Background: Blood pressure is the heart's ability to pump blood throughout the body, which is divided into systolic and diastolic pressures. Elevated blood pressure can also be caused by psychological disorders such as stress, anxiety, and even depression. Depression is an emotional disorder or low mood characterized by prolonged or persistent sadness, hopelessness, guilt, and feelings of worthlessness. These factors disrupt all mental processes (thinking, feeling, and behaving) and decrease motivation for daily activities and interpersonal relationships. A common characteristic of depressed patients is when patients express doubts about self-worth or coping abilities. Purpose: To determine the relationship between blood pressure and depression. Method: Quantitative research using a cross-sectional approach. Data collection used the DASS-42 questionnaire to assess levels of depression. The population in this study was 1,580 people from the industrial area of Driyorejo District, Gresik Regency. The sampling technique used was total sampling. Results: Three (37.5%) respondents with high blood pressure experienced severe depression, 97 (78.2%) respondents with normal blood pressure experienced moderate depression, and five (40%) respondents with low blood pressure experienced mild depression. The test showed a p-value of 0.07 (>0.05), indicating a very weak relationship. Conclusion: There is a very weak relationship between blood pressure and the incidence of depression, with a p-value of 0.07>0.05. Keywords: Blood Pressure; Depression; Hypertension. Pendahuluan: Tekanan darah memiliki kemampuan jantung memompa darah ke seluruh tubuh, yang dimana jantung memompa atas dinding arteri dan dibagi menjadi sistolik serta diastolik. Naiknya tekanan darah juga bisa karena gangguan psikis seperti stress, anxietas, bahkan depresi. Depresi adalah suatu gangguan emosional atau suasana hati yang buruk dengan ditandai timbulnya kesedihan yang berkepanjangan atau terus menerus, putus harapan, perasaan bersalah serta keadaan merasa tidak berarti. Faktor tersebut menyebabkan seluruh proses mental (berpikir, berperasaan, dan berperilaku) terganggu dan membuat menurunnya motivasi untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari serta pada hubungan interpersonal. Karakteristik umum pada pasien depresi ialah disaat pasien menyatakan atas keraguan tentang harga diri atau kemampuan koping. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara tekanan darah dengan depresi. Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner DASS-42 untuk melihat tingkat depresi. Populasi pada penelitian ini adalah Masyarakat wilayah industri Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik sebanyak 1,580 orang. Teknik sampling pada penelitian ini adalah total sampling. Hasil: Sebanyak 3 (37.5%) responden dengan tekanan darah tinggi mengalami depresi sangat parah, sebanyak 97 (78.2%) responden dengan tekanan darah normal mengalami depresi sedang, dan sebanyak 5 (40.0%) masyarakat dengan tekanan darah rendah mengalami depresi ringan. Berdasarkan uji analisis didapatkan p value =0.07 (>0.05), yang menunjukkan hubungan sangat lemah. Simpulan: Terdapat hubungan yang sangat lemah antara tekanan darah dan kejadian depresi dengan p value (0.07>0.05). Kata Kunci: Depresi; Hipertensi; Tekanan Darah.