Felix Agrian Brahmana
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kemajuan Ilmu Pengetahuan pada Masa Dinasti Abbasiyah : Warisan Baitul Hikmah Muhammad Ray Jhon; Syahrani; Felix Agrian Brahmana; Azrina Hendri
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 2 No. 5 (2025): Oktober - November 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masa Dinasti Abbasiyah diingat sebagai zaman keemasan Islam karena ilmu pengetahuan berkembang dengan cepat. Pusat utama kejayaannya adalah Baitul Hikmah di Baghdad, yang berperan sebagai perpustakaan dan tempat menerjemahkan serta meneliti. Di situ, karya-karya dari Yunani, Persia, dan India diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan disempurnakan, menghasilkan kemajuan di bidang kedokteran, matematika, astronomi, filsafat, dan teknologi. Sosok-sosok seperti Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, dan Al-Farabi menjadi tokoh penting yang karya-karyanya tetap ada selama berabad-abad. Warisan Baitul Hikmah tidak hanya membantu membangun peradaban Islam, tetapi juga menjadi penghubung untuk lahirnya Renaisans di Eropa. Artikel ini membahas bagaimana tradisi ilmiah yang inovatif dan terbuka dari Abbasiyah memberikan pengaruh besar bagi dunia sampai saat ini.
Tempat Pengasingan Soekarno di Desa Lau Gumba sebagai Situs Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Yohana Magdalena Siagian; Fifi Fatiah; Andrew Carlos Putra Ambarita; Enjel Adriani br Gurusinga; Felix Agrian Brahmana; Mutiara Nazla Dalimunthe; Yonathan Louis Pratama Lase; Flores Tanjung
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 2 No. 5 (2025): Oktober - November 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas Tempat Pengasingan Soekarno di Desa Lau Gumba sebagai salah satu situs sejarah penting pada masa Agresi Militer Belanda II. Penelitian dilakukan untuk memahami nilai historis, kondisi keaslian bangunan, serta pemanfaatannya sebagai wisata edukasi sejarah yang masih bertahan hingga saat ini. Menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui observasi lapangan, wawancara informal, dokumentasi visual, dan studi pustaka, penelitian ini menemukan bahwa bangunan pengasingan masih mempertahankan struktur asli dan artefak penting seperti kamar Soekarno, ruang rapat, serta foto dokumentasi masa pengasingan. Keaslian bangunan ini memperkuat pengalaman historis pengunjung dan berkontribusi pada pembentukan memori kolektif masyarakat lokal. Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa proses pelestarian dilakukan melalui konsep adaptive reuse, yang memungkinkan bangunan tetap digunakan tanpa menghilangkan nilai sejarahnya. Selain itu, situs ini berkembang sebagai ruang edukasi sejarah yang berfungsi layaknya museum, dengan pengelola menyediakan narasi sejarah kepada pengunjung dari berbagai kalangan. Dengan demikian, Tempat Pengasingan Soekarno di Lau Gumba memiliki nilai sejarah, sosial, dan edukatif yang sangat kuat, serta perlu dilestarikan dan dikembangkan secara berkelanjutan sebagai bagian dari warisan budaya yang penting bagi pembelajaran generasi muda. Penelitian ini menegaskan bahwa pelestarian situs sejarah bukan hanya menjaga bangunan fisik, tetapi juga mempertahankan identitas, memori kolektif, dan pemahaman masyarakat terhadap perjuangan bangsa Indonesia.