Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PANTAI SARANA PEMBELAJARAN PPKn: MENGEMBANGKAN KESADARAN DAN PARTISIPASI MAHASISWA DALAM MELINDUNGI LINGKUNGAN Sopiandy, Dede; Jasrudin, Jasrudin; Murdiansyah, Eko Bambang; Hariyadi, Slamet; Arni, Arni; Anastasya, Anastasya; Rahmat, Alibin; Mudassir, Mudassir; Pratiwi, Putri; Herlinda, Herlinda
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 5, No 5 (2025): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v5i5.2132

Abstract

This study developed an environment-based learning model for Pancasila and Civic Education (PPKn) by utilizing coastal areas as educational tools to increase student awareness and participation in protecting the environment. This study adopts a participatory action research method that integrates experiential learning and place-based education approaches through a series of educational activities in the form of games and community service to clean up the beach. These activities not only enrich theoretical understanding of civic values but also encourage the application of these values through concrete, environment-based actions. The results of the study show that these activities successfully increased students' ecological awareness, social involvement, and responsibility as environmentally conscious citizens. These findings contribute to the development of more contextual and applicable Civic Education learning, while also opening up opportunities for replicating similar learning models in other institutions.ABSTRAKPenelitian ini mengembangkan model pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) berbasis lingkungan dengan memanfaatkan kawasan pantai sebagai sarana edukatif untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi mahasiswa dalam melindungi lingkungan. Penelitian ini mengadopsi metode penelitian tindakan partisipatif yang mengintegrasikan pendekatan experiential learning dan place-based education melalui rangkaian kegiatan edukatif berupa permainan dan kerja bakti membersihkan pantai. kegiatan ini tidak hanya memperkaya pemahaman teoretis tentang nilai-nilai kewarganegaraan, tetapi juga mendorong penerapan nilai tersebut melalui aksi nyata yang berbasis lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan ini berhasil meningkatkan kesadaran ekologis, keterlibatan sosial, dan tanggung jawab mahasiswa sebagai warga negara yang peduli lingkungan. Temuan ini memberikan kontribusi pada pengembangan pembelajaran PPKn yang lebih kontekstual dan aplikatif, sekaligus membuka peluang bagi replikasi model pembelajaran serupa di institusi lain.
Simbol Tujuh Ajaran Moral Masyarakat Wolio Keraton Buton: Kearifan Lokal sebagai Cerminan Pancasila Jasrudin, Jasrudin; Sopiandy, Dede; Hariyadi, Slamet; Ramly, Amisbah; Bambang Murdiansyah, Eko; Rahmat, Alibin
Riwayat: Educational Journal of History and Humanities Vol 8, No 4 (2025): Oktober, Social Issues and Problems in Society
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jr.v8i4.50009

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh krisis nilai di era globalisasi yang berimplikasi pada melemahnya solidaritas dan kesadaran kebangsaan. Pancasila sebagai dasar negara sering dipahami sebatas dokumen formal, padahal nilai-nilainya telah lama hidup dalam kearifan lokal Nusantara. Salah satu contohnya adalah simbol tujuh ajaran moral masyarakat Wolio yang tersimpan di Keraton Buton, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis keterkaitan antara ajaran moral Wolio dengan sila-sila Pancasila, serta menggali relevansinya bagi penguatan identitas kebangsaan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan etnografis. Data diperoleh melalui observasi langsung di Keraton Buton, dokumentasi simbol ajaran moral, wawancara dengan tokoh adat dan pengelola keraton, serta studi literatur. Analisis dilakukan melalui reduksi data, interpretasi makna sosial- budaya, dan pemetaan nilai Wolio dengan sila Pancasila. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketujuh ajaran moral Wolio: po ma maasiaka, po pia piara, po angka angkataka, po mae-maeaaka, po binci-bincika kuli, man arafah nafsahu wakad arafah rabbahu, dan bolimo karo somanamo lipu memiliki kesesuaian yang kuat dengan sila-sila Pancasila. Nilai kasih sayang, kepedulian, penghormatan, keadilan, religiusitas, dan patriotisme yang terkandung di dalamnya menegaskan bahwa Pancasila berakar dari budaya lokal. Kesimpulan penelitian ini adalah simbol tujuh ajaran moral Wolio berfungsi tidak hanya sebagai artefak budaya, tetapi juga sebagai cerminan nilai Pancasila yang relevan untuk memperkuat kesadaran kebangsaan. Penelitian ini berimplikasi pada pengembangan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal serta pelestarian budaya sebagai bagian dari pembangunan identitas nasional.