak.