terhadap burnout di kalangan Generasi Z di industri kreatif. Generasi Z dikenal sebagai sekelompok pekerja digital native yang kreatif, fleksibel, dan inovatif, tetapi rentan terhadap stres karena ekspektasi kerja yang tinggi dan budaya hustle. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologis. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan kuesioner yang disalurkan kepada 50 pekerja kreatif Generasi Z di bidang desain grafis, konten digital, periklanan, dan musik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70% responden mengalami kesulitan menjaga keseimbangan kehidupan kerja, dan 65% melaporkan gejala burnout tingkat sedang hingga tinggi. Faktor utama yang memicu burnout antara lain jam kerja yang tidak teratur, beban kerja yang berlebihan, dan tekanan konstan untuk berinovasi. Temuan ini menegaskan bahwa fleksibilitas kerja yang tidak diatur justru memperburuk kondisi psikologis karyawan. Penelitian ini berimplikasi pada kebutuhan organisasi untuk merancang kebijakan kesehatan di tempat kerja yang berorientasi pada kesehatan mental dan mendorong karyawan untuk mengembangkan manajemen diri dan strategi koping adaptif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur psikologi industri dan menjadi dasar praktik manajemen berkelanjutan di industri kreatif.