Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Urgency of Indonesia’s National Security Act: Addressing Fragmentation in Security Sector Regulation Harefa, Faonaso; Purwanto, Ignatius Eko Djoko; Irwanto, Bambang; Supriyadi, Adang Asep; Saputro, Guntur Eko
Journal of Social Work and Science Education Vol. 6 No. 1 (2025): Journal of Social Work and Science Education
Publisher : Yayasan Sembilan Pemuda Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52690/jswse.v6i1.1060

Abstract

This study examines the urgency of the formation of the National Security Act (Kamnas Law) in Indonesia to overcome the fragmentation of regulations in the security sector. Using statute-based legal approaches (statute-based) and comparative legal approaches, this study found an overlapping gap between institutions such as the TNI, Polri, BNPT, and the Ministry of Defense due to adaptive legal instruments facing multidimensional threats. The absence of coordinative institutions such as the National Security Council (NSC) weakens synergy between institutions. The results of comparisons with countries such as the United States, Singapore, South Korea, and the Philippines show that the centralized security structure has proven effective in integrating defense, intelligence, and law enforcement policies. This study recommends that the Kamnas Law become a comprehensive legal framework to encourage sectoral coordination and institutional synergy in the corridor of democratic government.
Quad vs. China: Strategic implications of Indo-Pacific rivalry against Indonesia Harefa, Faonaso; Supriyadi, Asep Adang; Irwanto, Bambang; Saputro, Guntur Eko; Suadnyana, I Nyoman; F.Harsono, Cecilia
Lebah Vol. 18 No. 4 (2025): July: Pengabdian
Publisher : IHSA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/lebah.v18i4.346

Abstract

Rivalitas antara Quadrilateral Security Dialogue dan China di kawasan Indo-Pasifik semakin menguat dan membentuk arsitektur geopolitik baru yang berdampak langsung terhadap kepentingan strategis Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Bagaimana implikasi multidimensi dari rivalitas Quad dan China terhadap posisi strategis Indonesia di kawasan Indo-Pasifik, khususnya dalam aspek keamanan, ekonomi, politik luar negeri, serta pertahanan dan kepentingan nasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berbasis analisis dokumen, studi ini menemukan bahwa posisi strategis Indonesia di kawasan menjadikannya rentan terhadap dinamika militerisasi di Laut China Selatan, ketergantungan ekonomi terhadap Belt and Road Initiative, dan tekanan diplomatik dari kekuatan besar dunia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia harus merespons rivalitas ini melalui penguatan diplomasi aktif, modernisasi pertahanan, peningkatan kapasitas intelijen strategis, dan diversifikasi mitra kerja sama. Temuan ini juga menegaskan pentingnya Indonesia memosisikan diri sebagai kekuatan penyeimbang di tengah rivalitas global, agar tidak hanya menjadi objek kontestasi geopolitik, melainkan juga aktor strategis yang dapat berperan dalam menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan Indo-Pasifik. Penelitian ini memperkaya teori hubungan internasional Indonesia dan memberi kerangka analisis strategis bagi kebijakan luar negeri. Ke depan, disarankan pendekatan kuantitatif atau mixed-method untuk mengukur dampak rivalitas Quad dan China secara lebih terstruktur..
Studi Karakteristik Massa Air Pada Lapisan Termoklin Di Selat Makassar Supriyanto, Taufiq; Apriyanto, I Nengah Putra; Irwanto, Bambang; Adriyanto, Agus; Purwanto, Budi; Agustinus, Agustinus; Pranowo, Widodo S
Jurnal Kelautan Vol 18, No 2: Agustus (2025)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v18i2.29829

Abstract

ABSTRAKSelat Makassar merupakan jalur strategis antara Kalimantan dan Sulawesi yang menghubungkan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Selain menjadi rute pelayaran internasional penting, wilayah ini juga rawan terhadap ancaman keamanan seperti ranjau laut dan drone bawah air, sehingga membutuhkan pengawasan ketat dan kerja sama lintas sektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi karakteristik kolom air, khususnya lapisan termoklin yang berpotensi menjadi wilayah persembunyian (Shadowzone), pada kedalaman 0–300 meter di choke point Selat Makassar. Data suhu dan salinitas terhadap kedalaman diperoleh dari pengukuran argo float selama periode Oktober 2017 hingga Januari 2018. Perhitungan kecepatan rambat suara dilakukan menggunakan persamaan empiris Medwin. Lapisan termoklin diidentifikasi melalui gradien suhu sebesar 0,1°C per meter. Visualisasi dan analisis data dilakukan menggunakan perangkat lunak ODV 5.6.2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lapisan termoklin berada pada kedalaman 86,4–158,1 meter, dengan suhu 16,79–27,98°C, salinitas 33,75–34,67‰, dan kecepatan suara 1514,19–1541,95 m/s. Ketebalan lapisan sekitar 72 meter ini diindikasikan sebagai Shadowzone yang potensial menjadi lokasi persembunyian objek bawah laut.Kata Kunci: Selat Makassar, Lapisan termoklin, Suhu, Salinitas, Kecepatan SuaraABSTRACTThe Makassar Strait is a strategic route between Kalimantan and Sulawesi that connects the Pacific Ocean and the Indian Ocean. In addition to being an important international shipping route, this area is also prone to security threats such as sea mines and underwater drones, requiring strict surveillance and cross-sector cooperation. This study aims to explore the characteristics of the water column, particularly the thermocline layer that has the potential to become a hiding place (Shadowzone), at a depth of 0–300 metres at the Makassar Strait choke point. Temperature and salinity data at different depths were obtained from argofloat measurements during the period from October 2017 to January 2018. Sound propagation velocity calculations were performed using the Medwin empirical equation. The thermocline layer was identified through a temperature gradient of 0.1°C per metre. Data visualisation and analysis were conducted using ODV 5.6.2 software. The results of the study show that the thermocline layer is located at a depth of 86.4–158.1 metres, with a temperature of 16.79–27.98°C, salinity of 33.75–34.67‰, and sound velocity of 1514.19–1541.95 m/s. The thickness of this layer, approximately 72 metres, is indicated as a potential shadow zone for the hiding of underwater objects.Keywords: Makassar Strait, Thermocline Layer, Temperature, Salinity, Sound Velocity 
Pemeriksaan stunting sebagai upaya preventif kesehatan nasional di tingkat desa Harsono, Cecilia; Leonardo, Vande; Kartiningsih, Yuly; Irwanto, Bambang; Aritonang, Sovian; Erna, Erna
Lebah Vol. 18 No. 4 (2025): July: Pengabdian
Publisher : IHSA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/lebah.v18i4.335

Abstract

Stunting merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang masih mendominasi di Indonesia, sebagai manifestasi kekurangan gizi kronis yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak dalam jangka panjang. Upaya pencegahan stunting saat ini diarahkan pada penguatan intervensi berbasis komunitas, salah satunya melalui program Posyandu. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan skrining stunting berbasis komunitas di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, serta mengidentifikasi faktor-faktor determinan yang memengaruhi status pertumbuhan anak. Penelitian ini menggunakan desain mixed-methods explanatory sequential. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam dengan kader kesehatan, bidan desa, dan ibu balita, dan dianalisis secara tematik menggunakan NVivo 15. Data kuantitatif dikumpulkan melalui survei terhadap 59 responden ibu balita, dan dianalisis menggunakan regresi linier dengan perangkat lunak Jamovi untuk menguji pengaruh variabel-variabel determinan terhadap skor Z panjang badan menurut umur (length-for-age z-score). Hasil menunjukkan bahwa pelaksanaan skrining stunting di Posyandu telah berlangsung secara rutin dan terintegrasi dalam sistem layanan kesehatan primer. Namun demikian, sejumlah hambatan masih ditemui, antara lain rendahnya tingkat pendapatan keluarga, kurangnya literasi gizi ibu, praktik pemberian ASI yang belum optimal, serta keterbatasan akses layanan kesehatan di wilayah terpencil. Hasil regresi linier mengidentifikasi bahwa usia ibu saat melahirkan serta kualitas air rumah tangga merupakan prediktor signifikan terhadap status pertumbuhan anak. Temuan penelitian ini sejalan dengan literatur global yang menekankan pentingnya pendekatan lintas sektor dalam pencegahan stunting, yang mencakup intervensi di bidang kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Penguatan kapasitas layanan kesehatan komunitas serta peningkatan literasi gizi ibu dipandang sebagai strategi kunci untuk menurunkan prevalensi stunting secara berkelanjutan di tingkat lokal.