Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pemodelan Kekuatan Bilah Turbin Angin Horisontal Multimaterial Ikaningsih, Manty Aldilani; Saefudin, Deny Bayu
Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik Vol 17 No 1 (2018): Jurnal Teknik - Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik
Publisher : Fakultas Teknik - Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1033.401 KB) | DOI: 10.26874/jt.vol17no1.67

Abstract

Pada penelitian ini, bilah turbin multimaterial yang akan dibuat adalah bilah tipe sumbu horisontal (HAWT). Bilah ini dibuat dengan menggunakan material batang Carbon Fiber Reinforced Plastic (CFRP), Expandable Polystyrene (EPS) dan lembaran vinil (vynil sheet). Bagian inti bilah dibuat dari EPS yang disisipi dengan 2 batang CFRP berpenampang lingkaran berdiameter 2 mm. Bagian permukaan bilah dilapisi dengan lembaran vinil. Gaya aerodinamika yang digunakan sebagai data masukan FEA diperoleh dari hasil perhitungan pada kecepatan angin maksimum 7 m/s dengan kecepatan putar rotor 650 rpm. Gaya aerodinamika tersebut merupakan hasil analisa dengan menggunakan Blade Element-Moementum Theory (BEMT) pada penelitian yang terpisah. Hasil simulasi FEA menunjukkan bahwa tegangan Von Mises maksimum sebesar 473,3 MPa terjadi pada bagian CFRP, tepatnya pada batang CFRP yang terletak pada titik pusat penampang airfoil bilah (CFRP-A). Oleh karena itu, dilakukanlah perbaikan desain dengan cara mengubah dimensi penampang CFRP yang menerima tegangan maksimum (CFRP-A) dari diameter 2 mm menjadi 3 mm. Dengan penambahan ukuran diameter batang CFRP, diharapkan tegangan Von Mises maksimum akan mengalami penurunan. Hal tersebut terbukti, hasil simulasi bilah dengan diameter CFRP-A 3 mm menghasilkan tegangan Von Mises maksimum yang lebih kecil dari bilah dengan CFRP-A 2 mm, yakni 60,45 MPa. Faktor keamanan minimum dari bilah pun berubah dari semula 0,63 menjadi 4,96, diikuti dengan pengurangan harga defleksi total dari 6,42 mm menjadi sekitar 1,6 mm.
Kajian Keserupaan Parameter Kinerja Miniatur dan Prototipe Turbin Angin Sumbu Horisontal Saefudin, Deny Bayu; Piseno, Wirawan; Hakim, Rachman
Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik Vol 17 No 2 (2018): Jurnal Teknik - Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik
Publisher : Fakultas Teknik - Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.392 KB) | DOI: 10.26874/jt.vol17no2.80

Abstract

Pengujian kinerja turbin angin sumbu horisontal yang berukuran besar dapat disederhanakan dengan prinsip keserupaan. Prinsip tersebut memungkinkan prediksi karakter turbin berukuran besar (prototipe) dapat dilakukan dengan menggunakan model yang berukuran lebih kecil (miniatur). Ukuran miniatur yang cenderung kecil diharapkan dapat memudahkan proses pengujian dan meminimalisir biaya pembuatan spesimen uji. Teori keserupaan dapat digunakan pada kasus aerodinamika dengan syarat kesamaan nilai bilangan Reynolds dan bilangan Mach dari prototipe dan miniatur terpenuhi. Penelitian kali ini membahas keserupaan parameter kinerja prototipe dan miniatur turbin dari hasil simulasi numerik dengan menggunakan teori momentum-elemen bilah yang dilengkapi beberapa faktor koreksi. Hasil ini nantinya digunakan sebagai dasar pengujian kinerja pada penelitian selanjutnya. Pada awal proses simulasi, terdeteksi bahwa kesamaan nilai bilangan Reynolds antara prototipe dan miniatur dapat terjaga. Hal ini dilakukan dengan cara menaikkan nilai kecepatan angin pengujian miniatur secara proporsional sesuai dengan pengecilan dimensi turbin akibat proses penskalaan. Namun, nilai bilangan Mach keduanya terlihat berbeda cukup besar. Tercatat di posisi sekitar 50% hingga 80% panjang bilah, nilai rerata bilangan Mach untuk prototipe sebesar 0,02 dan miniatur sebesar 0,191. Terlihat bahwa nilai bilangan Mach pada prototipe turbin termasuk pada kategori incompressible sedangkan pada miniatur sudah masuk di kategori compressible. Meski begitu, ternyata perbedaan nilai bilangan Mach tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan karakter kinerja prototipe dan miniatur turbin. Hal ini dapat dilihat dari rerata simpangan koefisien daya sebesar dan koefisien gaya tangensial sebesar 2,3% serta koefisien gaya dorong yang hanya sebesar 1,4%.
Pemodelan Kekuatan Bilah Turbin Angin Horisontal Multimaterial Manty Aldilani Ikaningsih; Deny Bayu Saefudin
Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik Vol 17 No 1 (2018): Jurnal Teknik - Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik
Publisher : Fakultas Teknik - Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jt.vol17no1.67

Abstract

Pada penelitian ini, bilah turbin multimaterial yang akan dibuat adalah bilah tipe sumbu horisontal (HAWT). Bilah ini dibuat dengan menggunakan material batang Carbon Fiber Reinforced Plastic (CFRP), Expandable Polystyrene (EPS) dan lembaran vinil (vynil sheet). Bagian inti bilah dibuat dari EPS yang disisipi dengan 2 batang CFRP berpenampang lingkaran berdiameter 2 mm. Bagian permukaan bilah dilapisi dengan lembaran vinil. Gaya aerodinamika yang digunakan sebagai data masukan FEA diperoleh dari hasil perhitungan pada kecepatan angin maksimum 7 m/s dengan kecepatan putar rotor 650 rpm. Gaya aerodinamika tersebut merupakan hasil analisa dengan menggunakan Blade Element-Moementum Theory (BEMT) pada penelitian yang terpisah. Hasil simulasi FEA menunjukkan bahwa tegangan Von Mises maksimum sebesar 473,3 MPa terjadi pada bagian CFRP, tepatnya pada batang CFRP yang terletak pada titik pusat penampang airfoil bilah (CFRP-A). Oleh karena itu, dilakukanlah perbaikan desain dengan cara mengubah dimensi penampang CFRP yang menerima tegangan maksimum (CFRP-A) dari diameter 2 mm menjadi 3 mm. Dengan penambahan ukuran diameter batang CFRP, diharapkan tegangan Von Mises maksimum akan mengalami penurunan. Hal tersebut terbukti, hasil simulasi bilah dengan diameter CFRP-A 3 mm menghasilkan tegangan Von Mises maksimum yang lebih kecil dari bilah dengan CFRP-A 2 mm, yakni 60,45 MPa. Faktor keamanan minimum dari bilah pun berubah dari semula 0,63 menjadi 4,96, diikuti dengan pengurangan harga defleksi total dari 6,42 mm menjadi sekitar 1,6 mm.
Kajian Keserupaan Parameter Kinerja Miniatur dan Prototipe Turbin Angin Sumbu Horisontal Deny Bayu Saefudin; Wirawan Piseno; Rachman Hakim
Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik Vol 17 No 2 (2018): Jurnal Teknik - Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik
Publisher : Fakultas Teknik - Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jt.vol17no2.80

Abstract

Pengujian kinerja turbin angin sumbu horisontal yang berukuran besar dapat disederhanakan dengan prinsip keserupaan. Prinsip tersebut memungkinkan prediksi karakter turbin berukuran besar (prototipe) dapat dilakukan dengan menggunakan model yang berukuran lebih kecil (miniatur). Ukuran miniatur yang cenderung kecil diharapkan dapat memudahkan proses pengujian dan meminimalisir biaya pembuatan spesimen uji. Teori keserupaan dapat digunakan pada kasus aerodinamika dengan syarat kesamaan nilai bilangan Reynolds dan bilangan Mach dari prototipe dan miniatur terpenuhi. Penelitian kali ini membahas keserupaan parameter kinerja prototipe dan miniatur turbin dari hasil simulasi numerik dengan menggunakan teori momentum-elemen bilah yang dilengkapi beberapa faktor koreksi. Hasil ini nantinya digunakan sebagai dasar pengujian kinerja pada penelitian selanjutnya. Pada awal proses simulasi, terdeteksi bahwa kesamaan nilai bilangan Reynolds antara prototipe dan miniatur dapat terjaga. Hal ini dilakukan dengan cara menaikkan nilai kecepatan angin pengujian miniatur secara proporsional sesuai dengan pengecilan dimensi turbin akibat proses penskalaan. Namun, nilai bilangan Mach keduanya terlihat berbeda cukup besar. Tercatat di posisi sekitar 50% hingga 80% panjang bilah, nilai rerata bilangan Mach untuk prototipe sebesar 0,02 dan miniatur sebesar 0,191. Terlihat bahwa nilai bilangan Mach pada prototipe turbin termasuk pada kategori incompressible sedangkan pada miniatur sudah masuk di kategori compressible. Meski begitu, ternyata perbedaan nilai bilangan Mach tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan karakter kinerja prototipe dan miniatur turbin. Hal ini dapat dilihat dari rerata simpangan koefisien daya sebesar dan koefisien gaya tangensial sebesar 2,3% serta koefisien gaya dorong yang hanya sebesar 1,4%.
Distribusi Suhu dan Kecepatan Aliran Udara dari Sistem Heat Pump Kompresi Uap untuk Ruang Pengering Tipe Drum Horizontal dengan Bantuan Computational Fluid Dynamics Damawidjaya Biksono; Deny Bayu Saefudin; War’an Rosihan; Rachman Hakim; M. Faisal Wicaksono; Lukman Nulhakim; Arif Nurohman
Jurnal Teknologi Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Teknologi
Publisher : Universitas Jayabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31479/jtek.v10i1.201

Abstract

Model drum dryer digunakan untuk mengeringkan berbagai biji-bijian atau produk pertanian. Salah satu kegunaannya adalah untuk mengeringkan gabah. Pemilihan desain silinder tipe horizontal yang digunakan dalam pengeringan ini akan mempengaruhi distribusi udara yang memasuki ruang pengering. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi kecepatan udara dan distribusi suhu dalam ruang pengering tipe silinder horizontal. Sehingga hasil simulasi akan mengetahui yang optimal bahwa proses pengeringan tersebut merata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan virtual dengan menggunakan software Computational Fluid Dynamics (CFD) sehingga hasil simulasi dapat memberikan gambaran distribusi kecepatan aliran udara pada drum dryer untuk memudahkan penentuannya desain ruang pengering. Sedangkan variasi kecepatan aliran udara menggunakan "4,5" m/s, "6,75" m/s, dan "9" m/s dan suhu "38,14" °C, "39,60" °C, "40,17" °C dan "41,55" °C. Dari variasi tersebut hasil simulasi CFD yang paling optimal didapat pada variasi kecepatan aliran udara sebesar 9 m/s dan temperatur 41,55 °C dengan nilai perpindahan kalor yang diperoleh di dalam chamber dan pengeringan dinding, masing-masing sebesar 3.931 W dan 31.354 W.
Pengaruh Penggunaan Massa Roller Roda Dua Terhadap Sepeda Motor Matic Dengan Kapasitas 110 CC Agneta Grace Pessireron; War’an Rosihan; Deny Bayu Saefudin; Wahyu Hidayat; Heri Adi Prasetyo
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia Vol 3 No 2 (2023): JPTI - Februari 2023
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpti.272

Abstract

Kinerja CVT sangat ditentukan oleh roller. Roller pada sepeda motor matic memiliki berbagai macam varian ukuran massa roller. Dalam penggantian ukuran varian berat roller pada sepeda motor matic, seringkali dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu untuk meningkatkan torsi atau daya mesin yang sesuai dengan medan tempuh. Dengan cenderungnya memilih untuk meningkatkan torsi sehingga mengakibatkan usia pakai sepeda motor menjadi menurun, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prinsip kerja dan pengaruh variasi massa roller pada CVT terhadap sepeda motor matic Honda Beat 108cc PGM-FI. Motor yang digunakan adalah motor dengan mesin standar yang telah berusia 8 tahun pemakaian. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu melakukan penggantian variasi massa roller dengan menggunakan roller bermassa 8 gram dan roller dengan massa 15 gram tanpa adanya perubahan pada mesin. Metode penelitian yang digunakan ini adalah dengan melakukan pengujian secara langsung untuk mencari tahu, menganalisa, serta menginformasikan hasil pengujian yang telah dilakukan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat dynotest. Dengan menggunakan dynotest hasil untuk mengetahui besar torsi dan daya dapat langsung diperoleh. Dan dari hasil eksperimen yang dilakukan terbukti bahwa roller 8 gram lebih sesuai untuk kebutuhan akselerasi awal oleh karena massanya yang ringan dapat dengan mudah meneruskan gerak sentrifugal dari putaran mesin. Dan untuk roller dengan massa 15 gram sangat sesuai digunakan untuk menambah kecepatan tinggi, oleh karena massanya yang lebih berat sehingga lebih kuat menekan drive pulley lebih jauh.
Comparative Study on NACA-9405, NACA-9503 and NACA-9506 Airfoil Profiled Blade Open-Channel Flow Cross-Flow Turbine Aji Putro Prakoso; Wirawan Piseno; Damawidjaya Bisono; Deny Bayu Saefudin; Ahmad Fudholi; Fikri Nur Rohman
Public Research Journal of Engineering, Data Technology and Computer Science Vol. 1 No. 1: PREDATECS July 2023
Publisher : Institute of Research and Publication Indonesia (IRPI).

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57152/predatecs.v1i1.833

Abstract

Several agricultural areas in Indonesia are classified as underdeveloped rural areas, and challenging to acquire electricity from the primary grid. On the other hand, some pico hydropower potentials can be found in agriculture, especially at the irrigation dam spillway flows. However, no such technology can convert the energy inside the water open-channel flow through dam spillways into electricity. Crossflow turbines (CFT) are expected to utilize dam spillways’ power due to their ability to convert the kinetic energy of water. Prior studies found that airfoil profile could slightly increase CFT efficiency and affect the interaction between water and turbine. Using planar two-dimensional computational fluid dynamics (CFD) numerical simulation analysis, the current study investigated the energy conversion phenomenon inside different open-channel CFT blade profiles. This study simulates CFT working at 3 meters of total head and 0.04 m3/s of water discharge put into the dam spillway’s downstream. The turbine blade profiled with the National Advisory Committee of Aeronautics (NACA) standard airfoil numbered 9405, 9503, and 9506 are being compared and investigated in the present study. CFD numerical analysis results show that the forward direction NACA airfoil profiled blades deliver better efficiency than the reversed one. These findings contradict the prior study’s results which tested airfoil profiled CFT working as usual with nozzle. This phenomenon indicated differences in the energy transfer process between open channel CFT and the ordinary CFT with a nozzle. Furthermore, current work finds that forward NACA-9503 CFT has a higher efficiency than other tested airfoil profiles, with 57.05% efficiency. In addition, the present study finds that the NACA-95XX airfoil has a more suitable chamber curve with the original CFT blade’s curve than the NACA-94XX airfoil by velocity triangle analysis. Then, the NACA-9503 profile is thinner than the NACA-9506 profile, which eases water flowing through the turbine blades.
Pemilihan Bilah Turbin Angin Sumbu Horizontal Model Air Foil Taperless dan Untwisted Muhammad Faisal Wicaksono; Deny Bayu Saefudin
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia Vol 3 No 10 (2023): JPTI - Oktober 2023
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpti.334

Abstract

Airfoil merupakan bentuk penampang bilah dari Turbin Angin Sumbu Horizontal (TASH) yang mempengaruhi karakter aerodinamika turbin. Pemilihan bentuk airfoil merupakan salah satu proses awal dari perancangan TASH yang memegang peranan penting terhadap unjuk kerja TASH. Pada penelitian ini, diajukan metode pemilihan airfoil untuk bilah TASH dengan jenis bilah taperless (tanpa tirus) dan untwisted. Pemilihan dilakukan dengan cara membandingkan nilai lift-to-drag ratio beberapa airfoil pada beberapa kondisi bilangan Reynolds dari data polar yang didapatkan dari simulasi. Airfoil yang dibandingkan nilai lift-to-drag ratio-nya adalah 6 airfoil NACA 4-digit, yaitu: 4412, 4415, 5412, 5415, 6412, dan 6415. Seluruh airfoil tersebut disimulasikan karakter aerodinamikanya pada rentang bilangan Reynolds 50.000 hingga 300.000 menggunakan modul X-Foil yang terintegrasi dalam QBlade v0.96. Hasil simulasi menunjukkan bahwa airfoil NACA dengan ketebalan chord maksimum sebesar 12% memiliki lift-to-drag ratio yang lebih tinggi dibandingkan dengan airfoil lainnya. Perbandingan nilai lift-to-drag ratio dari beberapa airfoil dengan ketebalan chord maksimum 12% menghasilkan kesimpulan bahwa NACA 4412 sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan NACA 5412 dan NACA 6412 pada nilai bilangan Reynolds sama dengan atau lebih kecil dari 100.000. Kurva lift-to-drag ratio dari airfoil 5412 dan 6412 memiliki puncak yang lebih lebar, yang mengakibatkan puncak koefisien daya turbin terhadap rasio ujung bilah lebih lebar. Hal ini menunjukkan bahwa bilah TASH yang menggunakan airfoil 5412 atau 6412 dapat mempertahankan kondisi operasi yang lebih efisien pada berbagai kecepatan angin dan kecepatan rotasi generator.
Pengaruh Variasi Ketebalan Square Tube Din 10305-5 Terhadap Defleksi Rangka Plastic Shredder Karmiati, Besse Titing; Ikaningsih, Manty Aldilani; Rosihan, War’an; Saefudin, Deny Bayu; Pessireron, Agneta Grace
JST (Jurnal Sains Terapan) Vol 10, No 1 (2024): JST (Jurnal Sains Terapan)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32487/jst.v10i1.1999

Abstract

shredder used square mild steel tubes 30 mm x 30 mm with 3 mm thickness close to DIN 10305-5 standard specification for square tubes in Indonesia. This 3 mm thickness square tube was rare in Indonesia because most hardware shops only sell variants with a maximum thickness of 2 mm. The effect of tube thickness variation on frame deflection is the primary concern in this research. The frame analysis method is used to calculate maximum deflection on the frame. The square tube thickness value varied from 3 mm, 2 mm, and 1mm. As the results obtained, it was found that the maximum deflection occurred in the tube which has a thickness of 1 mm by 0.065 mm. While on a tube that has a thickness of 3 mm, the maximum deflection is 0.031 mm. And in order to maintain the value of maximum deflection less than or equal to 0.031 mm, minor modifications were applied to the frame design. The new frame design using square tubes thickness of 1 mm has a maximum deflection value of 0.029 mm, which is slightly better than the original design
Studi Kasus Perhitungan Daya Dan Efisiensi Turbin Air Setelah Overhaul Pada PLTA Kapasitas 175 MW Hakim, Rachman; Hidayat, Wahyu; Biksono, Damawidjaya; Saefudin, Deny Bayu
Jurnal Teknologi Vol. 11 No. 2 (2024): Jurnal Teknologi
Publisher : Universitas Jayabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31479/jtek.v11i2.309

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) memanfaatkan sumber energi terbarukan dari air, dengan daya yang berfluktuasi tergantung pada ketersediaan air, tinggi jatuh, dan debit air. Seiring dengan meningkatnya jam operasi, , khususnya pada turbin air. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan performa turbin air sebelum dan setelah dilakukan overhaul. Evaluasi daya dan efisiensi turbin dilakukan pasca pemeliharaan dengan ncari parameter seperti debit (Q), Head (H), dan massa jenis (ρ). Setelah menetapkan daya hidrolis potensial, output turbin dibandingkan dengan standar untuk menilai efisiensinya. Efisiensi turbin PLTA Saguling mencapai sekitar 91,17% sesuai dengan standar Manual Handbook Operation & Maintenance, dengan daya produksi satu unit pembangkit mencapai 174,14 MW menurut Karakteristik Operasi Dikontrak. Setelah pemeliharaan, terjadi peningkatan yang signifikan pada daya dan efisiensi turbin, dari 170 MW menjadi 175 MW, dan dari rata-rata efisiensi 88,49% menjadi 93,64%. Oleh karena itu, pemeliharaan yang terencana dan terstruktur dapat meningkatkan kinerja dan efisiensi PLTA. Keywords: PLTA, daya turbin, efisiensi turbin, peningkatan efisiensi turbin