Alfandy Florian Manuain
Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Universitas Nusa Cendana

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Technology-Based Change Management: The Potential of Social Media in Public Sector Transformation Manuain, Alfandy Florian; Fanggidae, Ivan Gideon; Pandie, Ardy Yosafat
Journal of Governance and Administrative Reform Vol. 6 No. 1 (2025): Journal of Governance and Administrative Reform
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jgar.v6i1.68722

Abstract

Abstract This research examines the utilization of social media by Regional Government Organizations (Organisasi Perangkat Daerah, OPD) in the City of Kupang, focusing on its potential to enhance transparency, accountability, and public participation in governance processes. Adopting a qualitative approach through an embedded single-case study design, the study aims to provide a comprehensive understanding of the challenges and opportunities associated with the integration of social media in public administration. Data were gathered through interviews, document analysis, and direct observation, with the analysis involving categorization, interpretation, and inductive reasoning. The findings suggest that although social media offers significant opportunities for improving public engagement and facilitating real-time communication, its implementation faces considerable obstacles. These challenges include organizational resistance, inadequate digital competencies among staff, and the absence of a well-defined strategy. The study underscores the critical role of strategic change management, emphasizing continuous capacity building, transformational leadership, and a robust communication framework to effectively address these challenges. This research contributes to the growing body of knowledge on the role of social media in modernizing local governance and highlights the importance of aligning organizational culture to foster technological innovation. By addressing the knowledge gap regarding digital transformation in regional bureaucracies, the findings offer practical insights for policymakers and provide a foundation for future comparative studies across different regions. Keywords: change management; public governance; social media.     Abstrak  Penelitian ini mengkaji pemanfaatan media sosial oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Kupang, dengan fokus pada potensinya untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik dalam tata kelola pemerintahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus tunggal embedded untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai tantangan dan peluang adopsi media sosial dalam administrasi publik. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, analisis dokumen, dan observasi, dengan analisis data melibatkan kategorisasi, interpretasi, dan penalaran induktif. Temuan menunjukkan bahwa meskipun media sosial menawarkan peluang besar untuk meningkatkan keterlibatan publik dan komunikasi secara real-time, implementasinya menghadapi tantangan signifikan, termasuk resistensi organisasi, keterbatasan keterampilan digital pegawai, dan ketiadaan strategi yang terstruktur. Penelitian ini menyoroti pentingnya manajemen perubahan strategis yang mencakup pengembangan kapasitas berkelanjutan, kepemimpinan transformasional, dan kerangka komunikasi yang lebih baik untuk mengatasi hambatan tersebut. Studi ini memberikan kontribusi pada pemahaman peran media sosial dalam memodernisasi tata kelola lokal dan menekankan pentingnya adaptasi budaya organisasi untuk mendukung inovasi teknologi. Dengan menjembatani kesenjangan pengetahuan terkait transformasi digital dalam birokrasi daerah, temuan ini memberikan implikasi praktis bagi pembuat kebijakan dan menjadi referensi bagi studi komparatif lebih lanjut di wilayah lain. Kata kunci: manajemen perubahan; tata kelola publik; media sosial.
PENCEGAHAN STUNTING BAGI REMAJA, PEMUDA DAN KELUARGA DI DAERAH KANTONG STUNTING Toda, Hendrik; Rihi, David Wilfrid; Pandie, David B. W.; Pradana, I Putu Yoga Bumi; Manuain, Alfandy Florian
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 2 (2025): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i2.29709

Abstract

Abstrak: Stunting serta pencegahannya perlu dipahami oleh remaja, pemuda serta orang tua. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman bagi mitra pada daerah kantong stunting tentang konsep stunting serta dampak dan penanganannya. Solusi yang ditawarkan kepada 38 orang mitra yang terdiri dari remaja, pemuda, orang tua dan ibu serta calon ibu untuk mengatasi permasalahan kelompok adalah perlunya pemahaman bahwa stunting bukan merupakan penyakit turunan, suanggi (sihir) ataupun genetik orang tua, selain itu diperlukan pamahaman tentang pemanfaatan berbagai pangan lokal yang melimpah di lokasi untuk pencegahan stunting. Metode yang digunakan adalah ceramah, praktik dan pendampingan selama program berjalan. Evaluasi PkM ini dilakukan dengan mengisi angket kuisioner yang telah disiapkan oleh tim PkM yang memperoleh hasil bahwa 20% “setuju” dan 80% “sangat setuju” bahwa materi yang disampaikan mudah dipahami, jelas dan terperinci. Serta 100% responden “setuju” bahwa kegiatan pengabdian ini sesuai dengan kebutuhan, mampu menjawab dan memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi.Abstract: Stunting and its prevention need to be understood by adolescents, young people and parents. The purpose of this activity is to provide an understanding for partners in stunting pocket areas about the concept of stunting and its impacts and handling. The solution offered to 38 partners consisting of adolescents, young people, parents and mothers and prospective mothers to overcome group problems is the need to understand that stunting is not a hereditary disease, suanggi (magic) or genetics of parents, in addition it is necessary to understand the use of various local foods that are abundant in the location to prevent stunting. The methods used are lectures, practices and mentoring during the program. The evaluation of this PkM was carried out by filling out a questionnaire that had been prepared by the PkM team which obtained the results that 20% "agree" and 80% "strongly agree" that the material presented was easy to understand, clear and detailed. And 100% of respondents "agree" that this community service activity is in accordance with needs, able to answer and provide solutions to the problems faced.
Penguatan Tata Kelola Desa Berbasis Nilai Lokal Madene dan Inovasi Digital di Desa Busalangga Barat Manuain, Alfandy Florian; Fanggidae, Ivan Gideon; Pandie, Ardy Yosafat; Benyamin, Rouwland Alberto; Long, Belandina Liliana; Tamba, Dumanita; Seger, Marini Sari Dewi; Kohlikin, Rafi Akhsanul
Society : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): Vol. 6 No. 1, Oktober 2025
Publisher : Universitas Dinamika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37802/society.v6i1.1101

Abstract

Strengthening village governance through local wisdom and simple digital technology is a strategic approach to addressing participation and transparency challenges. This community engagement program was implemented in Busalangga Barat Village, Rote Ndao Regency, aiming to revitalize the local value of madene and introduce a Microsoft Excel VBA-based village administration information system. The program utilized community education, technology simulation, advocacy, mediation, and consultation methods, structured into four stages: problem identification, material development, core implementation, and remote monitoring and evaluation. The program began with a Focus Group Discussion (FGD) involving traditional leaders, village officials, youth, and women's groups. The discussion generated a shared awareness that madene—as a cultural expression of mutual cooperation—remains relevant in restoring participatory governance and village deliberation practices. The system training enabled village officials to manage population data and generate administrative documents automatically. The application also integrates real-time population updates, such as changes following birth, death, or migration events. This activity demonstrates that cross-regional collaboration combining local values with appropriate digital technology can drive social transformation and improve public service delivery at the village level. This model is adaptable and replicable in other rural contexts with appropriate adjustments.