Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Studi retropektif: Analisis faktor risiko stunting di wilayah kerja Puskesmas Abeli, Kota Kendari Azim, La Ode Liaumin; Akifah, Akifah; Kalza, Lade Albar; Yunawati, Irma; Rusliafa, Jusniar; Jufri, Nurnashriana; Liaran, Rastika Dwiyanti; Hartoyo, Agnes Mersatika; Saktiansyah, La Ode Ahmad; Kohali, Rizki Eka Sakti O.
Indonesian Journal of Health Science Vol 4 No 6s (2024): Mewujudkan Indonesia Sehat: Transformasi Sistem Kesehatan di Era Baru
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v4i6s.1284

Abstract

Pendahuluan: Pengantar: Stunting merupakan masalah kesehatan di dunia karena dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas pada anak. Indonesia merupakan negara ketiga terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah kasus (21,6%), Kota Kendari (19,6%). Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan jumlah sampel 78 responden yang terdiri dari 39 kasus dan 36 kontrol. Sampel diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur stunting adalah timbangan injak dan microtoise. Data penelitian dianalisis menggunakan uji ods ratio dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pendidikan (p = 0,04; OR = 2,588; CI = 1,033 - 6,486), pendapatan (p = 0,022; OR = 2,912; CI = 1,150 - 7,372), tinggi badan ibu (p = 0,029; OR = 2,994; CI = 1,099 - 8,158), BBLR (p = 0,044; OR = 3. 438; CI = 0.987 - 11.969), ASI eksklusif (p = 0.012; OR = 3.234; CI = 1.273 - 8.218), imunisasi (p = 0.068; OR = 0.812; CI = 0.331 - 1.989), penyakit menular (p = 0.389; OR = 1.650; CI = 0.525 - 5.186). Kesimpulan: Disimpulkan bahwa faktor risiko stunting di Puskesmas Abeli adalah pendidikan ibu, pendapatan, tinggi badan ibu, BBLR, dan pemberian ASI eksklusif. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan adalah imunisasi dan penyakit infeksi.