Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP KUALITAS KULINER HASIL LAUT DI PANTAI NGENEHAN, GUNUNGKIDUL Rahafuna, Muhammad Zumar
Jurnal Pariwisata Tawangmangu Vol 3 No 2 (2025): July 2025
Publisher : Institut Teknologi dan Bisnis Kristen Bukit Pengharapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61696/juparita.v3i2.636

Abstract

Gunung Kidul merupakan salah satu daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki kekayaan potensi jenis wisata alam yaitu gugusan pantai. Salah satu pantai yang tengah dikembangkan pariwisatanya adalah pantai Ngrenehan, khususnya kuliner olahan laut. Salah satu tuntutan pengembangan wisata kuliner adalah kualitas makanannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas makanan laut di pantai Ngrenehan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dimana data diambil dari wawancara dengan wisatawan yang membeli produk kuliner olahan laut yang menilai enam variabel utama dengan 30 pertanyaan yang difokuskan pada kualitas produk kuliner olahan laut. Hasil penelitian ini adalah kualitas kuliner olahan laut di pantai Ngrenehan berada pada ambang diragukan artinya kualitas kulinernya masih belum baik untuk semua variabel yang diteliti.
Identifikasi Kualitatif Pengetahuan dan Keberterimaan Pariwisata Berkelanjutan pada Wisatawan Wisata Bahari Gunungkidul Rahafuna, Muhammad Zumar; Rahmawati, Aneke
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 8, No 1 (2025): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), August
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34007/jehss.v8i1.2785

Abstract

Artikel ini mengidentifikasi secara deskriptif pengetahuan dan keberterimaan wisatawan terhadap model pengembangan pariwisata berkelanjutan di kawasan wisata bahari Gunungkidul, Yogyakarta. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah utama yaitu model pengelolaan yang saat ini diterapkan cenderung pada model pariwisata massal. Teori utama yang digunakan sebagai landasan teoretis adalah pariwisata berkelanjutan Yazdi (2012) dan pengetahuan dan keberterimaan Dian et al. (2018). Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada 555 responden diempat pantai sampel: Krakal, Slili, Sadranan, dan Sundak. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data demografis menunjukkan bahwa objek wisata bahari adalah destinasi yang dapat diterima oleh seluruh kalangan. Secara umum wisatawan memiliki pengetahuan dan menerima model pengelolaan pariwisata berkelanjutan dengan rata-rata nilai yang sesuai jika diukur menggunakan teori terkait (rata-rata variabel >4,0 dan modus data ?setuju). Namun, ditemukan satu aspek kontradiktif pada dimensi kesejahteraan ekonomi yaitu wisatawan menyadari pentingnya peran pariwisata bagi ekonomi lokal (rata-rata variabel 4,20 dan distribusi mayoritas adalah setuju dan sangat setuju) tetapi ragu untuk mempraktikkannya (keberterimaan kesejahteraan ekonomi) dengan rata-rata variabel 3,95. Hasil ini memberikan pandangan penting untuk strategi pengelolaan pariwisata yang memberikan manfaat ekonomi setempat namun juga dapat diterima oleh pasar wisata bahari.
Identifikasi Ikonologi Musik Yogyakarta Royal Orchestra Melalui Perspektif Pariwisata dan Budaya Rahafuna, Muhammad Zumar; Hakim, Lutfi Maulana; Kusumastiti, Weka
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 8, No 2 (2025): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), November
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34007/jehss.v8i2.2849

Abstract

This article aims to identify the music iconology of the Yogyakarta Royal Orchestra's  (YRO) through a tourism and cultural perspective. The problem focuses on the unidentified aspects of the YRO that could become musical icons that can be developed as tourist attractions based on a cultural perspective. To approach this problem, theoretical references from (Falvy 1977) related to musical iconology and its analysis and interpretation (Buckey, 1998) are used. The main data are interviews with key actors of the YRO and visitors to the show. The results of the interviews were analyzed qualitatively using triangulation methods to ensure the credibility of the results. The results indicate that the YRO has iconological potential and can become a musical tourism icon of the Yogyakarta Palace in the form of something that can be perceived by the senses (audio and visual) because it contains and represents the culture of the Yogyakarta Palace. This is because tourists are generally only able to capture audio-visual messages, not yet reaching the stage of meaning. Further holistic research is needed regarding the tourism aspects of the YRO in an effort to form a scientific framework for the related topic.