cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Media Teknologi Hasil Perikanan
ISSN : 23374284     EISSN : 26847205     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Media Teknologi Hasil Perikanan adalah berkala ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UNSRAT. Media ini akan mempublikasikan hasil penelitian dan kajian pustaka terbaru dalam bidang Teknologi Hasil Perikanan, khususnya yang berhubungan dengan penerapan teknologi bagi peningkatan kualitas produk perikanan, pengembangan produk baru hasil perikanan, keamanan produk hasil perikanan,pemanfaatan limbah hasil perikanan serta topik lain yang berhubungan erat dengan pemanfaatan dan pengolahan hasil perikanan yang dapat dikonsumsi oleh manusia.
Arjuna Subject : -
Articles 183 Documents
KUALITAS IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L.) ASAP PADA BEBERAPA SENTRA PENGOLAHAN DI SULAWESI UTARA Agatha I. N. Landangkasiang; Nurmeilita Taher; Josefa Tety Kaparang; Silvana Dinaintang Harikedua
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 5 No. 3 (2017)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.5.3.2017.16850

Abstract

Skipjack tuna “fufu” is a typical North Sulawesi smoked fish. This product is very popular and caught the interest by local residents and domestic tourists. Up until now, there is no uniform quality of skipjack tuna fufu products in the market. The products of smoked fish varied in textures and salty flavors. It is indicated of the lack of processing standard of smoked skipjack which can be used as a benchmark for fish processors. The purpose of this research was to evaluate the quality of smoked skipjack produced by 5 different fish processors in North Sulawesi. Tests were carried out on salt content, moisture content, and sensory of saltiness and texture of fish. The result showed that the salt and moisture content of smoked skipjack obtained from 5 different processors still meet the Indonesian National Standard requirements. The organoleptic test shows a variety of panelist perception of saltiness and texture of smoked fish. Furthermore, there was a very weak correlation between the saltiness value and salt content (r = 0.132) and between the texture and moisture content (r = 0.187). Ikan cakalang fufu merupakan ikan asap khas Sulawesi Utara. Ikan ini semakin digemari dan diminati oleh penduduk lokal maupun wisatawan domestik. Sampai saat ini belum ada produk ikan cakalang fufu dengan mutu yang seragam di pasaran. Produk ikan asap yang dihasilkan memiliki tekstur yang beragam dan rasa asin yang bervariasi. Hal ini karena tidak adanya standard proses pengolahan ikan cakalang fufu yang dapat dijadikan patokan bagi pengolah ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas ikan Cakalang asap yang dihasilkan oleh 5 tempat pengolahan berbeda di Sulawesi Utara. Pengujian dilakukan terhadap kadar garam, kadar air, dan uji organoleptik terhadap rasa asin dan tekstur ikan. Kadar garam dan kadar air ikan Cakalang asap dari 5 pengolah berbeda masih memenuhi Standar Nasional Indonesia. Uji organoleptik menunjukan bervariasinya penilaian panelis terhadap rasa asin dn tekstur ikan asap. Adanya korelasi yang sangat lemah antara nilai organoleptik rasa asin dan kadar garam (r = 0.132) maupun antara nilai organoleptik tekstur dan kadar air (r=0.187).
PROTEIN GELS: A MINI REVIEW Harikedua, Silvana Dinaintang
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.1.2019.19523

Abstract

The use of gelatin as food additive for gelling properties was discussed in this review. Three products (i.e. gel dessert, yoghurt, and surimi) were selected as the main focus of this mini review since they characterized 3 different protein gelation system. The mechanism of gelatin gelation in water system was described by gel dessert, the gelation of casein in dairy product was presented by yoghurt, and the gelation of sarcoplasmic protein in meat system was exemplify by surimi. Overall, the mechanism of gelation mainly contributed by the networking of protein-protein which is strengthen by the intermolecular bond and intramolecular bond.
Kajian Mutu Ikan Layang (Decapterus russelli) Segar di Pasar Tuminting Kota Manado Umpain, Johannis; Wonggo, Djuhria; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.2.2.2014.6852

Abstract

The aim of the research was to observe the freshness of flying fish (Decapterus russelli) in Pasar Tuminting, Manado, North Sulawesi. The highest pH degree of D. ruselli was 5.6 and the lowest was 5.4. The range of TVB value was 28.01–14 mg N/100 g of flesh. The organoleptic test on eyes, mucus, gill, texture and odour approximately was 6. The conclusion of the research was flying fish in Pasar Tuminting was still fresh. Keywords: Flying fish, Decapterus russelli, pH, TVB, organoleptic.
TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS L.) ASAP YANG DIRENDAM DALAM EKSTRAK KULIT MANGGIS Bulele, Abdala; Pongoh, Jenki; Reo, Albert Royke
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.5.1.2017.14910

Abstract

The purpose of this study was to determine consumer acceptance of smoked skipjack (Katsuwonus pelamis L) pre-treated in a solution of mangosteen peel with a concentration of 3%, 4% and 5%, in various soaking time 15 min or 30 min. The results showed that the pH and moisture content were relatively constant. Based on sensory evaluation, smoked fish pre-treated with 5% mangosteen peel and soaked for 30 min had higher value of taste, odor, and texture attributes
EKSTRAKSI KARAGINAN RUMPUT LAUT MERAH (Kappaphycus alvarezii) DENGAN PERLAKUAN PERENDAMAN DALAM LARUTAN BASA Panggabean, Jessica E; Dotulong, Verly; Montolalu, Roike Iwan; Damongilala, Lena Jeane; Harikedua, Silvana Dinaintang; Makapedua, Daisy Monica
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.3.2018.20642

Abstract

Semi-refined carrageenan are a type of carrageeanan product that have a low level of purity because it still contains a small amount of selulose within the carageenan. The purpose of this study is to find out the effect of the concentration of both NaOH and KOH towards rendemen, and the physical and chemical charactheristic of semi refined carrageenan made from kappaphycus alvarezii seaweed,  and also to minimize the use of chemical product on SRC production process. The method used in this study is steaming method. The results are the rendemen from NaOH is 10% and KOH 14%. This proves that the concentration of alkali affects the amount of rendemen. The higher the amount of alkali used, the higher the amount of rendemen obtained.  Water content obtained from the NaOH samples are 3,75%; while those from the KOH samples are 5%.  The ash content of semi-refined carrageenan obtain from NaOH samples are 55,42% and KOH are 55,27%. For the pH level on semi-refined carrageenan obtain from the NaOH samples are 8,06; and KOH are 8,69. The alkali concentration  greatly affects the amount of rendemen that is obtained because a higher concentration of alkali during the alkalization process will result in higher pH level, therefore the extration ability of alkali are increased.
Studi Pengolahan Cumi-Cumi (Loligo sp.) Asin Kering Dihubungkan Dengan Kadar Air Dan Tingkat Kesukaan Konsumen Hulalata, Anita; Makapedua, Daisy Monica; Paparang, Rastuti W
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.1.1.2013.4155

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari tentang pengolahan cumi-cumi (Loligo sp) asin kering dihubungkan dengan kadar air dan tingkat kesukaan konsumen. Cara perlakuan awal dengan menggunakan alat pengering buatan sumber panas dari sinar matahari dengan lama pengeringan 5 jam dengan suhu 30–31°C dan dilanjutkan dengan menggunakan alat pengering buatan sumber panas dari kompor dengan suhu 45–60°C. Hasil penelitian menunjukkan nilai kadar air cumi-cumi asin kering pada penelitian ini sudah memenuhi standar mutu SNI (2326:2010) sehingga masih layak untuk dikomersilkan, dengan nilai 20%. Sedangkan dari penelitian ini, nilai kadar air 19,85% pada lama pengeringan 12 jam dan menggunakan alat pengering buatan dengan sumber panas dari kompor. Berdasarkan uji organoleptik, produk yang paling disukai oleh panelis adalah produk yang diberi perlakuan lama pengeringan selama 12 jam dengan cara pengeringan menggunakan pengering buatan di bawah sinar matahari dan dilanjutkan dengan sumber panas dari kompor yaitu dengan nilai: kenampakan (8,733), bau (8,533), cita rasa (8,600), dan tekstur dengan nilai tertinggi (8,600).
KEBERADAAN MIKROBA PADA BAKSO IKAN ASAP CAIR, YANG DIKEMAS DALAM RETORTABLE POUCH, DIPASTEURISASI DAN DISIMPAN PADA TEMPERATUR RUANG Rohana, Margani Luyuani; Berhimpon, Siegfried; Palenewen, Joyce CV
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.4.2.2016.13036

Abstract

A research has been done to assess the presence of microbes and the shelf life of fish balls dipped in liquid smoke, packed in retortable pouch, pasteurized, and stored at room temperature. The method used in this research is an experimental method that revealed the facts based on existing problems through hypothesis testing. Parameters assessed are Total Plate Count (TPC), total Salmonella, total coliforms and E. coli, total vibrio, water content, and pH. Fish balls were pasteurized in 85ºC and stored in room temperature for 0, 3, 6, and 9 days, and were pasteurized at 100°C and storage in room temperature for 0, 9, 18, and 27 days. The results shown that all pathogen were negative, but based on Indonesian standard (SNI 01-7266-1-2006) especially TPC value, fish balls were packaged in retortable pouch and without pasteurized is no longer acceptable for consumption after 3 days of storage, and fish balls were packaged in retortable pouch and pasteurized at 85ºC no longer acceptable for consumed after 6 days of storage. While the fish balls are packaged in retortable pouch and pasteurized at 100°C is no longer acceptable for consumed after 18 days of storage.Keyword: Retortable Pouch, Pasteurization, Pathogens.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan mikroba dan daya awet bakso ikan yang direndam dalam asap cair dan dikemas dalam Retortable pouch, dipasteurisasi, dan disimpan pada temperatur ruang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen untuk menguji hipotesa. Parameter yang diamati yaitu Angka Lempeng Total (ALT), Salmonella, total koliform dan E.coli, total vibrio, analisa kadar air, dan nilai pH. Bakso ikan asap cair yang dipasteurisasi pada 85ºC, disimpan pada temperatur ruang selama 0, 3, 6, dan 9 hari, dan yang dipasteurisasi pada 100ºC, disimpan pada temperatur ruang selama 0,9,18, dan 27 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakso ikan yang dikemas dalam Retortable pouch, tanpa dipasteurisasi sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi setelah penyimpanan 3 hari, dan bakso ikan yang dikemas dalam Retortable pouch dan dipasteurisasi pada 85ºC sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi setelah penyimpanan 6 hari. Bakso ikan yang dikemas dalam Retortable pouch, dan dipasteurisasi pada 100ºC nanti tidak layak lagi dikonsumsi setelah penyimpanan 18 hari.Kata Kunci: Kemasan Retortable Pouch, Pasteurisasi, Patogen.
Penerapan Diversifikasi Produk Perikanan di Desa Darunu, Kabupaten Minahasa Utara Damongilala, Lena Jeane; Salindeho, Netty
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.1.2020.26055

Abstract

Community Partnership Program (PKM) is an activity to empower community members as a form of partnership among academia, the community and the government. The program aims to improve the skills, production and welfare of the community. The program's target partners are located in the village of Darunu, Wori District, North Minahasa Regency. Geographically located on the coast with potential for marine fisheries that have the potential to be developed. The village is categorized as a fishing community, where around 30% are classified as poor families and have a small business as fish sellers of fish processors. The specific target of activities is to produce superior diversified products in terms of taste, sanitation and hygiene, as well as to provide business continuity for diversification of fish meatball products, dragon legs, and fish nuggets. The issue that has to be solved is that how to utilize  fishery products  during abundant harvests. The methods applied in this program are 1) Training of how to produce fish products using good manufacturing practices;  2) Mentoring and evaluation on the way the partners handling fish product.
Studi Pengaruh Variasi Konsentrasi Garam Terhadap Citarasa Peda Ikan Layang (Decapterus russelli) Paparang, Rastuti W
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.1.1.2013.4141

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui citarasa peda ikan layang (Decapterus russelli) yang diberi perlakuan variasi konsentrasi garam 10, 15 dan 20%. Peda merupakan salah satu produk olahan ikan secara tradisional yang dibuat dengan cara penggaraman kemudian diikuti dengan cara fermentasi. Jenis ikan yang umum dibuat peda antara lain adalah ikan layang. Di Sulawesi Utara ikan ini dikenal dengan nama ikan malalugis dan memiliki potensi untuk dikembangkan karena jumlah produksinya yang cukup besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat eksperimental dan parameter yang dianalisis adalah kadar air, lemak, tekstur dan citarasa. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peda ikan layang dengan konsentrasi garam 20% memiliki nilai kadar air yang lebih rendah serta citarasa yang lebih disukai.
STUDI PENGERINGAN IKAN LAYANG (Decapterus sp) ASIN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PENGERING SURYA Imbir, Elieser; Onibala, Hens; Pongoh, Jenki
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.3.1.2015.8328

Abstract

Proses pembusukan ikan dapat disebabkan oleh aktivitas enzim dalam tubuh ikan, aktivitas mikroorganisme, atau proses oksidasi lemak oleh oksigen dari udara. Oleh karena itu pentingnya tindakan proses pengolahan dan pengawetan ikan. Pengawetan ikan secara tradisional maupun semi modern berupa pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak. Berkurangnya kadar air juga akan terjadi selama proses pengeringan, sehingga makin memperpanjang daya awet ikan asin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan ikan layang yang dikeringkan dengan cara pengeringan yang berbeda yaitu yang digantung dan yang direbahkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif yang dilaksanakan di Laboratorium. Adapun perlakuan yang dilakukan yaitu Rak 1, 2, 3 dan 4 dengan posisi ikan layang di gantung dan Rak 1, 2, 3 dan 4 dengan posisi ikan di rebahkan. Di ketahui bahwa Ikan layang asin yang dikeringkan selama 8 jam dalam alat pengering surya dengan perlakuan pada rak bagian atas dengan posisi ikan di gantung memiliki nilai rata- rata kadar air terendah, sedangkan nilai rata –rata organoleptik secara umum pada rak bagian terngah memiliki nilai terendah. Perubahan suhu dalam alat pengering sangat ditentukan oleh suhu lingkungan di luar dalam hal ini pengaruh sinar matahari yang menembus alat pengering surya yang digunakan. Suhu tertinggi pada siang hari yaitu pada jam 14:00 Wita atau jam 2 sore hari.   Kata kunci: Layang (Decapterus sp), ikan asin, pengeringan matahari.

Page 7 of 19 | Total Record : 183