Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Metaphor in Billie Eilish’s Song “Happier Than Ever”: A Semantic Analysis Alika Marsya Salsabila; Otong Setiawan Djuharie
Jejak digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 4 (2025): JUNI-JULI
Publisher : INDO PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/q1gx2072

Abstract

This study aims to identify and analyze the use of metaphors in the song Happier Than Ever by Billie Eilish through a semantic approach. Previous studies, such as those conducted by Chanty, Nurhapitudin, and Huznatul (2025), discussed the lexical and metaphorical meanings in Wildflower songs, while Theodora and Setiawan (2024) analyzed various types of figurative language in songs such as Lunch, TV, and Bird of a Feather. However, these studies focus on different songs and have not examined in depth the metaphors in the song Happier Than Ever. This research fills that void by highlighting one song in particular to see how metaphors function and influence meaning in the lyrics. Using a qualitative descriptive method, this study found seven metaphorical expressions. The analysis shows that these metaphors emphasize the themes that represent emotional pain, disappointment, and efforts to understand meaning in the dynamics of personal relationships. The use of metaphors not only embellishes the lyrics, but also allows Billie Eilish to express complex emotions with more depth and meaning.
Kritik Sosial dalam Karya “The New Poet”: Abu Nuwas, Abu al-‘Atahiyah, Dibil, dan Harun ar-Rasyid Alika Marsya Salsabila; Nurholis; Rizkya Halimatus Syadi’ah; Anisa Triani
Jejak digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 4 (2025): JUNI-JULI
Publisher : INDO PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/8e4txa68

Abstract

Masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah dikenal sebagai salah satu puncak peradaban Islam, di mana tidak hanya ilmu pengetahuan dan politik yang berkembang pesat, tetapi juga dunia sastra dan pemikiran. Penelitian ini mengkaji bagaimana nilai-nilai sosial dan intelektual masyarakat pada masa Abbasiyah tercermin dalam karya-karya empat tokoh penting, yaitu Abu al-‘Atahiyah, Dibil al-Khuza’i, dan Harun ar-Rasyid. Dengan pendekatan kualitatif dan metode studi pustaka, penelitian ini menggali isi serta makna moral dari puisi dan tulisan mereka. Hasil kajian menunjukkan bahwa karya-karya tersebut bukan sekadar karya seni, melainkan juga sarana penyampaian kritik sosial, pesan spiritual, dan dorongan untuk berpikir logis. Kajian ini menegaskan bahwa sastra dan pemikiran memiliki peran penting dalam membentuk dan mencerminkan dinamika kebudayaan pada masa Abbasiyah.
Membedah Metode Edukatif Video ‘Siapa Allah?’ dari Kanal YouTube Yufid Kids: Penyederhanaan Konsep Tauhid Anak Alika Marsya Salsabila; Anisa Triani; Eriska Yani Safitri; Wita Meilina Laura; Dadan Firdaus
Jejak digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 4b (2025): JUNI-JULI
Publisher : INDO PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/0a8fvh30

Abstract

Artikel ini mengkaji pendekatan edukatif dalam video “Siapa Allah?” produksi kanal YouTube Yufid Kids sebagai sarana penyederhanaan konsep tauhid untuk anak-anak. Fokus utama penelitian ini adalah menelaah bagaimana narasi, visual, dan interaksi tokoh dalam video tersebut membentuk pemahaman dasar anak tentang ketuhanan. Menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis isi, penelitian ini menyoroti percakapan antara tokoh anak (Ubay) dan orang tuanya sebagai media penanaman nilai tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah secara halus dan bertahap. Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa sederhana, ilustrasi konkret, dan pendekatan yang hangat dalam dialog memberikan pengaruh signifikan terhadap cara anak memahami Allah sebagai satu-satunya pencipta dan Tuhan yang layak dicintai. Video ini membuktikan bahwa pendidikan tauhid tidak harus disampaikan dengan pendekatan berat dan teoretis, tetapi dapat dikemas secara ringan, menyenangkan, dan tetap bermakna melalui media digital. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pengembangan model pembelajaran tauhid yang lebih kontekstual dan sesuai dengan tahap perkembangan psikologis anak di era digital.