Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN KOLABORATIF MELALUI PROGRAM KAMPUS MENGAJAR-MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM) DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SDN 22 KENDARI Akifah, Akifah; Liaran, Rastika Dwiyanti; Meliahsari, Renni
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 9, No 1A (2024):
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v9i1A.47827

Abstract

Pelaksanaan pendidikan kesehatan metode kolaboratif dianggap sangat efektif, karena dapat meningkatkan pengetahuan, dan mempertahankan ingatan tentang pengetahuan tersebut lebih lama dibandingkan dengan metode konvesional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah penerapan pendidikan kesehatan kolaboratif melalui program kampus mengajar-merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) dalam menghadapi menarche pada siswi SDN 22 Kendari. Adapun metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan analitik studi cross sectional (potong lintang). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas, yaitu yaitu Metode Pembelajaran Kolaboratif dan variable terikat, yaitu pengetahuan dan sikap dalam menghadapi menarche. Analisis data menggunakan menggunakan Uji McNemar Rank Test untuk menilai perbedaan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian edukasi (p=0,031), dan tidak ada perbedaan sikap sebelum dan sesudah pemberian edukasi (p=0,125). Kesimpulan ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penerapan pendidikan kesehatan kolaboratif melalui program kampus mengajar-merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) dalam menghadapi menarche pada siswi SDN 22 Kendari dan tidak ada perbedaan sikap sebelum dan sesudah penerapan pendidikan kesehatan kolaboratif melalui program kampus mengajar-merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) dalam menghadapi menarche pada siswi SDN 22 Kendari. Kata Kunci: Kolaboratif, Menarche, Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Sikap Siswi SD
Hubungan pengetahuan, paritas dan dukungan suami terhadap penggunaan kontrasepsi implant di Kota Kendari tahun 2023 Andriani, Asri; Sabilu, Yusuf; Liaran, Rastika Dwiyanti
Indonesian Journal of Health Science Vol 4 No 5 (2024)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v4i5.1008

Abstract

Introduction Based on data from the Southeast Sulawesi Provincial Health Office regarding the use of implantable contraceptives from 2019 to 2022, it shows that there are 441,180 active acceptors and 29,153 implantable contraceptives.  The use of implantable contraceptives in the city of Kendari from 2019 to 2022 shows that there are 44,991 active acceptors and 1,944 contraceptives. This study aims to find out the relationship between knowledge, parity, and support of husbands for implant contraceptive users at the UPTD Kemaraya Health Center in 2023. Methods: This type of research is quantitative using a cross sectional design. The total population in this study was 198 respondents. Sampling used total sampling. Data analysis used univariate and bivariate analysis with the chi-square tes. Results: The results of the study showed that there was no connection of parity (p=0.645) on the use of contraceptive implants at the Kemaraya Community Health Center UPTD. Meanwhile, there is a relationship between knowledge (p=0.004), husband's support (p=0.003) on the use of contraceptive implants at the Kemaraya Health Center UPTD. Conclusions: Based on the results of this study, it is hoped that it can immediately provide complete information about contraception to family planning acceptors and organize various programs such as increasing counseling on types of contraception so that family planning acceptors can choose the most appropriate contraception according to their needs and conditions. Pendahuluan: Berdasarkan data dinas Kesehatan provinsi Sulawesi Tenggara tentang penggunaan kontrasepsi implant pada tahun 2019 sampai tahun 2022 menunjukan bahwa akseptor aktif sebanyak 441.180 dan kontrasepsi implant sebanyak 29.153.  Penggunaan kontrasepsi implant di kota Kendari pada tahun 2019 sampai tahun 2022 menunjukan bahwa akseptor aktif sebanyak 44.991 dan kontrasepsi sebanyak 1.944. Penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui hubungan pengetahuan, paritas dan dukungan suami terhadap pengguna kontrasepsi implant di UPTD Puskesmas Kemaraya Tahun 2023. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Jumlah populasi pada penelitian ini yakni sebanyak 198 responden. Pengambilan sampel menggunakan total sampling.  Analisis data menggunakan analisis univariat dengan bivariat dengan uji chi-square. Hasil:  Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan paritas (p=0,645) terhadap penggunaan kontrasepsi implant di UPTD Puskesmas Kemaraya. Sedangkan ada hubungan pengetahuan (p=0,004), dukungan suami (p=0,003) terhadap penggunaan kontrasepsi implant di UPTD Puskesmas Kemaraya. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan dapat segera memberikan informasi lengkap tentang kontrasepsi kepada akseptor keluarga berencana dan menyelenggarakan berbagai program seperti meningkatkan penyuluhan jenis-jenis kontrasepsi sehingga akseptor KB dapat memilih kontrasepsi yang paling tepat sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya.  
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS LAPANDEWA KABUPATEN BUTON SELATAN Efendi, Efendi; Imran, La Ode Ali; Liaran, Rastika Dwiyanti
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 4, No 4 (2024):
Publisher : Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Disiplin merupakan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dan harus dipatuhi oleh setiap pegawai dengan rasa senang tanpa ada paksaan. Permasalahan kedisiplinan khususnya kedisiplinan pegawai, hingga saat ini masih mendapat sorotan yang tajam dari masyarakat. Berdasarkan data absensi pegawai puskesmas Lapandewa didapatkan bahwa beberapa pegawai memiliki tingkat kehadiran kurang dari 80%, kenyataan ini menunjukkan disiplin kerja belum optimal. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja pegawai di Puskesmas Lapandewa Kabupaten Buton Selatan tahun 2023. Metode: penelitian kuantitatif dengan desain penelitian crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di puskesmas Lapandewa sebanyak 53 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel sensus yang meliputi jumlah populasi. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan dengan disiplin kerja pegawai (p value = 0,041), tidak ada hubungan antara motivasi dengan disiplin kerja (p value = 0,114), ada hubungan antara sanksi dengan disiplin kerja (p value = 0,030), tidak ada hubungan antara pengawasan dengan disiplin kerja (p value = 0,187), dan ada hubungan antara gaji dengan disiplin kerja (p value = 0,002). Kesimpulan: Kepemipinan, sanksi dan gaji memiliki hubungan yang signifikan dengan disiplin kerja pegawai, sebaliknya motivasi dan pengawasan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan disiplin kerja pegawai. Abstract Background: Discipline is the rules that have been set and must be obeyed by every employee with pleasure without any coercion. Discipline issues, especially employee discipline, until now still receive sharp scrutiny from the public. Based on employee absence data at the Lapandewa Health Center, it was found that some employees had an attendance rate of less than 80%, this fact shows that work discipline is not optimal. Objectives: The purpose of this study was to determine the factors related to employee work discipline at the Lapandewa Community Health Center, South Buton Regency in 2023. Methods: quantitative research with a cross-sectional research design. The population in this study were all employees at the Lapandewa health center as many as 53 people. The sample in this study uses a census sample which includes the total population. The research instrument used was a questionnaire Results: The results showed that there was a significant relationship between leadership and employee work discipline (p value = 0.041), there was no relationship between motivation and work discipline (p value = 0.114), there was a relationship between sanctions and work discipline (p value = 0.030), there is no relationship between supervision and work discipline (p value = 0.187), and there is a relationship between salary and work discipline (p value = 0.002). Conclusion: It can be concluded that leadership, sanctions and salary have a significant relationship with employee work discipline, whereas motivation and supervision have no significant relationship with employee work discipline.
Gambaran Kesiapan Reakreditasi Puskesmas Berdasarkan Indikator Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP) Di Puskesmas Labibia Tahun 2024 Salsabilla, Salsabilla; Yuniar, Nani; Liaran, Rastika Dwiyanti
Jurnal Penelitian Multidisiplin Bangsa Vol. 2 No. 2 (2025): Juli
Publisher : Amirul Bangun Bangsa Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpnmb.v2i2.514

Abstract

Kebijakan yang dilakukan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan di Puskesmas adalah dengan menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2022 Tentang Akreditasi Puskesmas. Dalam proses pengakreditasian puskesmas terdapat kelompok standar akreditasi yaitu indikator peningkatan mutu puskesmas (PMP). Tujuan penelitian adalah untuk menggambarkan kesiapan reakreditasi Puskesmas Berdasarkan Indikator Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP) di Puskesmas Labibia Tahun 2024”. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif, jumlah sampel penelitian ini sebanyak 50 responden dengan menggunakan Teknik total sampling. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kesiapan reakreditasi pada aspek peningkatan mutu berkesinambungan telah memenuhi standar penilaian yaitu 88%, Kesiapan reakreditasi puskesmas pada aspek program manajemen resiko telah memenuhi standar penilaian yaitu 94%, Kesiapan reakreditasi puskesmas pada aspek sasaran keselamatan pasien telah memenuhi standar penilaian yaitu 88%, Kesiapan reakreditasi puskesmas pada aspek pelaporan keselamatan pasien telah memenuhi standar penilaian yaitu 74%, dan Kesiapan reakreditasi puskesmas pada aspek program pencegahan dan pengendalian infeksi telah memenuhi standar penilaian yaitu 84%.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Membayar Premi Peserta BPJS Mandiri di Wilayah Kecamatan Kendari Barat Tahun 2023 Kanna, Andi Multazam Nirwana; Yuniar, Nani; Liaran, Rastika Dwiyanti
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 3 (2024): Volume 4 Nomor 3 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i3.13648

Abstract

ABSTRACT National Health Insurance (Jaminan Kesehatan Nasional or JKN) is a government initiative in Indonesia aimed at improving public health by mandating the entire population to become participants. Despite the total number of JKN participants reaching 208,054,199 according to data from the Center for Data and Information of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (PUSDATIN KEMKES RI) in 2023, compliance with payment, especially for individual participants, remains a challenge. The city of Kendari records a total of 67,375 individual JKN participants with a total arrearage of IDR 33,266,604,994 in the same year. This serves as an important reference for researchers to determine whether factors are related to the compliance of individual BPJS participants in paying premiums. This research is a quantitative study with an analytical-observational approach and a cross-sectional design in the West Kendari sub-district, Kota Kendari, identified as the area with the highest arrearage rate. The study population includes all individual BPJS participants in the sub-district, with a sample size of 261 households (KK) selected using the Accidental Sampling technique. Data were collected through questionnaires. The research results indicate a significant relationship between respondents' occupations, premium increases, and payment procedure with the compliance of individual BPJS participants in paying JKN Health BPJS premiums (each with a significance value of 0.000, 0.001, and 0.002). However, there is no significant relationship between income and the perception of payment deadlines on the compliance of individual BPJS participants in paying JKN Health BPJS premiums (each with a significance value of 0.582 and 0.130). There is a correlation between occupation, premium increases, and payment procedure with the compliance in paying premiums by individual participants of BPJS in the West Kendari Sub-district area in 2023. Keywords: Compliance Relationship with Paying Dues  ABSTRAK Dengan mewajibkan seluruh masyarakat untuk berpartisipasi, inisiatif pemerintah Indonesia Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Meskipun jumlah peserta JKN mencapai 208.054.199 jiwa pada tahun 2023 menurut Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (PUSDATIN KEMKES RI), kepatuhan pembayaran iuran bagi peserta mandiri masih menjadi masalah. Pada tahun yang sama, ada 67.375 peserta JKN Mandiri di Kota Kendari, dan tunggakan total mencapai Rp. 33.266.604.994. Hal ini sangat berguna bagi para peneliti untuk menentukan apakah ada faktor-faktor yang berkontribusi pada kepatuhan peserta BPJS Mandiri untuk membayar iuran mereka. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan analitik-observasional dan desain cross-sectional di kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, sebagai wilayah dengan tingkat tunggakan iuran terbanyak. Populasi penelitian melibatkan seluruh peserta BPJS Mandiri di kecamatan tersebut, dengan sampel sebanyak 261 Kepala Keluarga (KK) menggunakan teknik Accidental Sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara pekerjaan responden, kenaikan iuran, dan prosedur pembayaran iuran dengan kepatuhan peserta BPJS Mandiri membayar iuran BPJS Kesehatan (masing-masing dengan nilai signifikansi 0,000, 0,001, dan 0,002). Namun, tidak ada korelasi yang signifikan antara pendapatan dan persepsi batas waktu pembayaran terhadap kepatuhan peserta BPJS Mandiri membayar iuran BPJS Kesehatan. Kepatuhan pembayaran premi peserta BPJS mandiri di Wilayah Kecamatan Kendari Barat tahun 2023 berhubungan dengan pekerjaan, kenaikan iuran, dan proses pembayaran iuran. Kata Kunci: Hubungan Kepatuhan Membayar Iuran 
Studi retropektif: Analisis faktor risiko stunting di wilayah kerja Puskesmas Abeli, Kota Kendari Azim, La Ode Liaumin; Akifah, Akifah; Kalza, Lade Albar; Yunawati, Irma; Rusliafa, Jusniar; Jufri, Nurnashriana; Liaran, Rastika Dwiyanti; Hartoyo, Agnes Mersatika; Saktiansyah, La Ode Ahmad; Kohali, Rizki Eka Sakti O.
Indonesian Journal of Health Science Vol 4 No 6s (2024): Mewujudkan Indonesia Sehat: Transformasi Sistem Kesehatan di Era Baru
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v4i6s.1284

Abstract

Pendahuluan: Pengantar: Stunting merupakan masalah kesehatan di dunia karena dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas pada anak. Indonesia merupakan negara ketiga terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah kasus (21,6%), Kota Kendari (19,6%). Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan jumlah sampel 78 responden yang terdiri dari 39 kasus dan 36 kontrol. Sampel diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur stunting adalah timbangan injak dan microtoise. Data penelitian dianalisis menggunakan uji ods ratio dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pendidikan (p = 0,04; OR = 2,588; CI = 1,033 - 6,486), pendapatan (p = 0,022; OR = 2,912; CI = 1,150 - 7,372), tinggi badan ibu (p = 0,029; OR = 2,994; CI = 1,099 - 8,158), BBLR (p = 0,044; OR = 3. 438; CI = 0.987 - 11.969), ASI eksklusif (p = 0.012; OR = 3.234; CI = 1.273 - 8.218), imunisasi (p = 0.068; OR = 0.812; CI = 0.331 - 1.989), penyakit menular (p = 0.389; OR = 1.650; CI = 0.525 - 5.186). Kesimpulan: Disimpulkan bahwa faktor risiko stunting di Puskesmas Abeli adalah pendidikan ibu, pendapatan, tinggi badan ibu, BBLR, dan pemberian ASI eksklusif. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan adalah imunisasi dan penyakit infeksi.