Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Terapi Minyak Cengkih Kelapa (NYAIH PADI) sebagai Analgesik Alami untuk Mengatasi Nyeri Sistem Muskuloskeletal: Coconut Clove Oil Therapy (NYAIH PADI) to Natural Analgesic for Overcome Pain in the Musculoskeletal System Noprianty, Richa; Mulyani, Yanyan; Novita, Lia; Lolan, Yosef Pandai; Sarbini, Amida Sriwianti; Fitriani, Dyah Ayu
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 10 (2024): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v9i10.6332

Abstract

Mild morbidity due to pain in the musculoskeletal system often occurs in the elderly and is often treated independently using non-pharmacological therapy. Community service aims to provide education and demonstrate pain management using natural analgesics in the form of coconut clove oil (NYAIH PADI) and acupressure therapy. The activity was held in November 2023 in Nyalindung Village, RW 14, Ganjar Sabar Village, Nagreg District, Bandung Regency with 39 participants attending. The activity was carried out in three stages, namely the stage of making NYAIH PADI, then giving the Nordic Body Map (NBM) questionnaire followed by education and demonstrations regarding acupressure therapy and the process of making NYAIH PADI. Next, the product was distributed to participants who experienced joint pain to be used for one week at a dose of 1 – 2 drops per day on the painful part of the skin and then the changes in pain were seen. The location of the left foot and right foot where many people complain is very painful. The pre and post-test results showed changes in the category of very sick, decreasing by 1.32, and sick, decreasing by 0.25. Meanwhile, low-level sickness and not-sickness increased to 0.53 and 0.54. Giving NYAIH PADI has been proven to reduce pain so it can be used as an initial alternative for the community. At the end of the session, cadres and the community were given a YouTube link to the production process via https://www.youtube.com/watch?v=__kgIp6E2q4. The activity ended with giving door prizes and group photos.
Pembuatan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) Berbasis Cooking Class pada Balita Berbahan Dasar Aloe Vera di Desa Sayati Margahayu Bandung Mulyani, Yanyan; Fitriani, Dyah Ayu; Nopriyanti, Richa; Lolan, Yosef Pandai; Sarbini, Amida Sriwianti; Novita, Lia
Indonesia Berdaya Vol 5, No 3 (2024)
Publisher : UKInstitute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/ib.2024893

Abstract

Pendahuluan: Lidah Buaya (Aloevera sp) dengan manfaat dan nilai ekonimis yang tinggi menjadikan tanaman ini sebagai komoditi unggulan khususnya di Indonesia. Tidak hanya sebagai tanaman hias saja numun juga saat ini lidah buaya kerap dimanfaatkan sebagai obat, makanan, minuman hingga bahan baku pembuatan kosmetik. Kurangnya edukasi, informasi serta pemahaman terkait manfaat tanaman ini berimbas terhadap kurangnya ataupun turunnya antusiasme masayrakat khususnya dalam mengelola dan memanfaatkan potensi yang ada.  Tujuan: Program cooking class pembuatan PMT balita berbahan dasar aloe vera dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah Makanan Tambahan pada kader agar mereka tahu, mau, serta mampu melakukan dan mengolahnya. Metode Penelitian: Pengabdian Masyarakat ini menggunakan metode promotive dan preventif yang akan dibagi menjadi tiga tahapan, tahapan pertama mengumpulkan Ibu balita dan kader posyandu, tahap kedua pelaksanaan cooking class olahan makanan dan minuman aloe vera untuk PMT balita, dan tahap ketiga pembagian makanan hasil olahan pada saat pemberian vitamin A. Hasil: Dari kegiatan masayarakat ini memberikan produk yakni meningkatkan pemahaman masyarakat terkait tatacara, tekinik ataupun metode dalam memproduksi dan membuat minuman dari lidah buaya sebagai upaya dalam meningkatkan nutrisi balita. Kesimpulan: dalam upaya perubahan pengetahuan serta penguatan pemehaman ini diharapkan masyarakat lebih antusias dalam mengelola dan memanfaatkan potensi dari lidah buaya
Edukasi Gizi Berbasis Keluarga untuk Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita sebagai Upaya Pencegahan Stunting di Desa Mekarrahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung Indriani, Ria; Kartikawati, Sri Lestari; Juarta, Tata; Sugiharti, Ina; Sarbini, Amida Sriwianti; Setyawati, Anita
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bhinneka Vol. 4 No. 2 (2025): Bulan November
Publisher : Bhinneka Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58266/jpmb.v4i2.755

Abstract

Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dengan prevalensi 21,6% pada tahun 2022. Salah satu faktor penyebab utama adalah rendahnya pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang dan praktik pemberian makan bayi dan anak (PMBA). Edukasi gizi berbasis keluarga berpotensi meningkatkan pengetahuan dan mendorong praktik gizi yang lebih baik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas edukasi gizi berbasis keluarga terhadap peningkatan pengetahuan ibu balita di RW 04 Desa Mekarrahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. Kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan desain quasi-experimental dengan pendekatan one group pretest–posttest. Edukasi diberikan melalui ceramah interaktif, video edukatif, poster, dan diskusi kelompok. Pengetahuan diukur dengan kuesioner 13 item sebelum dan sesudah intervensi pada 20 responden. Analisis menggunakan uji paired t-test dengan tingkat signifikansi 95%. Rata-rata skor pretest adalah 10,10 dan posttest 12,55 dengan selisih rata-rata 2,45±2,58. Hasil uji paired t-test menunjukkan perbedaan signifikan (t=4,24; p=0,0004). Media edukatif partisipatif meningkatkan keterlibatan peserta dan mempermudah pemahaman materi. Edukasi gizi berbasis keluarga efektif meningkatkan pengetahuan ibu balita dan berpotensi mendukung upaya pencegahan stunting. Program serupa disarankan dilakukan secara berkelanjutan dengan dukungan kader posyandu, tokoh masyarakat, dan pemerintah desa, serta perlu evaluasi jangka panjang terhadap dampaknya pada status gizi balita.