Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET ASAM URAT PADA LANSIA UMUR 60-74 TAHUN DI DESA KAMPAR DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS KAMPA TAHUN 2023 Melyani, Surtina; Alini, Alini; Anggriani Harahap, Dewi
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 3 (2025): Volume 3, Nomor 3, Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jiik.v3i3.44341

Abstract

Asam urat adalah hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh yang disebabkan oleh makanan yang sering dikonsumsi. Di Indonesia penyakit asam urat menduduki urutan kedua setelah penyakit osteoarthritis diperkirakan mencapai 1,6 – 13,6/100.000 yang banyak terjadi pada lansia karena faktor usia yang semakin menua. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet asam urat pada lansia umur 60-74 Tahun di Desa Kampar Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kampa Tahun 2023. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain analitik kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11-18 Desember 2023 dengan jumlah populasi sebanya 69 lansia dan jumlah sampel 69 lansia yang diperoleh menggunakan Teknik Total Sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dukungan keluarga dan kepatuhan diet asam urat. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki dukungan keluarga tinggi sebanyak 36 responden (52,2%) dan memiliki kepatuhan diet kategori patuh sebanyak 37 responden (53,6%). Hasil uji Chi- square menunjukkan ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet asam urat pada lansia umur 60-74 tahun di Desa Kampar Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kampa Tahun 2023 ( p value = 0,00 < 0,05). Saran Penelitian diharapkan dapat berkolaborasi dengan keluarga dan tenaga Kesehatan agar dapat menjalankan diet asam urat untuk mengatasi terjadinya komplikasi dari asam urat.
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN PEMICU HIPERTENSI PADA LANSIA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARAI BANGUN WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS TAMBANG TAHUN 2023 Busroni, Dena Tsabita; Anggriani Harahap, Dewi; Riani, Riani
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 4 (2025): Volume 3, Nomer 4, Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jiik.v3i4.49968

Abstract

Pelngeltahuan melngelnai makanan pelmicu hipelrtelnsi sangatlah pelnting bagi selmua olrang, karelna jika tidak melmahami makanan apa saja yang dapat melmicu telrjadinya hipelrtelnsi maka selmua jelnis makanan akan dikolnsumsi dalam jumlah yang tidak telrbatas dan telkanan darah tinggi akan melnjadi tidak telrkelndali. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan tentang makanan pemicu hipertensi pada lansia di Desa Tarai Bangun Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tambang tahun 2023. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan pada tanggal 25-29 Desember 2023 dengan jumlah sampel 190 orang lansia yang berusia 60-74 tahun menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi Square. Hasil analisa univariat diperoleh 108 responden (56,8%) memiliki pengetahuan rendah tentang makanan pemicu hipertensi, 96 responden (50,5%) lansia mengalami hipertensi. Hasil uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang makanan pemicu hipertensi dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value 0,000 (<0,05). Kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang makanan pemicu hipertensi dengan kejadian hipertensi di Desa Tarai Bangun Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tambang tahun 2023. Para lansia diharapkan agar aktif mengikuti kegiatan penyuluhan dan praktik dalam meningkatkan pengetahuan tentang makanan pemicu hipertensi dan melakukan pelaksanaan hipertensi dengan baik, yaitu dengan mengontrol kesehatan secara rutin dan minum obat antihipertensi secara rutin sesuai dengan resep dokter sehingga dapat meminimalkan terjadinya komplikasi akibat hipertensi. Kata Kunci: Hipertensi, Makanan Pemicu Hipertensi, Pengetahuan Lansia
HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)DI RSIA HUSADA BUNDA SALO TAHUN 2024 Suziana; Anggriani Harahap, Dewi; Anggraini Dhilon, Dhini
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 4 (2025): Volume 3, Nomer 4, Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jiik.v3i4.50714

Abstract

Penyebab kematian bayi salah satunya dikarena Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). World Health Organization (WHO) tahun 2022, BBLR didefinisikan sebagai bayi yang berat lahirnya di bawah 2.500 gram. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian BBLR di RSIA Husada Bunda Salo tahun 2024. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian case control pendekatan retrospektif. Sampel dalam penelitian ini menggunakan perbandingan 1:1 yaitu 52 sampel kasus dengan teknik pengambilan sampel kasus menggunakan teknik total sampling dan 52 sampel kontrol dengan teknik pengambilan sampel kasus menggunakan teknik sistematik random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah lembar ceklis. Data yang di peroleh dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjuukan adan hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di RSIA Husada Bunda Salo dengan nilai p-value = 0,041. Hasil penelitian ini diharapkan ibu hamil dapat lebih sering memeriksakan kehamilan secara rutin untuk mencegah terjadinya anemia yang dapat menyebabkan bayi lahir dengan BBLR.
Chronic Energy Deficiency and Its Associated Factors among Pregnant Women Living in Rural Areas, Indonesia: A Community Based Study Anggriani Harahap, Dewi; Afrinis, Nur; Lasepa, Wanda; Apriyanti, Fitri
Jurnal Kesehatan Manarang Vol 11 No 1 (2025): April 2025
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/jkm.v11i1.1982

Abstract

Chronic energy deficiency (CED) in Indonesia is highly prevalent among pregnant women, becoming a public health problem that requires immediate action due to the adverse effects on the growth and development of the fetus as well as the health of the mother. This study aims to assess factors associated with CED among pregnant women in a particular rural area, in Siak Regency, which has a high prevalence of CED. A cross-sectional study was employed involving 122 pregnant women in the first and second trimesters from December 2024 to January 2025. Probability proportional to size (PPS) was used to select the subjects in 10 villages. Mid-Upper Arm Circumference (MUAC) was measured to determine CED incidence with less than 23.5 cm as a cut-off point. A structured questionnaire was used to collect socio-demographic, food security, and food taboo data. The HFIAS questionnaire was used to collect food security data. This study has found that the prevalence of CED among pregnant women is 35.2%. In bivariate analysis, economic status, dietary diversity, parity, dietary pattern, food security, and food taboo have a significant association with CED. After adjusted by several variables using binary logistic, parity (AOR: 25.47; 95% CI:2.6- 78.23), food security (AOR: 6.19; 95% CI: 2.05- 18.73) and food taboo (AOR: 6.44; 95%CI: 2.0- 20.648) are exhibited to be determinant factors of CED with p-value less than0.05. The percentage of CED among pregnant women is higher compared to the national prevalence, which leads to urgent actions. Interventions targeting the causes of CED, such as parity, food security, and food taboo, are essential to reduce the incidence of CED. The results of this study are expected to guide policymakers in creating innovative interventions to reduce CED among pregnant women.