cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Media Teknologi Hasil Perikanan
ISSN : 23374284     EISSN : 26847205     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Media Teknologi Hasil Perikanan adalah berkala ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UNSRAT. Media ini akan mempublikasikan hasil penelitian dan kajian pustaka terbaru dalam bidang Teknologi Hasil Perikanan, khususnya yang berhubungan dengan penerapan teknologi bagi peningkatan kualitas produk perikanan, pengembangan produk baru hasil perikanan, keamanan produk hasil perikanan,pemanfaatan limbah hasil perikanan serta topik lain yang berhubungan erat dengan pemanfaatan dan pengolahan hasil perikanan yang dapat dikonsumsi oleh manusia.
Arjuna Subject : -
Articles 183 Documents
KUALITAS RUMPUT LAUT MERAH (Kappaphycus alvarezii) DENGAN METODE PENGERINGAN SINAR MATAHARI DAN CABINET DRYER, SERTA RENDEMEN SEMI-REFINED CARRAGEENAN (SRC) Tamaheang, Thobias; Makapedua, Daisy Monica; Berhimpon, Siegfried
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.5.2.2017.14925

Abstract

Red seaweed (Kappaphycus alvarezii) is one type of algae that produced carrageenan. Carrageenan can be used as a stabilizer, thickening agent, gelling agent, emulsifier, coagulant agents, colloid protective agents, and crystallization-preventing agents. This property is widely used in the food industry, pharmaceuticals, cosmetics, textiles, paint, toothpaste and other industries. This research aims to determine the yield of semi-refined carrageenan (SRC) and to compare the quality of red seaweed (Kappaphycus alvarezii) prepared by two difference methods i.e. sun drying and artificial drying with various drying time (12h, 24h, or 40h). The results showed that the yield of semi-refined carrageenan (SRC) dried with artificial dryer (56%) was not within the required of Indonesian national standard for carrageenan. Also, results indicated that the lowest fat content 0.2% was achieved after 12h drying period with cabinet dryer whilst the lowest moisture content was prepared by drying seaweed for 40h under the sun. Keyword: red seaweed, semi-refined carrageenan, cabinet dryer.   Rumput laut merah (Kappaphycus alvarezii) merupakan salah satu jenis rumput laut penghasil karaginan, Karaginan sangat penting peranannya sebagai stabilisator (pengatur keseimbangan), thickener (bahan pengental), pembentuk gel, pengemulsi, koloid pelindung, penggumpal dan pencegah kristalisasi. Sifat ini sangat dimanfaatkan dalam industri makanan, obat-obatan, kosmetik, tekstil, cat, pasta gigi dan industri lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari serta mengetahui perbedaan kualitas dari rumput laut merah yang dikeringkan dengan menggunakan dua metode yaitu pengeringan dengan sinar matahari dan pengeringan dengan alat pengering buatan (cabinet dryer), serta rendemen semi refined-carrageenan (SRC). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas karaginan yang terbaik yang dikeringkan pada perlakuan B1 (cabinet dryer) selama 12 jam dimana kadar lemak yaitu 0,2 %, serat kasar tertinggi yaitu 6.5 % pada perlakuan A1 (sinar matahari) selama 24 jam (08.00–12.00), karbohidrat tertinggi yaitu 14,72%, pada perlakuan A1(sinar matahari) selama 24 jam (08.00–12.00), kadar air terendah pada perlakuan A1 (sinar matahari) selama 40 jam (12.00–16.00) yaitu 10,75%, kadar lemak terendah terdapat pada perlakuan B1 (cabinet dryer) selama 24 jam yaitu 0,22%. Rendemen SRC yang dikeringkan dengan alat pengering buatan cabinet dryer yaitu 56%. Kata Kunci: Rumput laut merah, semi-refined carrageenan, cabinet dryer.
PKM KELOMPOK PKK (ISTRI NELAYAN) KELURAHAN MOLAS KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO PROVINSI SULAWESI UTARA TENTANG DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN IKAN Dotulong, Verly; Montolalu, Lita ADY
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.1.2019.21260

Abstract

Mitra sasaran program ini berlokasi di Lingkungan IV dan V Kelurahan Molas Kecamatan Bunaken Kota Manado. Penduduk Lingkungan IV hampir setengah berprofesi sebagai nelayan dan penduduk Lingkungan V lebih dari setengahnya berprofesi juga sebagai nelayan. Masyarakat nelayan ini sudah melakukan kegiatan sebagai nelayan secara turun temurun, dimana kegiatan melaut dilakukan oleh kaum pria, dan para wanita menjual ikan di pasar Tuminting (pasar terdekat dengan pemukiman), ada juga kaum wanita yang menjadi pedagang ikan segar keliling. Para wanita ini tergabung dalam kelompok organisasi kemasyarakatan PKK, dimana masing-masing kelompok akan diikutsertakan 3 orang kader dalam program kemitraan masyarakat (PKM) ini. Masalah yang dihadapi oleh nelayan di daerah ini apabila hasil tangkapan melimpah, harga ikan akan murah dan banyak yang tersisa tidak laku dijual, diolah seadanya misalnya dibakar atau digoreng. Tujuan kegiatan ini yaitu: (1) Memanfaatkan hasil tangkapan ikan yang melimpah, (2) Meningkatkan keterampilan kaum ibu (istri nelayan) dalam melakukan berbagai bentuk olahan ikan seperti nugget ikan dan kaki naga ikan sebagai pangan yang kaya gizi. Metode pelaksanaan yang akan diterapkan pada program ini yaitu: (1) Penyuluhan dan pelatihan diversifikasi olahan ikan, (2) Pendampingan dan (3) Evaluasi. Hasil yang dicapai dari kegiatan PKM ini yaitu terjadi peningkatan pengetahuan pada ibu-ibu PKK (istri nelayan) di Desa Molas tentang manfaat makan ikan bagi kesehatan dan bagaimana membuat nugget dan kaki naga ikan sebagai makanan sehat, bergizi dan mempunyai rasa yang lezat yang bisa dikembangkan sebagai skala usaha rumah tangga.
IDENTIFIKASI BAKTERI ESCHERICHIA PADA IKAN SELAR (Selaroides sp.) BAKAR DI BEBERAPA RESTO DI KOTA MANADO Laluraa, Laydy F.H; Lohoo, Helen Jenny; Mewengkang, Hanny Welly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.2.1.2014.5359

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bakteri Escherichia pada ikan selar (Selaroides sp) bakar yang ada di beberapa resto dikota manado. Pada identifikasi bakteri Escherichia pada ikan selar bakar digunakan beberapa metode identifikasi seperti uji pewarnaan gram, uji moyiliti, uji katalase, uji oksidase, uji IMViC dan uji fermentasi karbohidrat ( fruktosa, laktosa, sukrosa, maltose, glukosa). Hasil analisa presumptive coliform berkisar antara 9,3x101 sampai 2,4x103 MPN/100g dan rata-rata koloni pada EMB Agar untuk total e.colli 1,3x102 sampai 9,7x103 MPN/100g dan total coliform 1,2x103 sampai TBUD. Dan untuk identifikasi sifat bakteri pada uji IMViC menggunakan acuan dari SNI 01-2897-1992
PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK IKAN KAYU (KATSUO-BUSHI) Katiandagho, Yisia; Berhimpon, Siegfried; Reo, Albert Royke
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.5.1.2017.14877

Abstract

Dried smoked skipjack or better known as Katsuo-bushi is a popular type of smoked fish in Japan. It has a distinctive flavor and widely used in traditional Japanese cuisine. The weakness of commercial Katsuo-bushi nowadays is the high content of Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) (may exceed 10 ppb).  Recent study examined the low PAH Katsuo-bushi product made with liquid smoke. However, the sensory acceptance of this product has not been determined yet.  The purpose of this study was to determine the effect of liquid smoke concentration (1%, 2% and 3%) and soaking time (10, 20 and 30 min) on the sensory quality of Katsuo-bushi. Duo-trio method was used for sensory evaluation. Additional chemical analysis such as moisture content and pH were performed. Significant differences were found among liquid smoke Katsuo-bushi product compare to traditional Katsuo-bushi (P<0.1). Also, it is suggested that the longer the soaking time, the higher the moisture content and pH value. Keyword: Katsuo-bushi, liquid smoke, Duo trio method.   Ikan kayu atau lebih dikenal dengan Katsuo-bushi adalah sejenis ikan asap yang telah lama dikenal dan memiliki flavor yang khas yang biasanya digunakan pada masakan tradisional di Jepang.  Kelemahan ikan kayu yang ada di dunia dewasa ini adalah tingginya kandungan Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) yang melebihi 10 ppb. Penelitian terkini (Berhimpon, dkk 2016) meneliti ikan kayu asap cair yang rendah PAH, tetapi belum diteliti tingkat kesukaan secara organoleptik. Penelitian ini adalah untuk mendapatkan ikan kayu asap cair yang rendah PAH tetapi disukai oleh konsumen. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asap cair dan lama perendaman terhadap mutu organoleptik ikan kayu asap cair yang dibuat dengan berbagai konsentrasi dan lama perendaman, dan dibandingkan dengan ikan kayu konvensional. Parameter pengamatan ialah analisa organoleptik dengan metode duo trio (Berhimpon, dkk. 2005), analisa kadar air dan pH (AOAC, 2005). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ikan kayu yang direndam dalam asap cair dengan konsentrasi 2% dan 3% masing-masing selama 30 dan 10 menit berbeda sangat nyata (P<0,1) dengan ikan kayu konvensional. Sedangkan perlakuan yang lain sama dengan ikan kayu konvensional. Untuk analisa kadar air dan pH menunjukkan bahwa lama perendaman memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai kadar air dan pH dari ikan kayu asap cair, dimana semakin lama waktu perendaman dalam larutan asap cair maka semakin tinggi kadar air dan pH dari ikan kayu tersebut. Kata Kunci: Ikan kayu (Katsuo-bushi), asap cair, metode duo trio.
Pengembangan Diversifikasi Produk Turunan Ikan Fufu Asap Cair Dien, Henny Adeleida; Berhimpon, Siegfried; Sondakh, Srie Jean
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.1.2020.27116

Abstract

Komoditi Cakalang fufu (ikan asap) Sulawesi Utara dapat dikatakan sebagai exotic indogenous food, namun masih diperhadapkan dengan beberapa permasalahan, antara lain; penampilan produk masih terbatas, produk belum dikemas karena dirasa sulit, sehingga mudah dihinggapi lalat, mudah terkontaminasi bakteri, menyebabkan produk cepat menjadi busuk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan mutu hasil perikanan ialah dengan dilakukannya sosialisasi, diseminasi dan praktik tentang bagaimana cara memproduksi Cakalang fufu asap cair yang mudah dikemas sehingga dapat lebih awet. Berhimpon dkk (2014, 2015, 2016) melalui penelitian MP3EI, meneliti teknolologi tepat guna pengolahan dan pengemasan produk ikan fufu asap cair yang dapat dikemas dan mempunyai daya awet sampai dengan tiga bulan pada suhu ruang. Program Kemitraan Masyarakat ini bertujuan untuk mentransfer teknologi tepat guna tersebut untuk mengolah produk cakalang fufu untuk menghasilkan produk bernilai tambah seperti: Burger cakalang, pampis cakalang, Sandwich cakalang, Nasi Jaha pampis, Lumpia cakalang, dan Macao pampis. Dengan demikian produk akhir mempunyai nilai tambah, dan mitra pengolah ikan fufu akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Produk olahan akan mempunyai pasar lebih luas termasuk pasar on line, dapat dijual sebagai souvenir, sehingga menunjang parawisata kota Manado. Metode yang dipakai, adalah penyuluhan dan pendampingan, penjelasan materi disertai praktek pengolahan. Kegiatan dilakukan pada kelompok pengolah ikan Sederhana Dua. Luaran dari kegiatan ini adalah Teknologi Tepat Guna (TTG), artikel pada jurnal ber ISSN atau prosiding nasional, artikel pada media masa cetak atau on line, desain produk industri, dan merek dagang oleh mitra.
PENENTUAN MUTU IKAN TANDIPANG (Dussumieria acuta C.V) ASAP KERING SELAMA PENYIMPANAN SUHU KAMAR Kaparang, Rita; Harikedua, Silvana Dinaintang; Suwetja, I Ketut
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.1.1.2013.4138

Abstract

Ikan japuh (Dussumieria acuta C.V) dikenal dengan nama lokal tandipang merupakan salah satu jenis ikan yang dihasilkan dari proses pengeringan yang dikombinasikan dengan pengasapan. Produk ini memberikan citarasa tersendiri yang lezat, gurih dengan aroma yang khas disebabkan oleh proses pengasapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan mutu ikan tandipang asap kering selama penyimpanan. Hasil yang di dapat bahwa nilai kadar air tertinggi adalah 15,70 % pada ikan tandipang asap kering yang disimpan 40 hari. Sedangkan nilai kadar air terendah adalah 15,20 % pada ikan tandipang asap kering tanpa penyimpanan. Untuk nilai pH tertinggi adalah 6,63 pada ikan tandipang asap kering yang disimpan 40 hari dan nilai pH terendah adalah 6,06 pada ikan tandipang asap kering tanpa penyimpanan. Nilai TVB yang tertinggi adalah 96,60 mg N/100 gr sampel pada ikan tandipang asap kering yang disimpan selama 40 hari dan nilai TVB-N terendah adalah 64,80 mg N/100 gr sampel pada ikan tandipang asap kering tanpa penyimpanan. Nilai uji hedonik nilai tertinggi adalah 7,17 pada ikan tandipang asap kering tanpa penyimpanan, sedangkan nilai terendah adalah 6,47  pada ikan tandipang asap kering penyimpanan selama 40 hari. Proses pengasapan dan pengeringan dapat mempertahankan mutu ikan tandipang asap kering sampai pada penyimpanan selama 40 hari dengan kadar air, pH dan TVB yang rendah serta tingkat kesukaan panelis terhadap produk masih disukai panelis selama penyimpanan 40 hari.
KAJIAN MUTU IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis, L.) ASAP DARI TEMPAT PENGASAPAN DESA GIRIAN ATAS YANG DIKEMAS VAKUM DAN NON VAKUM SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Angela, Gabriella Christy; Mentang, Feny; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.3.2.2015.9219

Abstract

Sub sector of fishery is constitute primary mainstay which source of food and nutrition for Indonesian society. Fish is a source of protein also recognized as “function food” which has significant important for health because it contains unsaturated fatty acid chain length (especially those classified as Omega-3 fatty acid), vitamins, as well as macro minerals. One way of processing and preserving fish is by fogging. Fogging is a way of processing or preservation by utilizing a combination of drying treatment and giving the natural chemical compound from the results combustion of natural fuel. One right way to maintain durable power of cakalang (Katsuwonus pelamis, L.) is by the vacuum packed fish. The main principles of the vacuum packed is expenditure especially air from the product so that extend the self life. And next modified with the cold storage to obtain good results. This research aims to observe the setback chemical quality of cakalang. Fogging for 0 day, 7 day, and 21st day. Storage temperatures (5°C) at vacuum and non vacuum packed with testing of the quality water content, pH, Total Plate Count (TPC), Total Volatile Base Nitrogen (TVBN), and Organoleptik. The Method Experiment Explorative which reveal facts based on the exciting problems by hypothesis. Parameter used in this research is testing water content, pH, TPC, TVB, and Organoleptik. The results of this research from 5 parameter obtained: The Value of highest water level (53.95%), lowest (20.14%). The Value of highest pH (5.9), lowest (5.8). The Value of highest TVB (43.36mg N/100gr), lowest (21.84mg N/100gr). The Value of highest TPC (TBUD), lowest (<30). The Organoleptic value of flavor (6.3–8.2), appearance (4.3–7.5), aroma (4.3–8.9) and texture (4.9–7.9). Keyword: Skipjack (Katsuwonus pelamis L), Smoke, Study Quality, Chemical, TVB-N, pH, Moisture, TPC, Organoleptik.   Sub sektor perikanan merupakan andalan utama sumber pangan dan gizi bagi masyarakat Indonesia. Ikan merupakan sumber protein, juga diakui sebagai functional food yang mempunyai arti penting bagi kesehatan karena mengandung asam lemak tak jenuh berantai panjang (terutama yang tergolong asam lemak omega-3), vitamin serta makro dan mikro mineral. Salah Satu cara pengolahan dan pengawetan ikan adalah dengan cara pengasapan. Pengasapan merupakan cara pengolahan atau pengawetan dengan memanfaatkan kombinasi perlakuan pengeringan dan pemberian senyawa kimia alami dari hasil pembakaran bahan bakar alami. Salah satu cara yang tepat untuk mempertahankan daya awet ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L.) asap yaitu dengan dikemas vakum. Prinsip utama dari pengemasan vakum adalah pengeluaran khususnya 02 dari produk sehingga dapat memperpanjang masa simpan. Selanjutnya dimodifikasi dengan penyimpanan dingin untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati kemunduran mutu kimiawi ikan Cakalang asap selama 0 hari, 7 hari, dan 21 hari, penyimpanan pada suhu dingin (±5 ºC ) yang dikemas vakum dan non vakum dengan pengujian mutu meliputi Kadar air, pH, Total Plate Count (TPC), Total Volatile Base Nitrogen (TVB-N), dan Organoleptik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen eksploratif yaitu mengungkapkan fakta-fakta berdasarkan permasalahan yang ada melalui hipotesa. Parameter yang digunakan dalam penelitian adalah uji Kadar Air, uji pH, uji TPC, uji TVB-N, dan uji Organoleptik. Hasil penelitian yang diperoleh dari 5 parameter uji, diperoleh nilai kadar air tertinggi (53,95%), terendah (20,14%); nilai pH tertinggi 5,9, terendah 5,8; nilai TVB tertinggi (45,36mg N/100gr), terendah (21,84mg N/100g); nilai TPC tertinggi (TBUD), terendah (<30); nilai Organoleptik (Rasa) tertinggi (8,2), terendah (6,3); nilai Organoleptik (Kenampakan) tertinggi (7,5), terendah (4,3); Nilai Organoleptik (Bau) tertinggi (8,9), terendah (4,3); nilai Organoleptik (Tekstur) tertinggi (7,9), terendah (4,9). Kata Kunci: Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L.), asap, Kajian Mutu, TVB-N, pH, Kadar Air,TPC, Organoleptik.
TINGKAT KESUKAAN PANELIS TERHADAP PENYEDAP RASA ALAMI HASIL SAMPING PERIKANAN DENGAN EDIBLE COATING DARI KARAGENAN Djohar, M. Alaksmar; Timbowo, Semuel Marthen; Mentang, Feny
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.2.2018.19507

Abstract

 Product of fish procecing industry called “juice water” contain a lot amino acid compound. The aim of this study was analyze sonsory characteristic of natural condiment made from” juice water” by product of fishery industry , coated  with karagenan edible. The method of this study of natural condimenent coated karagenan coating where assessed by trained panelis using by sensory attributes (odor, colour apparance and  taste).The result indicate potencial of natural condiment for seasoning development.This research aims to be able to produce natural flavor that made from raw material of liquid waste of stew and coating with edible coating of carrageenan. A natural flavor enhancer, as a food additive, needs to be done a hedonic organoleptic analysis to see the panelist's preference for natural flavorings. The results of a hedonic organoleptic test show that taste and odor are preferred over the texture and appearance of the natural flavorings.
ANALISA KADAR AIR, pH, DAN KAPANG PADA IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis, L) ASAP YANG DIKEMAS VAKUM PADA PENYIMPANAN SUHU DINGIN Kaban, David Hadrianus; Timbowo, Semuel Marthen; Pandey, Engel Victor; Mewengkang, Hanny Welly; Palenewen, Joyce CV; Mentang, Feny; Dotulong, Verly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.3.2019.23624

Abstract

Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang mudah mengalami kemunduran mutu.Kemunduran mutu ikan disebabkan oleh aksi enzimatis dan aksi bakteri. Kedua aksi ini menguraikan komponen penyusun jaringan tubuh ikansehingga menghasilkan perubahan fisik seperti daging ikan menjadi lunak dan perubahan kimia yang menghasilkan senyawa mudah menguap dan berbau busuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan membandingkan jumlah Kadar Air ,pH, dan Kapang Pada Ikan Cakalang Asap (Katsuwonus pelamis, L) Asap yang dikemas Vakum Pada Penyimpanan Suhu Dingin selama 0 sampai 7 hari. Metode Analisa yang digunakan yaitu data deskriptif dilakukan dengan pengumpulan dan penyajian informasi sesuai dari hasil pengujian di Laboratium.Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen eksploratif yaitu mengungkapkan fakta-fakta berdasarkan problema yang ada melalui hipotesa. penelitian eksperimen eksploratif adalah penjelajahan yangbermaksud mencari problema-problema atau pengembangan hipotesa tentang hubungan sebabakibat atau gejala. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu 0-7 hari dengan pengulangan yang dilakukan yaitu sebanyak 2 kali. Dari hasil penelitian diperoleh; nilai kadar air tertinggi pada ikan cakalang asap yang berasal dari Pasar ikan Sario(62,5%)penyimpanan 0-7 hari,terendah (55%) penyimpanan 0 hari pada ikan cakalang asap yang diolah sendiri; nilai pH tertinggi6,25 pada ikan cakalang asap dari Pasar Sario penyimpanan 7 haridan terendah 5,64 penyimpanan 0 haripada ikan cakalang asap yang diolah sendiri; Nilai total koloni kapang tertinggi 8.9 X 103 pada ikancakalang asap dari penjual ikan di Sariopenyimpanan hari ke 7 dan terendah 1.3 X 103pada ikan cakalang asapdari penjual ikan di Sario penyimpanan hari ke 0 namun nilai kapang dari kedua sampel sudah tidak memenuhi SNI (2013).
TOTAL BAKTERI PADA SOSIS YANG DI-COATING DENGAN MIOFIBRIL ASAP CAIR SELAMA PENYIMPANAN Burdam, Reynerd S; Dien, Henny Adeleida; Palenewen, Joyce CV
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.3.1.2015.6899

Abstract

Food is high in nutrients, and therefore easily contaminated by microorganism especially bacterium. So that the food need to use good packaging. Edible coating is a type of modern packaging which is categorized as biodegradable packaging. The coating materials can be eaten with products. Fish protein can be made adible coating (myofibril protein) and can be added smoke liquid as a preservative as well as anti-bacterial or antioxidant. The purpose of the present study was to determmine the total bacterial count in fis sausages coated by myofibril protein with smoked liquid addition and without smoked liquid and stored at room temperature (28?29ºC) and refrigerator temperature (10?13ºC). Each sample store at room temperature for 0, 1,2, 3, 4 days and refigerator temperature for 0, 2, 4, 6 days. The result shown that total bacterial count in fish sausages coated by mifibril protein with smoked liquid lower than that of fish sausages without coating, both for stored in room temperature or in refigerator temperature as well.Keywords: Total Bacterial Count, fish sausages, smoked liquid.  Bahan pangan mengandung nutrisi yang tinggi, oleh sebab itu mudah terkontaminasi dengan bakteri. Agar supaya bahan pangan tersebut tahan lama dan tidak terkontaminasi dengan bakteri perlu mengunakan kemasan yang baik. Edible coating merupakan suatu jenis kemasan modern dimana kemasan ini selain mudah terurai oleh lingkungan dapat langsung dimakan bersama produk. Bahan dasar dari protein ikan dibuat edible coating (myofibril protein), dan dapat ditambahkan asap cair sebagai pengawet karena bersifat anti bakteri dan oksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung Total Bakteri pada sosis ikan yang dicoating dengan myofibril asap cair dan tanpa asap cair selama penyimpanan. Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif yaitu menganalisa dan memberikan gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu bahan baku daging ikan Black Marlin untuk pembuatan edible coating dan sosis sebagai aplikasi. Masing-masing sampel disimpan pada suhu kamar (28?29°C) dengan lama penyimpanan 0, 1, 2, 3, 4 hari, dan pada suhu kulkas (13°C) dengan lama penyimpanan 0, 2, 4, 6 hari. Pertumbuhan bakteri yang paling banyak terdapat pada sampel (C) sosis tidak dicoating. Pertumbuhan bakteri yang paling rendah adalah pada sampel (A) sosis dicoatingdengan asap cair dan sampel B dengan penyimpanan suhu ruang dan suhu kulkas.Kata kunci: sosis ikan, coating, myofibril, Eschericia coli.

Page 6 of 19 | Total Record : 183