Ilham .
Loka Riset Sumber Daya Dan Kerentanan Pesisir

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KUALITAS AIR LAUT UNTUK MENDUKUNG WISATA BAHARI DAN KEHIDUPAN BIOTA LAUT (Studi Kasus: Sekitar Kapal Tenggelam Sophie Rickmers, Perairan Prialaot Sabang) Try Al Tanto; Nia Naelul HR; I Ilham
Jurnal Kelautan Vol 11, No 2 (2018)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v11i2.4276

Abstract

Perairan Prialaot-Sabang direncanakan sebagai lokasi kegiatan wisata bahari. Di perairan ini terdapat kapal tenggelam MS Sophie Rickmers, merupakan salah satu tujuan wisata bawah air yang banyak diminati. Perlu dilakukan kajian kualitas perairan, merupakan parameter penting suatu perairan laut terutama bagi kehidupan biota laut yang tidak terpisahkan dari aktivitas wisata bahari. Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi terkini beberapa parameter kualitas perairan. Pengukuran kualitas perairan dilakukan secara in-situ dan pengujian di laboratorium. Hasil yang diperoleh, yaitu nilai kecerahan perairan (8-11 m atau 80-100%), kekeruhan (rataan 0,08 NTU), pH (rataan 8,27), TDS (rataan 51,26 mg/L), salinitas (rataan 31,27‰), suhu (rataan 29,22°C), BOD.5 (rataan 0,78 mg/L), nitrit (rataan 0,0075 mg/L), amoniak (rataan 0,05 mg/L), dan logam berat (Zn, Pb, Cu, dan Cd, tidak terdeteksi dalam pengujian). Sedikit catatan untuk parameter DO, nutrien (phospat dan nitrat), dan TSS perairan. Secara umum, nilai DO (rataan 4,53 mg/L) tidak berpengaruh signifikan terhadap biota laut, namun masih kurang dari baku mutu (5 mg/L). Kondisi nutrien (phospat dan nitrat) masih bernilai tinggi (rata-rata 0,08 mg/L dan 1,17 mg/L) dan berada di atas baku mutu air laut. Untuk nilai parameter TSS perairan, memiliki nilai yang juga cukup tinggi dengan rata-rata sebesar 21,83 mg/L. Kondisi kualitas air laut sekitar kapal tenggelam MS Sophie Rickmers perairan Prialaot Sabang masih dalam kondisi yang baik untuk keperluan wisata bahari dan kehidupan biota laut. Kata kunci: kualitas air laut, wisata bahari, biota laut, kapal tenggelam sophie rickmers, SabangABSTRACTPrialaot Sabang Water is planned as marine tourism area. There is Shipwreck Site MS Sophie Rickmers. The site is which one underwater tourism that very much interested. Quality water studies is done because which one the parameter of important especially for marine life that is inseparable from marine tourism. The goal are to known the condition more water quality parameters in Shipwreck around. Measurements of water quality is done directly and testing in a labotatory also. The results are paramater as visibility (8-11 m or 80-100%), turbinity (mean 0,08 NTU), pH (mean 8,27), TDS (mean 51,25 mg/L), salinity (mean 31,27‰), temperature (mean 29,22°C), BOD.5 (mean 0,78 mg/L), nitrite (mean 0.0075 mg/L), ammonia (mean 0.05 mg/L), and heavy metals (Zn, Pb, Cu, and Cd, not detected on checking). Some other parameters must to protected as DO, nutrient (phospate and nitrate), and TSS. Generally, DO value is 4,53 mg/L not significant effect for life of sea organism, but still up down from quality standards (5 mg/L). Means of Phospate 0,08 mg/L and nitrite 1,17 mg/L are high from quality standard than life of sea organism dan marine tourism.TSS parameter has high value also is mean of 21,83 mg/L. The condition of water quality still good for life organism and marine tourism there.Key words: sea water quality, marine tourism, marine life, sophie rickmers, Sabang
Morphological Mapping of Seabed for Monitoring Sedimentation at Ulee Lheu Fishing Jetty Using Single Beam Dual Frequency Guntur Adhi Rahmawan; Koko Ondara; Ilham Adnan
Jurnal Kelautan Vol 14, No 2: Agustus (2021)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v14i2.10317

Abstract

ABSTRACTUlee Lheu Fishing Port Jetty is an important port in Banda Aceh City which functions as a crossing, loading and unloading port. The issue of sedimentation is the main problem. This study aims to determine the morphology of the seabed as the basis for monitoring sedimentation at the Ulee Lheu Fishing Port Jetty. Bathymetric surveys were carried out in the dock pool using a single beam echotrack odometer. Tides were obtained using the IOC Sea Level Monitoring for 29 days and analyzed using the admiralty method. The results of the processing showed that there was sedimentation in the area of the Ulee Lheu Fishing Port Jetty. The depth of the wharf pool ranges from 0-7,7 meters with a sediment volume of 250.117,15 m3. Meanwhile, the tidal water type is included in the double daily tidal type with a value of F = 0,15 and the tidal distance is 2,38 meters and is included in the micro tidal range category and there is sedimentation in the Ulee Lheu Fishing Port Jetty.Keywords: Bathymetry, sedimentation, morphology, Ulee Lheu Port, tidal rangeABSTRAKDermaga Perikanan Ulee Lheu merupakan pelabuhan penting di Kota Banda Aceh yang difungsikan sebagai pelabuhan penyeberangan maupun sebagai pelabuhan bongkar muat. Isu sedimentasi menjadi masalah utama di dermaga ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi dasar laut sebagai dasar pemantauan sedimentasi di Dermaga Perikanan Ulee Lheu. Survei batimetri dilakukan di kolam dermaga menggunakan echotrack odometer single beam. Pasang surut diperoleh menggunakan dari IOC Sea Level Monitoring selama 29 hari serta dianalisa menggunakan metode admiralty. Hasil pengolahan menunjukan terjadi sedimentasi di areal Dermaga Perikanan. Kedalaman kolam dermaga berkisar antara 0-7,7 meter dengan volume sedimen berkisar 250.117,15 m3. Sementara tipe pasang surut perairan termasuk dalam tipe pasang surut harian ganda dengan nilai F=0,15 serta jarak tunggang pasut sebesar 2,38 meter  dan termasuk dalam kategori mikro tidal range dan terdapat sedimentasi di bagian Dermaga Perikanan Ulee Lheu.Kata Kunci : Batimetri, Sedimentasi, Morfologi, Dermaga Perikanan Ulee Lheu, tunggang pasang surut
Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika di Pesisir Teluk Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat Guntur Adhi Rahmawan; Ulung Jantama Wisha; Wisnu Arya Gemilang; ilham ilham; Semeidi Husrin
Jurnal Kelautan Tropis Vol 23, No 1 (2020): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v23i1.6076

Abstract

Mandeh Bay is a semi-enclosed water area that there are two main estuaries, Mandeh and Nyalo River estuary. Sedimentation issue has been gotten worse due to the massive development in coastal area. This study aims to determine the sediment accumulation within Mandeh bay and its distribution patterns. The measurement of sedimentation rate applied in the Mandeh and Nyalo Estuaries. Oceanography parameters (tides and currents) recorded for 30 days measurement. The thickness of sediment accumulation was predicted by applying single beam echosounder dual frequency. The calculation of sediment volume was done using frustum formula grid 10 x10 meters. Flow model approach was also simulated to depict the distribution pattern of sediment. The thickness of sediment accumulation categorized into five spatial categories that are 0-0,3m, 0,4-0,6m, 0,7-0,9,1-1,2m, and 1,3-1,5m. The sedimentation rate in Mandeh estuary ranged from 60,85 up to 62,16 g.m-2.day-1, while in Nyalo estuary is approximately 48,86 g.m-2.day-1. The tidal current speed that is weak ranged from 0-0,05 m/s induces the sediment accumulation which mainly occurs during the neap tidal conditions. The thickness of sediment accumulation which is more than one meter identified around Mandeh River estuary and several areas near Carocok Tarusan Port where the sediment intake takes place and due to the weak current feature, it causes the increase of sedimentation in this region.  Teluk mandeh merupakan kawasan teluk semi tertutup yang mempunyai 2 muara sungai besar yaitu sungai Mandeh dan sungai Nyalo. Masalah sedimentasi menjadi semakin parah karena pengembangan wilayah pesisir yang masif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketebalan akumulasi sedimen di dalam Teluk Mandeh dan pola distribusinya. Pengukuran laju sedimentasi dilakukan pada dua fokus area yakni muara Sungai Mandeh dan Sungai Nyalo. Pengukuran parameter oseanografi (arus dan pasang surut) dilakukan selama 30 hari pengukuran. Ketebalan akumulasi sedimen diukur menggunakan alat Single Beam Echosounder Dual Frekuensi. Perhitungan volume sedimen dihitung dengan rumus frustum grid 10x10 meter. Simulasi flow model juga dilakukan untuk mengetahui pola distribusi sedimen. Sebaran ketebalan sedimen yang dibagi dalam 5 kategori spasial yakni 0-0,3m, 0,4-0,6m, 0,7-0,9,1-1,2m, dan 1,3-1,5m. Laju sedimentasi di muara Sungai Mandeh berkisar antara 60,85 sampai 62,16 g.m-2.hari-1 dan di muara Sungai Nyalo rata-rata 48,86 g.m-2.hari-1. Kecepatan arus pasang surut yang cukup lemah berkisar antara 0-0,05 m/s menyebabkan potensi akumulasi sedimen akan berlangsung terutama saat kondisi perbani. Sedimen dengan ketebalan lebih dari 1 meter teridentifikasi di sekitar Sungai Mandeh dan beberapa Kawasan Pelabuhan Carocok Tarusan dimana asupan sedimen mendominasi. Karena karakteristik arus yang lemah, sedimentasi meningkat diwilayah ini.
PENDUGAAN LAJU SEDIMENTASI DI PERAIRAN TELUK BENOA - BALI BERDASARKAN CITRA SATELIT Try Al Tanto; Aprizon Putra; Gunardi Kusumah; A. Riza Farhan; Widodo S. Pranowo; Semeidi Husrin; Ilham .
Jurnal Kelautan Nasional Vol 12, No 3 (2017): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1240.997 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v12i3.4212

Abstract

Perairan Teluk Benoa Bali memiliki 6 sungai (tukad) yang bermuara pada perairannya. Tukad Mati dan Tukad Badung adalah 2 sungai terbesar pemberi pasokan sedimen. Pembangunan reklamasi di pelabuhan Benoa dan pembangunan Jalan Tol melintasi Teluk Benoa diduga meningkatkan sedimentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian sedimentasi di perairan Teluk Benoa, dan memperoleh kisaran sedimentasi secara spasial yang terjadi dalam rentang 9 tahun terakhir. Analisis pendugaan sedimentasi dilakukan secara spasial berupa sebaran pengendapan sedimentasi di dasar perairan dengan menggunakan citra satelit Spot – 6 dan Landsat 7. Hasil yang diperoleh adalah luasan sedimentasi pada tahun 1997 sebesar 1640,78 ha mengalami penurunan luasan menjadi 1480,57 ha (tahun 2006) dengan laju perubahan sebesar positif -160,21 ha (-20,03 ha/tahun). Namun, luasan sedimentasi kembali bertambah menjadi 1531,93 ha pada tahun 2012 (laju perubahan negatif +8,56 ha/tahun), bahkan menjadi 1966,14 ha pada tahun 2015 (laju perubahan negatif +144,74 ha/tahun).
Ekowisata Terintegrasi Situs Kapal Tenggelam di Tidore Kepulauan, Maluku Utara Guntur Adhi Rahmawan; Nia Naelul Hasanah Ridwan; Ulung Jantama Wisha; Ilham Ilham; Wisnu Arya Gemilang; Fitria Wahyu Andriani; Agus Sudaryadi; Irwansyah Irwansyah
Jurnal Kelautan Nasional Vol 16, No 3 (2021): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1068.523 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v16i3.10189

Abstract

Kota Tidore Kepulauan mempunyai sejarah penting dibuktikan dengan adanya peninggalan historis dan arkeologis di darat maupun di bawah air. Ekowisata terintegrasi situs kapal tenggelam dapat dikembangkan dengan konsep wisata sejarah maritim dan arkelogi bawah air yang bertanggungjawab terhadap kelestarian lingkungan perairan, memperhatikan keutuhan budaya setempat, dan memberi manfaat secara ekonomi sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keberadaan situs kapal tenggelam beserta Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) yang dikandungnya, inventarisasi tempat bersejarah di Tidore, serta menilai kesesuaian lingkungan perairan untuk pengembangan ekowisata terintegrasi situs kapal tenggelam di Tidore. Survei arkeologi maritim dilakukan melalui penyelaman SCUBA untuk observasi situs dan mencari BMKT, pemetaan batimetri, dan observasi biota laut. Analisis artefaktual dilakukan untuk mengetahui jenis, umur, tempat asal artefak, dan konteks sejarah maritim. Analisis spasial untuk melihat posisi keletakan situs bawah air di antara tempat bersejarah dilakukan untuk pengembangan Heritage-Trail. Penilaian kualitas air disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran VIII. Berdasarkan hasil survei, ditemukan 2 (dua) situs bawah air yaitu Soasio di kedalaman 10-20m dan Tongowai di kedalaman 38-42m dengan temuan artefak keramik China masa Dinasti Ming abad 16 Masehi, guci gerabah yang diduga produksi Singburi, Thailand, dan meriam Portugis produksi Macao. Nilai parameter kualitas perairan situs sesuai dengan standar baku mutu perairan untuk wisata bahari dan biota laut. Temuan situs dan BMKT di Soasio dan Tongowai memperkuat bukti pentingnya Tidore di Jalur Rempah dan Sutra Laut dan dapat dimanfaatkan untuk ekowisata sejarah situs kapal tenggelam yang terintegrasi dengan lingkungan perairannya dan juga dengan destinasi wisata sejarah lainnya di Tidore Kepulauan.
Distribusi Spasial Parameter Kualitas Air di Teluk Beno, Bali Try Al Tanto; Rahmadi Prasetyo; Ilham Ilham
Jurnal Kelautan Vol 15, No 2: Agustus (2022)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v15i2.13212

Abstract

ABSTRACTBy overviewing environmental issues and the pros/cons of the revitalization planning of the Benoa Bay, a study encompasing various problems is crucial to be carried out. One of which is related to the water quality. This study aims to spatially map the quality of seawater based on the values obtained from secondary data. Benoa Bay water quality conditions in 2016, has a water transparency ranging from 1.5-6 m, DO (not detected), the average of BOD was 47.49 mg/l, nitrate (0.2-0.3 mg/l), ammonia (0-0.33 mg/l), phenol (average 2.42 mg/l), and coliform (0-1100 MPN/100 ml). These values are alarming whereby it exceeds the quality standard allowed for marine biota. On the other hand, sea temperature ranged from 28.50 to 30.50°C, the average of pH was 8.27, salinity (31.6-32.8 ‰), sulfide (not detected), CN (not detected), oil fat (0-0.2 mg/l), and the average of TSS was 3.27 mg/l. These parameter concentrations are still suitable for supporting marine biota within Benoa Bay. Generally, the condition of water quality in Benoa Bay was categorized as polluted through the input of excess nutrients and bacteria.  Keywords: sea water quality, physics, chemical, excess nutrient, biology, Benoa Bay, BaliABSTRAKMelihat permasalahan lingkungan yang terjadi, serta banyaknya pro dan kontra perencanaan revitalisasi Teluk Benoa, sebuah kajian untuk menjawab berbagai persoalan yang terjadi sangat perlu untuk dilakukan. Salah satu permasalahan tersebut berkaitan dengan kondisi kualitas perairan. Tujuan kajian ini adalah untuk memetakan kualitas air laut secara spasial berdasarkan nilai-nilai yang didapatkan dari data sekunder. Kondisi kualitas perairan Teluk Benoa pada tahun 2016, memiliki kecerahan perairan berkisar antara 1,5-6 m, DO (tidak terdeteksi), rata-rata nilai BOD sebesar 47,49 mg/l, nitrat (0,2-0,3 mg/l), amoniak (0-0,33 mg/l), phenol (rataan 2,42 mg/l), dan coliform (0-1100 MPN/100 ml). Konsentrasi parameter kaulitas air tersebut cukup mengkhawatirkan karena sudah melampaui rentang baku mutu air laut yang diperbolehkan untuk kehidupan biota laut. Disisi lain, parameter suhu berkisar antara 28,50-30,50°C, rata-rata nilai pH sebesar 8,27, salinitas (31,6-32,8 ‰), sulfida (tidak terdeteksi), CN (tidak terdeteksi), minyak lemak (0-0,2 mg/l), dan rata-rata TSS sebesar 3,27 mg/l), masih aman untuk kehidupan biota di sekitar perairan Teluk Benoa. Secara umum, kondisi kualitas perairan di Teluk Benoa termasuk dalam kategori tercemar melalui masukan nutrien berlebih dan bakteri.Kata kunci: kualitas air laut, fisika, kimia, nutrien berlebih, biologi, Teluk Benoa, Bali
Kajian Parameter Oseanografi Perairan Pada Kawasan Konservasi Perairan di Kota Padang Untuk Mendukung Wisata Bahari (Studi Kasus: Pulau Bindalang dan Pulau Sibonta) Try Al Tanto; Ilham Ilham
Jurnal Kelautan Vol 16, No 2: Agustus (2023)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v16i2.17858

Abstract

ABSTRAKKawasan perairan sekitar P. Bindalang dan P. Sibonta merupakan salah satu kawasan konservasi perairan di Kota Padang. Lokasi ke dua pulau ini cukup jauh dari daratan utama, sekitar 13.3 - 16 Km dari Muara Padang. Kajian parameter oseanografi diperlukan agar dalam pengelolaannya dapat dilakukan secara benar dan lebih baik. Tujuannya adalah untuk menentukan karakteristik beberapa parameter oseanografi di sekitar pulau, yaitu pasang surut, arus, gelombang laut, suhu dan salinitas permukaan laut. Metode yang digunakan dalam kajian adalah deskriptif, dengan menjelaskan karakteristik dari masing-masing parameter oseanografi yang dikaji. P. Bindalang dan P. Sibonta di kelilingi oleh pantai beting dan berpasir putih dengan pecahan karang, tergolong landai, pantai cukup luas dan lebar. Kedalaman laut sekitar pulau tergolong perairan dangkal (mencapai 60 - 190 m), termasuk landas kontinen. Pasang surut yang terjadi adalah pasang surut campuran condong ganda dengan tunggang pasut (tidal range) 149.42 cm. Arus permukaan laut cukup rendah, sebesar 4.69 – 15.33 cm/s (P. Bndalang) dan 4.14 – 20.16 cm/s (P. Sibonta). Nilai suhu permukaan laut (SPL) berkisar 30.0 – 30.3°C dan 30.1 – 30.6°C, salinitas permukaan 33.6 – 33.8 ‰ dan 30.7 – 33.8 ‰, serta kecerahan perairan 3.4 – 13.15 m dan 13 – 17.4 m. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kondisi kawasan perairan pesisir di sekitar P. Bindalang dan P. Sibonta dalam kondisi sangat baik. Hal ini sangat mendukung untuk keberlanjutan kawasan konservasi tersebut dan dapat dikembangkan sebagai lokasi wisata bahari ke depannya.Kata kunci: Oseanografi, Pasang Surut, Arus, Gelombang, SPL, Salinitas, Pulau Bindalang, Pulau Sibonta.ABSTRACTWater areas at Bindalang and Sibonta Island is which one protected areas in padang city water. Both the islands longth enough from Muara Padang (13.3 – 16 Km). Studies of water and coastal important to do so it could manage with easy and better for future. The purpose is known oceanography paramaters such as tides, current, waves, SST and salinity. The methods was using descriptif, can explained the caracteristic of each oceanography parameters. The islands have beting coastal, white sand and coral broken, slope slightly (4.12 – 9.52°), width coastal areas. water depth at island around until 60 – 190 m, is continental shelf. Tide caracteristic is mix tide premordialy semidiurnal and tidal range 149.42 cm. Sea surface current were low of 4.6.9 – 15.33 cm/s (Bndalang Island) and 4.14 – 20.16 cm/s (Sibonta Island). Parameters of SST values 30.0 – 30.3°C and 30.1 – 30.6°C, salinity values were 33.6 – 33.8 ‰ and 30.7 – 33.8 ‰, and water visibility 3.4 – 13.15 m and 13 – 17.4 m (until 100 %). The conditions of coastal and water area was better, so this is very supportive for the sustainability of the designated conservation area.Keywords: Oceanography, Tides, Sea Current, Sea Waves, SST, Salinity, Bindalang Island, Sibonta Island.