Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Regulasi Emosi Sebagai Prediktor Perilaku Agresivitas Remaja Warga Binaan LPKA Thohar, Syafruddin Faisal
Psikoislamika : Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam Vol 15, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.959 KB) | DOI: 10.18860/psi.v15i1.6660

Abstract

Kekerasan fisik dan verbal yang sering terjadi antar warga binaan LPKA adalah bentuk agresivitas yang paling sering terjadi. Secara hipotesis, perilaku agresivitas tersebut disebabkan karena warga binaan yang mayoritas berusia 12 tahun sampai dengan 18 tahun kurang bisa mengendalikan emosinya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh regulasi emosi terhadap agresivitas. Penelitian ini melibatkan 115 orang narapidana yang ada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Kota Blitar. Pengambilan data dalam penelitian menggunakan instrumen Difficulties in Emotion Regulation Scale (DERS-16) untuk mengukur kesulitan dalam meregulasi emosi dan Agression scale untuk mengukur perilaku agresivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa regulasi emosi berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas (sig. 0,000 0,05). Pengaruh regulasi emosi terhadap agresivitas adalah 15,4%.
Pengaruh Mindfulness Terhadap Agresivitas Melalui Regulasi Emosi Pada Warga Binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Blitar Syafruddin Faisal Thohar
Happiness (Journal of Psychology and Islamic Science) Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Program Studi Psikologi Islam (IAIN) Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.768 KB) | DOI: 10.30762/happiness.v2i1.337

Abstract

Mindfulness berpengaruh terhadap agresivitas pada remaja. Pengaruh tersebut diduga terjadi secara tidak langsung melalui regulasi emosi. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tidak langsung variabel mindfulness terhadap agresivitas melalui regulasi emosi. Penelitian ini melibatkan 115 orang narapidana yang ada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Kota Blitar. Pengambilan data menggunakan instrumen Toronto Mindfulness Scale (TMS) untuk mengukur mindfulness, Difficulties in Emotion Regulation Scale (DERS-16) untuk mengukur kesulitan dalam meregulasi emosi dan Agression scale untuk mengukur agresivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mindfulness dan regulasi emosi berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas. Mindfulness berkontribusi mempengaruhi regulasi emosi, dan secara tidak langsung mindfulness berpengaruh terhadap agresivitas melalui regulasi emosi dengan nilai koefisien lebih kecil daripada pengaruh langsung.
Koping Kultural Dalam Proses Kebangkitan Pasca Bencana (Studi Etnometodologi Pada Penyintas Kebakaran Pasar Pon Trenggalek) Lisa Zakia Azizah; Moh. Asror Yusuf; Syafruddin Faisal Thohar
Happiness (Journal of Psychology and Islamic Science) Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Program Studi Psikologi Islam (IAIN) Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.463 KB) | DOI: 10.30762/happiness.v3i2.358

Abstract

Pasar Tradisional memiliki peran penting sebagai urat nadi perekonomian rakyat. Kebakaran menimbulkan dampak psikologis bagi para pedagangnya, namun mereka harus bangkit dan mulai lagi membangun usahanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres, koping kultural sekaligus faktor-faktor yang mempengaruhinya, dalam proses kebangkitan pada pedagang penyintas kebakaran Pasar Pon Trenggalek, Jawa Timur. Menggunakan pendekatan kualitatif-etnometodologis, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Teori Ben C.H Kuo digunakan untuk menjelaskan variabel. Sementara subjek dalam penelitian ini terdiri dari lima pedagang pasar yang terbilang paling cepat bangkit. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebakaran Pasar Pon di Trenggalek menimbulkan efek stres dengan gejala fisik dan emosional, sehingga dikategorikan sebagai stres toksik. Koping Kultural yang ditampilkan kelima subjek meliputi collective coping, avoidance coping, dan engagement coping. Di dalamnya tampak penggunaan kearifan lokal Jawa berupa prinsip nrimo ing pandum, ngukur sarira, dan mulur mungkret, juga berupa laku minta bantuan wong tuwek dan tahlilan untuk mengharap keberkahan. Faktor yang mempengaruhi koping kultural tersebut meliputi faktor kesehatan fisik, pandangan positif, ketrampilan sosial dan memecahkan masalah, serta dukungan sosial dan materi, disamping kultur khas masyarakat kolektivis yang menjunjung tinggi harmoni.
Factor analysis of reporting sexual harassment among students in East Java Fithri, Rizma; Thohar, Syafruddin Faisal
Psychology, Evaluation, and Technology in Educational Research Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33292/petier.v6i2.212

Abstract

Sexual harassment is an act of sexuality in the form of physical or non-physical touching that can occur in various spheres of the environment, such as social or educational. However, not all individuals dare to report acts of sexual harassment. The purpose of this study was to determine the factors that may influence the reporting of acts of sexual harassment against students in East Java. This study uses a quantitative and qualitative approach. The research subjects totaled 102 people from a predetermined population using a probability sampling technique. The results of this study indicate that the experience of sexual harassment (sig. of the change 0.000 < 0.05) and cognitive perceptions/opinions (sig. of the change 0.054 > 0.05) are factors that influence the reporting of acts of sexual harassment against students in East Java . This shows that there are many students who have experienced sexual harassment, and the action that is most often taken is to report the perpetrator.
CADAR DAN MODERASI ISLAM DI IAIN KEDIRI Saleh, Fauzan; Atmasari, Luthfi; Faisal Thohar, Syafruddin
Bahasa Indonesia Vol 8 No 1 (2022): TASAWUF DAN MEDIA TEKNOLOGI
Publisher : Program Studi Ilmu Tasawuf IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/spiritualis.v8i1.378

Abstract

Munculnya keputusan rektor IAIN Kediri No 23 tahun 2019 tentang larangan penggunaan cadar di institusi keagamaan islam pemerintah mendapatkan banyak perhatian dari masyarakat. Bagi yang mendukung larangan tersebut, berdalih bahwa cadar bisa dipersepsikan sebagai simbol radikalisme yang identik dengan agresivitas dan terorisme. Bagi golongan yang menolak kebijakan tersebut, mendasarkan bahwa pemakai cadar hanya menjalankan perintah agama yang telah dijamin oleh undang-undang dasar. Cadar memang selalu identic dikenakan oleh mahasiswa dan Dosen sebagai tenaga pendidik akan berhadapan langsung dengan mahasiswa yang memakai cadar tersebut, sehingga keputusan melarang atau memperbolehkan mahasiswa memakai cadar selama di kelas ada di tangan dosen sesuai dengan persepsinya terhadap cadar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dosen terhadap cadar dan bagaimana moderasi keislaman diterapkan di IAIN Kediri. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan metode wawancara kepada 5 narasumber dosen, senat dan juga pemangku kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa narasumber meyakini bahwa memakai cadar boleh dilakukan baik di kampus maupun di luar kampus. Namun, ada Batasan-batasan dimana mahasiswa tidak boleh memakai cadar yaitu pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas, ketika mahasiswa melakukan kegiatan akademik seperti bimbingan proposal dan skripsi, perwalian, dan juga praktikum. Hal tersebut juga menjadikan bahwa persepsi dosen terhadap cadar lebih kepada penerapan hukum ushul-fiqh yaitu masolih al-mursalat.
ANALISIS FAKTOR KONTRIBUTIF PASIEN SKIZOFRENIA DAN COPING STRATEGI CAREGIVER Ayu, Pradipta Nilam; Faisal Thohar, Syafruddin
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 15 No 02 (2024): Kesejahteraan Psikologis dalam Pengasuhan, Kesehatan Mental, dan Dunia Kerja
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51353/inquiry.v15i02.979

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap munculnya skizofrenia paranoid pada subjek berinisial MS, seorang pria berusia 28 tahun yang didiagnosis dengan gangguan skizofrenia paranoid sejak tahun 2021. Penelitian menggunakan metode studi kasus dengan teknik asesmen melalui observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek mengalami gejala skizofrenia paranoid, termasuk halusinasi auditorik dan visual serta perilaku agresif, adaptasi dan penerapan strategi koping yang efektif oleh keluarga berkontribusi pada perbaikan hasil perawatan serta kesejahteraan subjek. Faktor predisposisi yang signifikan meliputi kurangnya kehadiran orang tua dan minimnya kasih sayang selama masa kanak-kanak, yang menciptakan kecemasan dasar dan ketidakamanan emosional. Pengalaman sosial negatif, seperti penolakan dalam hubungan romantis dan perlakuan buruk di tempat kerja, bertindak sebagai faktor presipitasi yang memicu dan memperburuk gejala gangguan psikotik pada subjek. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kombinasi dari faktor psikologis dan lingkungan berperan penting dalam perkembangan skizofrenia paranoid pada subjek, dengan ketegangan internal yang tidak terselesaikan sebagai elemen kunci dalam gangguan mental yang dialaminya.
ANALISIS FAKTOR KONTRIBUTIF PASIEN SKIZOFRENIA DAN COPING STRATEGI CAREGIVER Pradipta Nilam Ayu; Syafruddin Faisal Thohar
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 15 No 2 (2024): Resiliensi, Coping, dan Intervensi Psikologis: Menjawab Tantangan dalam Pengasuh
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51353/inquiry.v15i02.979

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap munculnya skizofrenia paranoid pada subjek berinisial MS, seorang pria berusia 28 tahun yang didiagnosis dengan gangguan skizofrenia paranoid sejak tahun 2021. Penelitian menggunakan metode studi kasus dengan teknik asesmen melalui observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek mengalami gejala skizofrenia paranoid, termasuk halusinasi auditorik dan visual serta perilaku agresif, adaptasi dan penerapan strategi koping yang efektif oleh keluarga berkontribusi pada perbaikan hasil perawatan serta kesejahteraan subjek. Faktor predisposisi yang signifikan meliputi kurangnya kehadiran orang tua dan minimnya kasih sayang selama masa kanak-kanak, yang menciptakan kecemasan dasar dan ketidakamanan emosional. Pengalaman sosial negatif, seperti penolakan dalam hubungan romantis dan perlakuan buruk di tempat kerja, bertindak sebagai faktor presipitasi yang memicu dan memperburuk gejala gangguan psikotik pada subjek. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kombinasi dari faktor psikologis dan lingkungan berperan penting dalam perkembangan skizofrenia paranoid pada subjek, dengan ketegangan internal yang tidak terselesaikan sebagai elemen kunci dalam gangguan mental yang dialaminya.