Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Sunan Ampel Dan Dakwahnya Dalam Islamisasi Jawa Timur Raihan Syach Bustami Harahap; Tenny Sudjatnika; Andini Marizka Siregar
Tabsyir: Jurnal Dakwah dan Sosial Humaniora Vol. 4 No. 3 (2023): Juli : Jurnal Dakwah dan Sosial Humaniora
Publisher : STAI YPIQ BAUBAU, SULAWESI TENGGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59059/tabsyir.v4i3.155

Abstract

The expansion of Islam in Indonesia started in the middle of the 7th century AD. The expansion of Islam cannot be separated from the role of Walisongo as the guardian and assembly of Sufism experts in Indonesia, especially in Java. Sunan Ampel became one of the figures who made a major contribution to spreading Islam in East Java. The aim of this research is to find out the background of Sunan Ampel to Java and how Sunan Ampel spread Islam with his preaching in East Java. This research aims to understand the strategies used by Sunan Ampel while spreading Islam in East Java. This research uses a historical research method with a qualitative research model. The main sources used in carrying out this research are several books, journals, and babad that are relevant to the research topic studied. The results and discussion of this research concluded that Sunan Ampel's da'wah strategy through marriage, relatives, and building mosques and Islamic boarding schools, as well as teaching Islamic knowledge to the surrounding community seemed still not practical and was still considered difficult to accept by the surrounding community at that time. Keywords: Sunan Ampel; Preaching; Surabaya; East Java.
Peran Sastra dalam Menyebarkan Nilai-Nilai Keislaman pada Masa Dinasti Abbasiyah Amanda Maharani Sandrina; Tenny Sudjatnika
Al-Tarbiyah : Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 3 No. 3 (2025): Juli: Al-Tarbiyah: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam
Publisher : STAI YPIQ BAUBAU, SULAWESI TENGGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59059/al-tarbiyah.v3i3.2557

Abstract

This research discusses the role of literature during the Abbasid Dynasty as a means of spreading Islamic values in the middle of the development of Islamic culture and science. At this time, literature not only functioned as a form of artistic expression, but also as a medium of moral learning, preaching, and social criticism that could easily be accepted by the wider community. The purpose of this study is to analyze how Islamic values were inserted in the literary works of the Abbasid era and to understand the social roles played by the great writers of the time. The study uses a qualitative approach with descriptive-historical method and literature study technique. Data sources come from various literary works in the form of poetry, prose, maqamah, and related secondary references. The content and context of the works of influential literary figures were analyzed. The results of the study show that literary works not only serve as a reflection of cultural development, but also an effective means of preaching using beautiful language selection, subtle moral messages, and strong emotional appeal. In conclusion, literature plays a major role in building awareness of Islamic values in people's lives and is one of the important foundations in strengthening Islamic civilization.
Representasi Peran Wanita Islam Melalui Tokoh Baiduri dalam Serial Bidaah Malaysia Salma Fitriyani; Tenny Sudjatnika
Jejak digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 4b (2025): JUNI-JULI
Publisher : INDO PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/mherhm35

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi tokoh perempuan dalam serial Bidaah karya Erma Fatima, dengan fokus pada peran Baiduri sebagai agen pemurnian ajaran Islam. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode analisis isi, penelitian ini mengkaji bagaimana tokoh Baiduri ditampilkan sebagai perempuan Muslim yang kritis, berani, dan aktif dalam melawan penyimpangan ajaran agama yang dibungkus dalam simbol-simbol religius oleh tokoh Walid. Tokoh Baiduri menunjukkan semangat tajdid yang selama ini lebih sering diasosiasikan dengan tokoh laki-laki. Data diperoleh melalui observasi tayangan serial, studi pustaka, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh Baiduri merepresentasikan kekuatan perempuan dalam ruang dakwah, moralitas, dan pembaruan agama. Ia tidak hanya menyuarakan kritik terhadap penyimpangan ajaran, tetapi juga memberikan solusi konkret yang berpihak pada nilai-nilai keislaman yang murni. Serial ini menjadi media dakwah yang menegaskan bahwa perempuan juga memiliki peran sentral dalam menjaga kemurnian akidah dan keadilan sosial.
Kontribusi Peradaban Islam terhadap Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Global: Studi Komparatif Era Abbasiyah dan Era Modern Abdul Latief; Tenny Sudjatnika
ARIMA : Jurnal Sosial Dan Humaniora Vol. 3 No. 1 (2025): Agustus
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/arima.v3i1.5245

Abstract

Artikel ini membahas kontribusi peradaban Islam terhadap ilmu pengetahuan dan pendidikan global melalui pendekatan komparatif antara era Abbasiyah dan era modern. Masa Abbasiyah dikenal sebagai puncak kejayaan intelektual umat Islam, ditandai dengan berdirinya Bayt al-Hikmah dan berkembangnya karya ilmiah dalam bidang matematika, kedokteran, astronomi, dan filsafat. Sistem pendidikan pada masa ini bersifat integratif dan terbuka, dengan sinergi antara ilmu agama dan sains. Di sisi lain, pendidikan Islam di era modern menghadapi tantangan besar akibat pengaruh kolonialisme dan globalisasi. Pemisahan antara ilmu agama dan ilmu umum menyebabkan keterputusan epistemologis yang cukup tajam. Namun, tokoh pembaru seperti Muhammad Abduh berupaya mereformasi sistem pendidikan Islam dengan mengintegrasikan sains, rasionalitas, dan nilai-nilai keislaman ke dalam kurikulum modern. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka. Hasil kajian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan pada era Abbasiyah, seperti keterbukaan intelektual, integrasi ilmu, dan etika ilmiah, masih relevan untuk mengembangkan pendidikan Islam kontemporer yang lebih adaptif dan unggul secara global. Artikel ini merekomendasikan revitalisasi pendidikan Islam berbasis warisan keilmuan klasik dan inovasi modern.
Konsep Pendidikan Islam dalam Risalat Al-Tawhid Karya Muhammad Abduh: Analisis Pemikiran Rasionalisme dalam Pendidikan Iqbal, Muhammad Raka Iqbal Fadil Muharom; Tenny Sudjatnika
ARIMA : Jurnal Sosial Dan Humaniora Vol. 3 No. 1 (2025): Agustus
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/arima.v3i1.5250

Abstract

Penelitian ini menganalisis konsep pendidikan Islam dalam "Risalat al-Tawhid" karya Muhammad Abduh dengan fokus pada pendekatan rasionalisme dalam pendidikan. Menggunakan metode analisis deskriptif-interpretatif dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini mengkaji tiga aspek utama: konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh, peran rasionalisme dalam pendidikan Islam, dan integrasi antara akal dan wahyu dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Abduh berhasil memformulasikan konsep pendidikan Islam yang holistik dengan meletakkan tauhid sebagai fondasi epistemologis yang mengintegrasikan pengembangan intelektual, spiritual, dan moral. Rasionalisme dalam pemikiran Abduh merupakan revitalisasi tradisi rasional Islam yang menekankan penggunaan dalil sebagai landasan pencarian kebenaran, bukan adopsi buta dari Barat. Kontribusi paling signifikan Abduh adalah formulasinya tentang integrasi harmonis akal dan wahyu dalam pembelajaran, di mana keduanya bersifat komplementer. Konsep ini menolak dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum, serta mendorong metodologi pembelajaran yang mengombinasikan dimensi rasional dan spiritual. Temuan penelitian ini memiliki relevansi tinggi bagi pengembangan pendidikan Islam kontemporer, terutama dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang menuntut kemampuan berpikir kritis tanpa meninggalkan nilai-nilai spiritual Islam.
Strategi Umat Islam Menghadapi Tantangan Kontemporer: Pasca Clash of Civilizations dan Islamophobia Gina Aulia Fadilla; Tenny Sudjatnika
Sujud: Jurnal Agama, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 3 (2025): JUNI-SEPTEMBER 2025
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/h9pqc034

Abstract

This article explores how Muslims develop strategies to address contemporary global challenges, particularly in response to Samuel P. Huntington’s Clash of Civilizations theory and the growing phenomenon of Islamophobia. Using a descriptive qualitative approach based on literature review, this study examines several efforts undertaken by the Muslim community, such as prioritizing peaceful preaching, promoting an inclusive educational system that embraces diversity, and strengthening Muslim participation in the political sphere to build a positive image. Furthermore, global initiatives like the Makkah Declaration and the Amman Message play a significant role in supporting these efforts. Indonesia is presented as a concrete example, where moderate Islamic practices and openness to interfaith dialogue have successfully fostered social harmony and helped reduce negative perceptions of Islam.
Peran Madrasah dan Waqaf dalam Pembentukan Masyarakat Ilmiah pada Masa Keemasan Islam Alya Hasya Azqia; Tenny Sudjatnika
Jejak digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 4b (2025): JUNI-JULI
Publisher : INDO PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/82c7zy50

Abstract

Artikel ini membahas kontribusi strategis madrasah dan sistem wakaf dalam pembentukan masyarakat ilmiah pada Zaman Keemasan Islam (abad ke-8-14 M). Madrasah sebagai lembaga pendidikan formal memainkan peran penting dalam transmisi dan pengembangan ilmu pengetahuan, baik di bidang agama maupun sains rasional. Di sisi lain, wakaf menjadi sumber pendanaan yang stabil dan mandiri bagi penyelenggaraan pendidikan, mulai dari pengadaan sarana prasarana, gaji guru, hingga beasiswa bagi siswa. Melalui pendekatan historis dan analisis literatur, artikel ini menyoroti bagaimana integrasi madrasah dan wakaf menciptakan ekosistem keilmuan yang inklusif dan berkelanjutan. Artikel ini juga menyajikan kasus-kasus madrasah terkemuka seperti Nizamiyah dan Mustansiriyah, serta mengkaji bagaimana model pendidikan Islam ini memengaruhi perkembangan universitas-universitas di Eropa. Temuan penelitian menunjukkan bahwa perpaduan visi pendidikan dan dukungan ekonomi dari wakaf menjadi fondasi utama pembentukan masyarakat ilmiah dalam peradaban Islam klasik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menginspirasi revitalisasi sistem pendidikan Islam modern yang berbasis pada nilai-nilai tradisional.
Paradoks Kekalahan: Bagaimana Krisis dalam Dunia Islam Mendorong Kebangkitan Eropa Muhammad Rafif Athallah; Tenny Sudjatnika
Jurnal Teologi Islam Vol. 1 No. 2 (2025): NOVEMBER (in progress)
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/29y8wf61

Abstract

Sepanjang Abad Pertengahan, dunia Islam mengalami guncangan besar melalui Perang Salib dan invasi Mongol—dua peristiwa historis yang kerap dianggap sebagai simbol kemunduran peradaban. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak paradoksal dari krisis-krisis tersebut terhadap kebangkitan intelektual Eropa, khususnya dalam periode Renaisans. Dengan pendekatan kualitatif historis-interpretatif, studi ini menelusuri bagaimana pertemuan budaya yang dipicu oleh konflik militer turut memfasilitasi transmisi ilmu pengetahuan dan filsafat Islam ke dunia Barat Latin. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kehancuran institusi peradaban Islam justru mendorong difusi pengetahuan yang menjadi fondasi perkembangan intelektual modern di Eropa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kemunduran suatu peradaban dalam satu konteks dapat menjadi kekuatan transformasi dalam konteks lain, serta menantang narasi sejarah global yang bersifat linear dan Euro-sentris.
Pemikiran Islam Klasik dan Modern dalam Konteks Revitalisasi Peradaban Umat Islam Farid Nur Fauzan Naufala; Tenny Sudjatnika
Jurnal Teologi Islam Vol. 1 No. 2 (2025): NOVEMBER (in progress)
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/5771f330

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengkaji kontribusi pemikiran Islam klasik dan modern terhadap upaya revitalisasi peradaban umat Islam di tengah tantangan zaman. Islam sebagai agama dan peradaban telah mengalami fase kejayaan yang luar biasa pada masa klasik, disusul dengan fase kemunduran akibat berbagai faktor internal dan eksternal. Pemikiran para intelektual klasik seperti Al-Farabi, Al-Ghazali, dan Ibn Khaldun menjadi fondasi bagi konstruksi intelektual dan sosial umat Islam masa lalu, sedangkan pemikiran tokoh modern seperti Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh, Muhammad Iqbal, dan Fazlur Rahman menjadi respons terhadap kolonialisme dan modernitas. Dengan menggunakan metode kualitatif berbasis studi kepustakaan dan analisis historis-filosofis, artikel ini mengidentifikasi benang merah antara dua era pemikiran tersebut serta menjelaskan relevansinya dalam membangun kembali peradaban Islam yang inklusif, adil, dan berorientasi pada kemajuan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sintesis antara nilai-nilai luhur pemikiran klasik dan pendekatan kontekstual pemikiran modern sangat penting dalam merumuskan strategi revitalisasi peradaban umat Islam kontemporer.
Shalawat Badar sebagai Ekspresi Cinta dan Koneksi Azkia Rahma; Tenny Sudjatnika
Jurnal Teologi Islam Vol. 1 No. 2 (2025): NOVEMBER (in progress)
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/dtexza35

Abstract

Shalawat Badar is a form of praise that not only reflects Muslims' love for the Prophet Muhammad (peace be upon him) but also serves as a powerful means of spiritual connection. Created by KH. Ali Manshur during the ideological tensions between Nahdlatul Ulama (NU) and the Indonesian Communist Party (PKI) in the 1960s, Shalawat Badar serves as a cultural resistance filled with religious and nationalist significance. With lyrics glorifying the Prophet Muhammad and distinctive local cultural chants, this shalawat has become an integral part of various religious rituals of Indonesian Muslims. Beyond its historical and spiritual significance, Shalawat Badar also has positive psychological effects, such as calming the heart and strengthening social solidarity. Chanted at various sacred moments such as the Prophet's birthday and tahlilan (religious gatherings), this shalawat demonstrates how Indonesian Islam grew peacefully through cultural channels. Shalawat Badar is not merely religious art, but a living legacy that educates the younger generation to love the Prophet in a gentle, contextual, and down-to-earth way.