Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Dualisme dalam Narasi “The Demon and The Sage” Muhammad Rafif Athallah; Muhammad Haikal; Rafi Almas Izzatullah; Nurholis
Jejak digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 4 (2025): JULI (Edisi Spesial)
Publisher : INDO PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/7gneyg58

Abstract

Kisah “The Demon and The Sage” dalam Marzuban-nameh merupakan representasi alegoris dari pertarungan abadi antara kebajikan dan keburukan dalam kehidupan manusia. Melalui interaksi antara seorang pertapa suci dan iblis Ox-foot, cerita ini menampilkan berbagai bentuk godaan dan manipulasi yang menjadi tantangan dalam perjalanan spiritual seseorang. Dengan menggunakan pendekatan analisis literatur dan filsafat Islam, artikel ini mengkaji bagaimana kisah ini mencerminkan konsep dualisme moral dan relevansinya dengan jihad an-nafs atau perjuangan melawan hawa nafsu dalam Islam. Hasil analisis menunjukkan bahwa kisah ini tidak hanya memiliki nilai estetika sastra, tetapi juga memberikan pelajaran moral yang mendalam tentang pentingnya keteguhan iman dan kewaspadaan terhadap tipu daya duniawi.
Tradisi Ziarah Kubur dalam Masyarakat Indonesia: Antara Kearifan Lokal dan Ancaman Kemurnian Tauhid Sarah Novian Chand; Fadia Raihan Aqrandista; Lintang Asmaradana; Rafi Almas Izzatullah; Dadan Firdaus; Muhammad Rafif Athallah
Jurnal Teologi Islam Vol. 1 No. 2 (2025): NOVEMBER (in progress)
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/s1wsyc14

Abstract

The tradition of grave visitation (ziarah kubur) has long been an integral part of the religious culture of Indonesian Muslims. Islam views this practice as a recommended (sunnah) act to remind believers of death; however, in practice, deviations often occur that potentially undermine the principle of tawhid. These deviations include acts such as seeking blessings, believing in the mystical power of saints’ or scholars’ graves, and performing khurafat rituals. This research aims to describe the practice of ziarah kubur in Indonesia, identify elements that deviate from the principle of tawhid, and offer theological solutions based on Islamic monotheism. Using a qualitative approach and literary. Review method, the research analyzes classical and contemporary Islamic literature. The findings show that deviant practices, such as making requests to the deceased and offering ritual sacrifices, fall under the categories of shirk jali (overt polytheism) and shirk khafi (hidden polytheism), both of which contradict the core tenets of tawhid. These deviations not only affect individual faith but also contribute to the formation of a misguided religious culture in society. Therefore, an educational approach through dakwah (Islamic preaching) is needed, involving both religious and cultural leaders, to ensure that ziarah is carried out wisely—retaining its spiritual value without violating Islamic creed. The limitation of this study lies in its theoretical nature, as it does not include empirical fieldwork. The implication of this research suggests the need for collaboration between religious education and cultural preservation to maintain the practice of ziarah in line with Islamic teachings and guidance
Paradoks Kekalahan: Bagaimana Krisis dalam Dunia Islam Mendorong Kebangkitan Eropa Muhammad Rafif Athallah; Tenny Sudjatnika
Jurnal Teologi Islam Vol. 1 No. 2 (2025): NOVEMBER (in progress)
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/29y8wf61

Abstract

Sepanjang Abad Pertengahan, dunia Islam mengalami guncangan besar melalui Perang Salib dan invasi Mongol—dua peristiwa historis yang kerap dianggap sebagai simbol kemunduran peradaban. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak paradoksal dari krisis-krisis tersebut terhadap kebangkitan intelektual Eropa, khususnya dalam periode Renaisans. Dengan pendekatan kualitatif historis-interpretatif, studi ini menelusuri bagaimana pertemuan budaya yang dipicu oleh konflik militer turut memfasilitasi transmisi ilmu pengetahuan dan filsafat Islam ke dunia Barat Latin. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kehancuran institusi peradaban Islam justru mendorong difusi pengetahuan yang menjadi fondasi perkembangan intelektual modern di Eropa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kemunduran suatu peradaban dalam satu konteks dapat menjadi kekuatan transformasi dalam konteks lain, serta menantang narasi sejarah global yang bersifat linear dan Euro-sentris.