Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Efektifitas Variasi Pupuk Cair dengan Bioaktivator Sisa Buah dan Sayuran Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit Simbolon, Veronika Amelia; Diansafitri, Mutia
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 5, No 2 (2021): JIK-Oktober Volume 5 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : UNIVERSITAS ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v5i2.463

Abstract

Kurangnya unsur hara dalam tanah dapat menurunkan produktivitas tanaman. Kondisi tanah di daerah KotaTanjungpinang kurang baik dijadikan sebagai lahan pertanian memiliki tanah yang kurang baik untuk dijadikan lahan pertanian, karena tanah didaerah Tanjungpinang berwarna kuning, berbatu dan mengandung bauksit, sehingga memiliki kesuburan yang sangat rendah. Upaya penyehatan tanah dengan memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk organik cair untuk peningkatan kesuburan media tanam. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui efektivitas variasi pupuk cair dengan bioaktivator sisa buah dan sayuran terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Rancangan dasarnya adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola faktorial 2 x 4 dengan 3 kali pengulangan. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil penelitian diketahui terdapat perbedaan rata-rata tinggi batang, jumlah daun dan lebar daun diantara jenis pupuk yang digunakan. Kesimpulan penelitian adalah pupuk limbah cair cucian beras lebih baik dibandingkan dengan pupuk cair limbah tahu, hal ini diketahui berdasarkan rata – rata tinggi batang, jumlah daun dan lebar daun lebih besar pada perlakuan pupuk cair cucian beras. Saran penelitian diharapakan dilakukan pengukuran pada kondisi lingkungan tempat dilakukan penanaman, guna mengetahui faktor lingkungan yang mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman.
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Meningkatkan Fasilitas Sanitasi Sebagai Upaya Pengendalian Penyakit Menular Wilayah Pesisir Enjelina, Weni; pratiwi putri, annisa; Simbolon, Veronika Amelia; Samosir, Kholilah
SEGANTANG LADA : JURNAL PENGABDIAN KESEHATAN Vol. 1 No. 2 (2023): SEGANTANG LADA : JURNAL PENGABDIAN KESEHATAN
Publisher : Poltekes Kemenkes Tanjungpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53579/segantang.v1i2.141

Abstract

Pendekatan kegiatan penyehatan lingkungan perlu dilakukan guna untuk mendorong mewujudkan kualitas lingkungan sehat melalui konseling, inspeksi kesehatan lingkungan dan intervensi kesehatan lingkungan. Kondisi kualitas lingkungan yang belum memenuhi target digambarkan pada jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat pencapaian baru 366 kabupaten/kota dari target 386 kabupaten/kota. Upaya pencegahan penyakit berbasis lingkungan dapat dilakukan melalui peningkatan akses sanitasi yang layak dengan memberdayakan masyarakat dalam membangun sarana dan prasarana sebagai akses penunjang dalam kehidupan. Beberapa sarana sanitasi yang paling berperan penting dalam kehidupan yaitu tersedianya air bersih yang cukup, pengelolaan sampah domestik dan pengolahan air limbah domestik. Dari 26 KK di lokasi pengadian masyarakat, terdapat 24 KK yang masih membakar sampah, 23 KK salurah pengolahan limbah domestiknya belum memenuhi persyaratan dan 19 KK sumber air bersihnya berasal dari sumur gali dekat dengan sumber pencemar. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan informasi dan pelatihan kepada masyarakat setempat tentang pentingnya peningkatan fasilitas sanitasi sebagai upaya pengendalian penyakit menular. Metode yang digunakan pada kegiatan ini yaitu penyuluhan, simulasi dan edukasi. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman 17,8 %, Sikap 9,35 % serta Perilaku 2,19 % setelah diberikan sosialisasi kepada masyarakat, dimana masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengelolaan sampah, pembangunan sarana pembuangan air limbah dan air bersih serta memanfaatkannya dengan baik. Dengan dilakukannya kegiatan ini, pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya sarana sanitasi menjadi bertambah.
Pemicuan dan Edukasi Masyarakat Tentang Pemananfaatan Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik di Desa Pengudang Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan Tahun 2022 Simbolon, Veronika Amelia
Jurnal Salam Sehat Masyarakat (JSSM) Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Salam Sehat Masyarakat
Publisher : Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKIK Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (816.635 KB) | DOI: 10.22437/jssm.v3i2.17694

Abstract

Garbage is a complex problem and is one of the sanitation problems in the Pengudang Village area. Waste management is carried out by littering or throwing into the sea and burning dry waste. This has the potential to be a source of environmental pollution for the Pengudang Village community. Organic waste that is processed properly and correctly, will improve the quality of the environment and can even increase family income. The purpose of community service is to provide education to the residents of Pengudang Village about the use of organic waste so that they can increase the knowledge and understanding of residents on how to manage household waste. The implementation method consists of the preparation stage, activity plan, activity implementation stage, implementation method and activity relevance. The results of the activity showed that the participants enthusiastically participated in the presentation of socialization material on the use of waste to the implementation of the simulation of making organic fertilizer. Participants in the socialization were involved directly in the process of making organic fertilizers. The fertilizer that has been made is applied to the plants around the residents' houses. Through this community service activity, participants gain knowledge and skills in utilizing household organic waste into organic fertilizer. Management of household waste is the main objective of the activity, so that the residents of Pengudang Village are able to manage household waste independently. The active role of the government is needed in providing intense education to the community so that waste can be controlled starting from the source of the waste
Prediksi Tingkat Timbulan Sampah 5 Tahun Mendatang (2023-2027) di TPA Ganet Kota Tanjungpinang Simbolon, Veronika Amelia; Tarisa; Horiza, Hevi
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 23 No 2 (2023): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v23i2.105

Abstract

An increase in population growth affects an increase in waste generation, this has an impact on the provision of TPS, TPA, cleaning staff, transportation facilities and infrastructure, and also the operational budget. Predicting the level of waste generation is very important because the results of the predictions can be used to take proactive actions to solve waste problems in the future by the authorities. Therefore this study aimed to predict the waste generation that will affect the number of waste carriers in the next 5 years. The type of this research used descriptive quantitative. The data collection methods in this study by observation, study of documents, and study of literature. The results show that the prediction of the population of Tanjungpinang City in the next 5 years will increase where in 2027 the population is predicted to be 274,883 people and the amount of waste generation will decrease to 29,283 tons/year. This study concludes that the population has increased, waste generation has decreased in the next 5 years and there are no additional transportation facilities. The community is expected to be proactive about the policies carried out by the government and the Ganet TPA management by complying with existing regulations and disposing of waste in its place.
Utilization of Black Soldier Fly Larvae in Restaurant Waste Management in Tanjung Ayun Sakti Village Nadeak, Erpina Santi Meliana; Kirana, Tari Desfita; Horiza, Hevi; Simbolon, Veronika Amelia
Banua: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/bjkl.v5i2.4253

Abstract

Background: The management of organic waste from restaurants in urban areas remains a significant environmental challenge because it contributes to pollution and increased greenhouse gas emissions. Bioconversion using Black Soldier Fly (BSF) larvae offers a promising solution for the rapid decomposition of organic waste while producing biomass products that have economic value. This study aims to evaluate the performance of BSF larvae with different initial weights (10 g, 20 g, and 30 g) in processing organic waste from restaurants. Methods: This experimental study with an observational approach used organic waste collected from restaurants in Tanjung Ayun Sakti Village. Five-day-old BSF larvae, which were cultivated under controlled conditions, were used in three treatment groups based on the initial weight of the larvae (10 g, 20 g, and 30 g). Larval performance was measured through waste reduction index, bioconversion rate, and feed conversion ratio. Results: The results showed that the waste reduction index for the use of 10 g, 20 g, and 30 g of larvae was 40.37%, 55.15%, and 59.27%, respectively. The bioconversion rate for the use of 10 g, 20 g, and 30 g of larvae is 2.96%, 6.67%, and 7.78%, respectively. The feed conversion rate when using 10 g, 20 g, and 30 g of larvae, respectively, was 33.75, 15.00, and 12.86. larvae biomass increased significantly with final yields of 267 g, 600 g, and 700 g. Conclusion: The results showed that the use of 30 g of larvae was the most effective compared to 10 g and 20 g of larvae based on the data waste reduction index, bioconversion rate, and feed conversion ratio. Overall, the significant increase in final larval biomass, reaching up to 700 g, confirms that higher larval quantities have a markedly positive impact on bioconversion efficiency and biomass productivity.