Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kritik Sosial dalam Karya “The New Poet”: Abu Nuwas, Abu al-‘Atahiyah, Dibil, dan Harun ar-Rasyid Alika Marsya Salsabila; Nurholis; Rizkya Halimatus Syadi’ah; Anisa Triani
Jejak digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 4 (2025): JULI
Publisher : INDO PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/8e4txa68

Abstract

Masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah dikenal sebagai salah satu puncak peradaban Islam, di mana tidak hanya ilmu pengetahuan dan politik yang berkembang pesat, tetapi juga dunia sastra dan pemikiran. Penelitian ini mengkaji bagaimana nilai-nilai sosial dan intelektual masyarakat pada masa Abbasiyah tercermin dalam karya-karya empat tokoh penting, yaitu Abu al-‘Atahiyah, Dibil al-Khuza’i, dan Harun ar-Rasyid. Dengan pendekatan kualitatif dan metode studi pustaka, penelitian ini menggali isi serta makna moral dari puisi dan tulisan mereka. Hasil kajian menunjukkan bahwa karya-karya tersebut bukan sekadar karya seni, melainkan juga sarana penyampaian kritik sosial, pesan spiritual, dan dorongan untuk berpikir logis. Kajian ini menegaskan bahwa sastra dan pemikiran memiliki peran penting dalam membentuk dan mencerminkan dinamika kebudayaan pada masa Abbasiyah.
Symbolic Imagery of Escapism in Lana Del Rey’s Salvatore: A Semiotic Analysis Based on Roland Barthes Anisa Triani; Otong Setiawan Djuharie
Jejak digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 4 (2025): JULI (Edisi Spesial)
Publisher : INDO PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/89vw7793

Abstract

This study aims to analyze the symbolism in Lana Del Rey’s song Salvatore in order to understand how visual and lyrical imagery constructs a narrative of escapism within the context of postmodern culture. The song presents various symbols such as “soft ice cream,” “limousines,” and “summer rain” that create an aesthetic, sensual, and fantastical world detached from reality. The method used in this study is Roland Barthes’ semiotic analysis within a qualitative framework. The analysis involves identifying the denotative and connotative meanings of the key symbols in the lyrics, followed by examining the cultural myths constructed by these symbols in relation to escapism and feminine representation in popular culture. The results show that the symbols in Salvatore serve not only as representations of beauty or luxury but also as tools through which the narrator constructs an illusory escape. The symbol of “soft ice cream” signifies femininity that is soft yet commodified; “limousines” reflects false luxury under visual capitalism; while “summer rain” evokes emotional ambiguity. Thus, the song illustrates a construction of artificial reality, where escapism becomes a mode of feminine existence within a world dominated by imagery and simulation.
Membedah Metode Edukatif Video ‘Siapa Allah?’ dari Kanal YouTube Yufid Kids: Penyederhanaan Konsep Tauhid Anak Alika Marsya Salsabila; Anisa Triani; Eriska Yani Safitri; Wita Meilina Laura; Dadan Firdaus
Jejak digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 4 (2025): JULI (Edisi Spesial)
Publisher : INDO PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/0a8fvh30

Abstract

Artikel ini mengkaji pendekatan edukatif dalam video “Siapa Allah?” produksi kanal YouTube Yufid Kids sebagai sarana penyederhanaan konsep tauhid untuk anak-anak. Fokus utama penelitian ini adalah menelaah bagaimana narasi, visual, dan interaksi tokoh dalam video tersebut membentuk pemahaman dasar anak tentang ketuhanan. Menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis isi, penelitian ini menyoroti percakapan antara tokoh anak (Ubay) dan orang tuanya sebagai media penanaman nilai tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah secara halus dan bertahap. Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa sederhana, ilustrasi konkret, dan pendekatan yang hangat dalam dialog memberikan pengaruh signifikan terhadap cara anak memahami Allah sebagai satu-satunya pencipta dan Tuhan yang layak dicintai. Video ini membuktikan bahwa pendidikan tauhid tidak harus disampaikan dengan pendekatan berat dan teoretis, tetapi dapat dikemas secara ringan, menyenangkan, dan tetap bermakna melalui media digital. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pengembangan model pembelajaran tauhid yang lebih kontekstual dan sesuai dengan tahap perkembangan psikologis anak di era digital.