Tinjauan pustaka ini meneliti dampak variasi dialek dan aksen pada pelafalan dan pemahaman bahasa Inggris dalam konteks komunikasi global, di mana bahasa Inggris berfungsi sebagai lingua franca. Berdasarkan lima studi empiris, tinjauan ini mengeksplorasi bagaimana latar belakang bahasa pertama memengaruhi pola pelafalan penutur dan bagaimana keakraban pendengar memengaruhi persepsi ucapan beraksen. Temuan tersebut mengungkapkan bahwa variasi aksen tidak eksklusif untuk penutur non-asli; bahkan variasi asli, seperti bahasa Inggris Australia, dapat memengaruhi kejelasan. Pengalaman pendengar, latar belakang fonologis yang sama, dan paparan terhadap aksen yang beragam memainkan peran penting dalam meningkatkan pemahaman. Wawasan ini menantang preferensi tradisional untuk pelafalan seperti penutur asli dan mendukung pendekatan yang lebih inklusif terhadap pengajaran bahasa dan pengembangan teknologi. Dalam lingkungan pendidikan, kejelasan harus diprioritaskan daripada kesesuaian aksen, sementara sistem pengenalan ucapan harus dirancang untuk mengakomodasi aksen bahasa Inggris yang lebih beragam. Secara keseluruhan, tinjauan ini menggarisbawahi perlunya merangkul keragaman aksen sebagai fitur alami bahasa Inggris global, yang mempromosikan saling pengertian daripada memaksakan standar yang kaku. Mengenali dan menangani keberagaman ini berkontribusi pada praktik komunikasi yang lebih adil, efektif, dan realistis dalam pedagogi dan inovasi digital.