Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Variasi Klorofil-a di Perairan Sekitar Laut Jawa, Laut Flores, dan Selat Makassar Handoko, Eko Yuli; Syariz, Muhammad Aldila; Hanansyah, Megivareza Putri
GEOID Vol. 19 No. 3 (2024)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v19i3.1867

Abstract

Laut Jawa, Flores, dan Selat Makassar merupakan daerah pertemuan massa air dan juga merupakan salah satu titik masuk Arus Lintas Indonesia. Massa air tawar dari Samudera Pasifik masuk ke perairan Indonesia melalui Selat Makassar. Tidak hanya itu, wilayah maritim Indonesia dipengaruhi oleh Muson Asia-Australia yang mempengaruhi produktivitas primer di perairan, ditunjukkan dengan variasi klorofil-a. Maka dari itu, perlunya pemahaman tentang dinamika klorofil-a untuk penentuan strategi pengelolaan ekosistem laut yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variasi klorofil-a di perairan sekitar Laut Jawa, Flores, dan Selat Makassar, serta hubungannya dengan suhu dan salinitas dari tahun 2016-2023. Penelitian ini menggunakan data klorofil-a yang dikumpulkan dari sensor Ocean and Land Color Instrument dari Sentinel-3. Data klorofil-a berasal dari perhitungan algoritma Ocean Color 4 for MERIS untuk jenis perairan case-1. Dari penelitian ini, didapatkan hasil bahwa konsentrasi klorofil-a cenderung tinggi saat periode muson barat bersamaan dengan datangnya musim hujan yang meningkatkan limpasan air sungai. Sebaliknya, konsentrasi klorofil-a di perairan Selatan Jawa hingga Nusa Tenggara cenderung tinggi saat muson timur diikuti dengan penurunan Suhu Permukaan Laut dan kenaikan salinitas permukaan. Pada tahun 2018 dan 2019, terjadinya fenomena El Niño bersamaan dengan fase positif Indian Ocean Dipole mendorong peningkatan klorofil-a. Rata-rata klorofil-a sepanjang tahun 2018 hingga 2019 mencapai 0,71 di Laut Flores dan Selat Makassar, serta 0,73 di Laut Jawa. Penelitian lebih lanjut dengan rentang temporal klorofil-a yang lebih panjang diperlukan agar pengaruh fenomena global dapat terlihat lebih jelas.
Pembuatan Peta Suhu Permukaan Tanah untuk Mitigasi Urban Heat Island dengan Visualisasi Augmented Reality (Studi Kasus: Kota Surabaya) Hanif, Muhammad; Hayati, Noorlaila; Bioresita, Filsa; Hidayat, Husnul; Hanansyah, Megivareza Putri; Jaelani, Lalu Muhamad; Sukojo, Bangun Muljo; Rahmansyah, Ferdian Zaki
SEWAGATI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2025): SEWAGATI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Sarau Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61461/sjpm.v4i2.131

Abstract

The Urban Heat Island (UHI) phenomenon in Surabaya is becoming increasingly apparent due to the conversion of green areas into built-up areas. This community service activity aims to map land surface temperature (LST) for the period 2016–2024 using Landsat 8 level 2 imagery and present it in augmented reality (AR) visualization to support public literacy. The analysis was conducted through calculations of NDVI, emissivity, LST, NDVI–LST linear regression, and field validation usinga thermohydrometer. The results show that the distribution of LST increased in 2016–2019, decreased in 2020, then increased again in 2021–2023 before decreasing in 2024. The negative correlation between NDVI and LST indicates that vegetation plays an important role in reducing temperatures. Field validation produced a coefficient of determination (R²) of 0.7213 with a maximum difference of 5°C between satellite data and measurements. The 2024 UHI map shows high intensity in densely built-up areas (Tegalsari, Genteng, Sawahan, Tambaksari, Wonokromo, and parts of Rungkut), while outlying areas like Benowo and Pakal are relatively cooler. AR-based visualizations have proven effective in helping the public and policymakers understand the UHI phenomenon more interactively and encouraging the development of mitigation strategies through reforestation and sustainable urban planning.