p-Index From 2021 - 2026
1.513
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Statika
Mhd. Rahman Rambe
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Analisa Perbandingan Biaya Dan Waktu Pelaksanaan Pelat Lantai Konvensional Dengan Pelat Lantai Pracetak Pada Gedung Berlantai Tiga Andri Nauly; Mhd. Rahman Rambe; Fithriyah Patriotika
STATIKA Vol. 5 No. 2 (2022): Statika Vol 5 No 2 September 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64168/statika.v5i2.1071

Abstract

Dalam proyek konstruksi, pemilihan metode dalam pelaksanaannya sangatlah penting untuk memastikan pelaksanaan proyek sesuai dengan perencanaan, baik itu biaya maupun waktu yang dibutuhkan. Salah satu metode konstruksi yang dikembangkan agar menghasilkan efisiensi waktu dalam pekerjaan konstruksi adalah sistem struktur beton pracetak. Beton pracetak banyak digunakan sebagai alternatif pengganti sistem beton konvensional. Sistem ini merupakan terobosan yang sangat baik dibidang konstruksi karena pada sistem ini banyak memberikan keuntungan dalam mempercepat proses pekerjaan, penghematan tenaga kerja serta penghematan penggunaan material bekisting dan perancah. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui perbandingan biaya dan waktu pelaksanaan pelat lantai konvensional dengan pelat lantai pracetak. Metode yang digunakan untuk menghitung perbandingan biaya dan waktu pelaksanaan pelat lantai konvensional dengan pelat lantai pracetak adalah analisa harga satuan pekerjaan (AHSP) 2016. Dari hasil analisa data yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa biaya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan pelat beton konvensional sebesar Rp.177.050.304,59 sedangkan pelat lantai pracetak sebesar Rp.118.204.334,52 sehingga diperoleh selisih baiaya sebesar Rp.58.845.970,07. Waktu pelaksanaan pelat lantai konvensional selama 24 hari sedangkan pelat lantai pracetak 3 hari kerja sehingga diperoleh selisih waktu pelaksanaan selama 21 hari kerja waktu pekerjaan kayu dihitung dengan menggunakan Analisa Harga Satuan Pekerjaan.
ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PERANCAH KAYU (KONVENSIONAL) DAN PERANCAH BESI (SCAFFOLDING) Zahrona; Mhd. Rahman Rambe; Afniria Pakpahan
STATIKA Vol. 7 No. 1 (2024): Statika Vol 7 No 1 April 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64168/statika.v7i1.1385

Abstract

Perancah adalah konstruksi yang memikul atau menerima beban dan memberi kekuatan serta kesetabilan pada bekisting. Dimana perancah memegang peranan penting agar beton tidak terjadi lendutan. Berdasarkan sifatnya, perancah terbagi menjadi dua, yaitu perancah bersifat fabrikasi seperti perancah scaffolding dan perancah bersifat konvensional seperti perancah kayu. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui berapa besar perbandingan biaya dan waktu pelaksanaan perancah kayu (konvensional) dengan perancah besi (scaffolding). Metode yang digunakan untuk menghitung biaya dan waktu pada pekerjaan perancah kayu (konvensional) dengan perancah besi (scaffolding) adalah analisa harga satuan pekerjaan (AHSP)2022. Lokasi dan tempat pengambilan data untuk kebutuhan penelitian ini dilakukan di Gedung Promosi dan Museum Tapanuli Selatan, dengan data yang dikumpulkan berupa gambar kerja, daftar upah kerja, dan daftar harga bahan. Dari hasil analisa data yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan perancah kayu (konvensional) adalah Rp. 302.185.516,00 sedangkan biaya untuk perancah besi (scaffolding) sebesar Rp. 166.814.308,00. Selisih biaya dari perancah kayu (konvensional) dan perancah besi (scaffolding) yaitu sebesar Rp. 135.371.208,00. Waktu pelaksanaan untuk pekerjaan perancah kayu (konvensional) dibutuhkan selama 49 hari, sedangkan waktu pelaksanaan perancah besi (scaffolding) selama 10 hari dengan jumlah tukang antara keduanya sama sebanyak 10 orang. Dan selisih waktu pelaksanaan antara perancah kayu (konvensional) dengan perancah besi (scaffolding) yaitu sebesar 39 hari, dimana waktu pekerjaan perancah kayu (konvensional) dan perancah besi (scaffolding) dihitung dengan menggunakan AHSP koefisien eaktu pekerjaan per m3 dengan satuan OH. Kata kunci: Perancah, kayu, besi, biaya, waktu
EVALUASI PONDASI PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS SOSIAL DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN KEC. SIPIROK Sahlan, Muhammad; Mhd. Rahman Rambe; Nurhasasanah Siregar
STATIKA Vol. 7 No. 1 (2024): Statika Vol 7 No 1 April 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64168/statika.v7i1.1395

Abstract

Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ketanah dasar. Pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya. Maka, proses pembangunan pondasi harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan agar mampu dan aman dalam meneruskan beban dari atas dengan baik. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui kapasitas pondasi dan kebutuhan pondasi sesuai beban struktur padaGedung Dinas Sosial Tapanuli Selatan. Input data yang diperhitung untuk pembebanan diantaranya beban mati, beban hidup, dan beban gempa. Perhitungan pondasidi analisa secara manual sedangkan hasil analisa struktur diperoleh dengan menggunakan bantuan program SAP 2000 serta membandingkan hasil yang diperoleh dari lapangan. Adapun hasil analisa yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa kapasitas pondasi pada potongan yang ditinjau, yaitu: pada pondasi P-2, beban aksial sebesar 455,906 kN sedangkan kapasitanya sebesar 3592,667 kN sehingga pondasi sangat aman digunakan. Pada pondasi P-1, beban aksial sebesar 869,139 kN sedangkan kapasitanya sebesar 3592,667 kN sehingga pondasi sangat aman digunakan. Adapun kebutuhan pondasi yang digunakan yaitu pondasi tapak sesuai dengan dimensi dan penampag yang ada pada gambar kerja. Akan tetapi karena posisi gedung berada pada lapisan lempeng maka perlu menggunakan tiang pancang. Kata kunci :Pondasi, pembebanan, kapasitas
Analisa Perbandingan Biaya Pada Kuda Kuda Baja Ringan Dengan Kuda-Kuda Kayu (Gedung Dengan Desain Atap Pelana Dan Luas Atap 554 M2) Ryan Pradinata; Mhd. Rahman Rambe; Rizky Febriani Pohan
STATIKA Vol. 7 No. 2 (2024): Statika Vol 7 No 2 September 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64168/statika.v7i2.1574

Abstract

Atap adalah salah satu bagian yang penting pada suatu bangunan. Salah satu bagian dari konstruksi atap adalah kuda-kuda. Material kuda-kuda yang paling sering dijumpai di kalangan masyarakat adalah kayu. Seiring dengan berkembangnya teknologi di bidang teknik sipil dan pesatnya pertumbuhan hunian yang di butuhkan oleh masyarakat, maka kebutuhan terhadap kayu akan semakin meningkat, sehingga perlu alternatif lain untuk bahan rangka atap sangat dibutuhkan. Salah satu material yang mumpuni untuk digunakan adalah baja ringan. Baja ringan merupakan baja profil yang dibentuk dalam keadaan dingin yang materialnya berupa lembaran pelat baja dengan ketebalan antara 0,4 mm sampai 1,0 mm. Pemilihan bahan antara kayu atau baja ringan, jelas mempengaruhi biaya dan waktu pelaksanaan yang harus disediakan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar persetase perbandingan biaya dan waktu pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan dan rangka atap kayu. Metode yang digunakan untuk menghitung biaya dan waktu pada konstruksi rangka atap baja ringan dan kayu adalah analisa harga satuan pekerjaan (AHSP) 2022. Dari hasil analisa data yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan rangka atap baja ringan sebesar Rp.320.317.004,84, sedangkan untuk pekerjaan rangka atap kayu adalah Rp.229.202.122,90 sehingga diperoleh persetase perbandingan biaya rangka atap baja ringan dengan kayu sebesar 72 %. Waktu pelaksanaan untuk pekerjaan rangka atap baja ringan dibutuhkan selama 47 hari, sedangkan waktu pelaksanaan rangka atap kayu selama 100 hari dengan jumlah tukang antara keduanya sama sebanyak 12 orang. Selisih waktu pelaksanaan antara rangka atap baja ringan dengan kayu yaitu sebesar 53 hari, dimana waktu pekerjaan kayu dihitung dengan menggunakan Analisa Harga Satuan Pekerjaan.
Analisa Biaya Dan Waktu Pelaksanaan Kuda-Kuda Baja Ringan Dengan Kuda-Kuda Kayu Pembangunan Puskesmas Pintu Padang Rahmat Husein; Mhd. Rahman Rambe; Rizky Febriani Pohan
STATIKA Vol. 7 No. 2 (2024): Statika Vol 7 No 2 September 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64168/statika.v7i2.1575

Abstract

: Material kuda-kuda yang paling sering dijumpai di kalangan masyarakat adalah kayu. Seiring dengan berkembangnya teknologi di bidang teknik sipil dan pesatnya pertumbuhan hunian yang di butuhkan oleh masyarakat, maka kebutuhan terhadap kayu akan semakin meningkat, sehingga perlu alternatif lain untuk bahan rangka atap salah satu adalah baja ringan. Baja ringan merupakan baja profil yang dibentuk dalam keadaan dingin yang materialnya berupa lembaran pelat baja dengan ketebalan antara 0,4 mm sampai 1,0 mm. Pemilihan bahan antara kayu atau baja ringan, jelas mempengaruhi biaya dan waktu pelaksanaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar perbandingan biaya dan waktu pelaksanaan kuda-kuda baja ringan dan kuda-kuda kayu. Metode yang digunakan untuk menghitung biaya dan waktu pelaksanaan pada konstruksi kuda-kuda baja ringan dan kayu adalah analisa harga satuan pekerjaan AHSP 2016. Dari hasil analisa data yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan kuda-kuda baja ringan sebesar Rp.402.626.600,00, sedangkan untuk pekerjaan kuda-kuda kayu adalah Rp. 260.232.400,00 sehingga diperoleh persetase perbandingan biaya kuda-kuda baja ringan dengan kayu sebesar 65 %. Waktu pelaksanaan untuk pekerjaan kuda-kuda baja ringan dibutuhkan selama 44 hari, sedangkan waktu pelaksanaan kuda-kuda kayu selama 102 hari dengan jumlah tukang antara keduanya sama sebanyak 12 orang. Selisih waktu pelaksanaan antara kuda-kuda baja ringan dengan kuda-kuda kayu yaitu sebesar 58 hari, dimana waktu pekerjaan kayu dihitung dengan menggunakan Analisa Harga Satuan Pekerjaan.
Analisa Perbandingan Biaya Serta Waktu Pelaksanaan Material Dinding Batu Bata Dan Batako Pada Gedung Bertingkat dedi muktar; Mhd. Rahman Rambe; Rizky Febriani Pohan
STATIKA Vol. 8 No. 2 (2025): Statika Vol 8 No 2 September 2025
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64168/statika.v8i2.1651

Abstract

Dinding merupakan elemen vertikal struktur yang berfungsi sebagai penyekat antar ruang maupun penyekat antar bagian dalam dan bagian luar gedung. Material penyusun dinding bangunan yang umum digunakan adalah batu bata. Bahan batu bata hingga sekarang masih menjadi pilihan utama masyarakat meskipun sudah banyak penemuan baru dalam bidang teknologi bahan seperti batako, bata hebel dan sebagainya. Batako atau bata hebel adalah campuran antara semen, agregat, dan air dengan atau tanpa bahan tambahan. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan dinding batu bata dan batako pada Gedung bertingkat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisa Harga Satuan Pekerjaan Tahun 2016. Dari hasil analisis data, dapat diambil kesimpulan, yaitu : biaya pemasangan dinding bata merah pada gedung bertingkat sebesar Rp.157.327.437,90 sedangkan pemasangan dinding batako sebesar Rp.248.877.737,60 sehingga diperoleh perbandingan biaya antara keduanya sebesar Rp.91.550.299,70. Jika ditinjauu dari waktu pelaksanaan, pemasangan dinding bata merah di butuhkan selama 33 hari sedangkan pemasangan dinding batako selama 41 hari sehingga diperoleh perbandingan waktu pelaksanaan antara keduanya selama 8 hari dengan jumlah tukang yang sama yaitu 5 orang per hari.
Analisa Perbandingan Biaya Dan Waktu Pelaksanaan Drainase Beton Pracetak U-DITCH Dengan Pasangan Batu Kali Indra Pardamean Harahap; Mhd. Rahman Rambe; Rizky Febriani Pohan
STATIKA Vol. 8 No. 2 (2025): Statika Vol 8 No 2 September 2025
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64168/statika.v8i2.1653

Abstract

Sistem drainase adalah rangkaian kegiatan yang membentuk upaya pengaliran air, baik air permukaan, maupun air tanah dari suatu daerah atau kawasan. Material yang paling sering dijumpai di kalangan masyarakat adalah batu kali. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah, industri di bidang properti semakin meningkat sehingga dapat meningkatnya akan kebutuhan material bahan bangunan yang berkualitas terutama pada material drainase. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan biaya dan waktu pelaksanaan pada drainase beton pracetak U-Ditch dan drainase batu kali. Metode yang digunakan untuk menghitung biaya dan waktu pada pekerjaan drainase beton pracetak dan drainase batu kali adalah Analisa Harga Satuan Pekerjaan tahun 2016. Dari hasil analisa yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan drainase batu kali adalah Rp.286.625.509,05, sedangkan untuk pekerjaan drainase beton pracetak adalah Rp.354.593.600,00. Selisih biaya antara drainase batu kali dengan drainase beton pracetak sebesar Rp.67.968.090,75. Waktu pelaksanaan untuk pekerjaan drainase batu kali dibutuhkan selama 56 hari, sedangkan waktu pelaksanaan untuk pekerjaan beton pracetak selama 17 hari dengan jumlah Tukang yang sama sebanyak 5 orang. Selisih waktu pelaksanaan antara drainase batu kali dengan beton pracetak sebesar 39 hari, dimana waktu pelaksanaan drainase beton pracetak lebih efisien dibandingkan pelaksanaan pasangan batu kali.
Analisis Perbandingan Biaya Mengunakan AHSP 2016 Dengan AHSP 2022 (Studi Kasus : Rehabilitasi Kantor Kodim 0212 Tapsel) Julian Iqbal Jihad; Mhd. Rahman Rambe; Rizky Febriani Pohan
STATIKA Vol. 8 No. 2 (2025): Statika Vol 8 No 2 September 2025
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64168/statika.v8i2.1654

Abstract

Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah salah satu proses yang sangat penting dan menjadi bagian utama dalam suatu proyek yang dilaksanakan. Dalam proses RAB harus memiliki Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) yang berisi angka indeks atau koefisien harga satuan bahan dan upah kerja yang akan digunakan dalam suatu proyek. Kementrian pekerjaan umum mengeluarkan Analisa harga satuan pekerjaan tahun 2016 dan diperbaharui pada tahun 2022. Berdasarkan perubahan tersebut perlu di teliti perubahan-perubahan apa yang terjadi pada AHSP yang baru dengan AHSP yang lama. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar dan perbandingan biaya antara Analisa Harga Satuan Pekerjaan metode AHSP 2016 dengan metode AHSP 2022 pada proyek Rehabilitasi Kantor Kodim 0212 TAPSEL. Metode yang digunakan untuk menghitung biaya Rehabilitasi Kantor Kodim 0212 TAPSEL adalah analisa harga satuan pekerjaan AHSP 2016 Dan AHSP 2022. Dari hasil analisa data yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa biaya yang dibutuhkan berdasarkan metode AHSP 2016 sebesar 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) sedangkan berdasarkan metode AHSP 2022 sebesar 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). Untuk perbandingan biaya antara metode AHSP 2016 Dengan AHSP 2022 setelah dilakukan analisa data yaitu tidak ada selisih biaya, dikarekan harga koefisien antara kedua metode tersebut sama hanya namun yang membedakan kode analisa saja.
Analisis perbandingan biaya pelaksanaan pelat beton dengan metode konvensional dan bondek (studi kasus : Rehabilitasi R. Kelas SMP N 8 padangsidimpuan) Kris Erikson Hutabarat; Mhd. Rahman Rambe; Rizky Febriani Pohan
STATIKA Vol. 8 No. 2 (2025): Statika Vol 8 No 2 September 2025
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64168/statika.v8i2.1655

Abstract

Pada saat ini, kemajuan teknologi di dunia konstruksi semakin pesat, yang ditandai dengan hadirnya berbagai jenis material dan peralatan modern. Dalam perkembangan dunia konstruksi banyak berbagai usaha yang dilakukan untuk para pengusahan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja, baik secara struktur maupun manajemen konstruksi. Salah cara untuk mengimbangi kemanjuan teknologi yaitu para pelaksana mengganti cara-cara konvensional menjadi lebih modern. Seiring dengan kemajuan perkembangan teknologi pelat beton, maka penulis ingin mengetahui berapa besar biaya pelaksanaan dan selisih biaya antara pelat konvensional dan sistem pelat menggunakan bondek pada gedung bertingkat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode literatur dan analisa harga satuan pekerjaan tahun 2016. Dari hasil analisis data, dapat di ambil kesimpulan, yaitu: jumlah jumlah biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan pelat konvensional sebesar Rp.310.376.640,69 dan pelat lantai bondek sebesar Rp.273.689.962,77 sehingga diperoleh selisih biaya sebesar Rp.36.686.677,92 dengan persentase perbandingan sebesar 11,82 %. Sedangkan waktu pelaksanaan untuk pekerjaan pelat konvensional selama 34 hari sedangkan pelat bondek selama 8 hari sehingga selisih waktu pelaksanaan diperoleh selama 26 hari. Jika ditinjau dari segi biaya maka konstruksi pekerjaan pelat lantai bondek lebih efisien dibandingkan dengan pelat lantai konvensional, tetapi pengadaan bahan material yang menjadi kendala harus dilakukan dengan partai besar. Jika ditinjau dari segi waktu pelaksaan maka konstruksi pekerjaan pelat lantai bondek lebih efisien dibandingkan dengan pelat lantai konvensional.