Pendidikan merupakan faktor kunci dalam membangun sumber daya manusia dan mendorong perkembangan sosial-ekonomi suatu bangsa. Penelitian ini membahas perbandingan sistem pendidikan antara negara maju dan negara berkembang dengan fokus pada enam aspek utama, yaitu akses pendidikan, kurikulum dan kualitas pembelajaran, profesionalisme dan kesejahteraan guru, pemanfaatan teknologi dalam pendidikan, pendanaan pendidikan, serta sistem evaluasi dan penilaian. Hasil kajian menunjukkan bahwa negara maju seperti Finlandia, Jepang, dan Korea Selatan telah menerapkan kebijakan pemerataan pendidikan secara efektif, didukung oleh sistem pendanaan yang kuat serta distribusi sarana prasarana yang merata. Kurikulum berbasis kompetensi, STEM, dan pembelajaran kontekstual menjadi pendekatan utama dalam meningkatkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Guru memperoleh pelatihan profesional berkelanjutan serta kesejahteraan yang tinggi sehingga berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran. Pemanfaatan teknologi digital semakin memperkuat model pembelajaran inovatif yang adaptif terhadap kebutuhan siswa. Sebaliknya, negara berkembang seperti Indonesia, Nigeria, dan Filipina masih menghadapi ketimpangan akses pendidikan akibat kondisi geografis, ekonomi, dan infrastruktur yang belum merata. Kurikulum yang berorientasi hafalan, keterbatasan pelatihan guru, rendahnya literasi digital, serta ketergantungan pada ujian nasional menjadi tantangan utama dalam peningkatan kualitas pendidikan. Pendanaan yang terbatas serta rendahnya investasi pada riset pendidikan menyebabkan inovasi belum berkembang optimal. Implikasi penelitian ini menegaskan pentingnya reformasi kebijakan secara komprehensif untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mengurangi kesenjangan global.