Latar Belakang: Ablasio retina merupakan kondisi okular serius yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen, terutama pada kelompok usia lanjut akibat perubahan degeneratif vitreoretinal. Berbagai faktor risiko, seperti usia, miopia gravior, operasi katarak, dan penyakit sistemik, diduga berperan dalam meningkatkan kejadian ablasio retina, namun data mengenai hubungan faktor-faktor tersebut pada populasi usia tua masih terbatas. Tujuan: Mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian ablasio retina pada usia lanjut, serta menganalisis hubungan antara usia, jenis kelamin, miopia gravior, riwayat operasi katarak, dan diabetes melitus dengan jenis ablasio retina. Metode: Penelitian analitik deskriptif dengan desain cross-sectional menggunakan data rekam medis pasien ablasio retina usia 45–70 tahun di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin. Sampel diperoleh dengan teknik total sampling terhadap seluruh pasien ablasio retina tahun 2024 yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis data meliputi uji univariat dan uji bivariat menggunakan Chi-Square dengan nilai signifikansi α = 0,05. Hasil: Dari 50 responden, usia terbanyak berada pada kelompok 51–60 tahun (40%). Sebagian besar penderita adalah laki-laki (52%), dengan riwayat miopia gravior sebanyak 48% dan riwayat operasi katarak 26%. Jenis ablasio retina terbanyak adalah regmatogen (54%). Uji bivariat menunjukkan hubungan signifikan antara usia (p = 0,024), miopia gravior (p = 0,007), dan riwayat operasi katarak (p = 0,001) dengan jenis ablasio retina. Sebaliknya, tidak terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin (p = 0,951) dan diabetes melitus (p = 0,071) dengan kejadian ablasio retina. Kesimpulan: Usia, miopia gravior, dan riwayat operasi katarak merupakan faktor risiko yang berhubungan signifikan dengan jenis ablasio retina pada usia lanjut, terutama tipe regmatogen. Sementara itu, jenis kelamin dan diabetes melitus tidak menunjukkan hubungan bermakna. Temuan ini menegaskan pentingnya deteksi dini dan pemantauan kelompok berisiko tinggi pada populasi usia lanjut.