cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal e-Biomedik
ISSN : 2337330X     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal eBiomedik memuat artikel penelitian, telaah ilmiah, dan laporan kasus dengan cakupan bidang kedokteran dari ilmu dasar sampai dengan aplikasi klinis.
Arjuna Subject : -
Articles 879 Documents
HUBUNGAN JUMLAH TROMBOSIT DAN NILAI AGREGASI TROMBOSIT PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Memah, Maya F.
e-Biomedik Vol 2, No 1 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i1.4190

Abstract

Abstract: Patients with type 2 diabetes mellitus (T2DM) are characterized by an acceleration of thrombopoiesis, an increase of platelet turnover, and a decrease of platelet survival time. These conditions affect the platelet count that manifest as an increase of the proportion of large and reactive platelets which are more thrombogenic. This study aimed to obtain the correlation between the platelet count and the platelet aggregation value in T2DM patients. This was an observational analytical study using the Pearson correlation test. Subjects were 30 T2DM outpatients at Endocrine-Metablolic Clinic of Prof. Dr. R.D. Kandou Hospital Manado. Blood samples of all patients were examined for platelet count and platelet aggregation value. The results showed that most of the subjects were ≥50 tahun (86.7%). Mean thrombocyte count was within normal level. Platelet aggregation values of the ADP 10 µm showed hypoaggregation, meanwhile of the ADP 5 µm showed normoaggregation The Pearson correlation test showed that there was no significant correlation between the platelet count and the platelet aggregation value, either using 10µm ADP (P = 0.22) or using 5µm ADP (P = 0.08). Conclusion:Keywords: platelet count, platelet aggregation, T2DMThere was no significant correlation between the platelet count and the platelet aggregation values in patients with type-2 diabetes mellitus at Endocrine-Metabolic Clinic of Prof. Dr. R.D. Kandou Hospital Manado.   Abstrak: Pada pasien diabetes melitus tipe 2 (DMT2) terjadi percepatan trombopoiesis, peningkatan pergantian trombosit, dan penurunan waktu hidup trombosit. Hal-hal tersebut dapat memengaruhi jumlah trombosit, yang menyebabkan terjadinya peningkatan trombosit berukuran lebih besar dan reaktif yang lebih bersifat trombogenik. Penelitian ini bertujuan  untuk mendapatkan hubungan antara jumlah trombosit dan nilai agregasi trombosit pada pasien DMT2. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Subjek penelitian berjumlah 30 pasien DMT2 di Poliklinik Edokrin-Metabolik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Sampel darah dilakukan pemeriksaan jumlah trombosit dan nilai agregasi trombosit. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa subjek penelitian terbanyak pada usia tua ≥ 50 tahun (86,7%). Rerata jumlah trombosit masih dalam rentang normal, sedangkan nilai agregasi trombosit dengan ADP 10 µm menunjukkan hipoagregasi dan yang dengan ADP 5 µm menunjukkan normoagregasi. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara jumlah trombosit dan nilai agregasi trombosit baik dengan ADP 10 µm (P = 0,22) maupun ADP 5 µm (P = 0,08). Simpulan: Pada pasien DMT2 di Poliklinik Edokrin-Metabolik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tidak terdapat hubungan bermakna antara  jumlah trombosit dan nilai agregasi trombosit.  Kata kunci: jumlah trombosit, sgregasi trombosit, DMT2
Uji Daya Hambat Ekstrak Spons Laut (Callyspongia Aerizusa) terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella Typhi dan Streptococcus Pyogenes Rumampuk, Yuki B.J.; Wowor, Pemsi M.; Mambo, Christy D.
eBiomedik Vol 5, No 2 (2017): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.5.2.2017.18480

Abstract

Abstract: Indonesia has the greatest marine biodiversity due to its coral reef ecosystem. Callyspongia aerizusa is a type of sponges that has bioactive potential as antibacterial, anticancer, and antifungal that has not been widely used. This study was aimed to determine whether sea sponge Callyspongia aerizusa had inhibitory activity against Salmonella typhi and Streptococcus pyogenes. This was an experimental laboratory study with Kirby-Bauer well method. Two types of bacteria were used and each of them was repeated 3 times. The first well formed on the agar medium in 6 Petri dishes was filled with concentrated extract of sea sponge. The second well was filled with ciprofloxacin as the positive control. The third well was filled with aquadest as the negative control. The results showed that the total inhibitory zone diameter of Callyspongia aerizusa extract to Salmonella typhi was 12 mm (mean of 4 mm) and to Streptococcus pyogenes the total inhibitory zone diameter was 18 mm (mean of 6 mm). Conclusion: Sea sponge extract of Callyspongia aerizusa could inhibit the growth of Salmonella typhi and Streptococcus pyogenes but were categorized as weak and moderate respectively. Moreover, their inhibitory activities were weaker than the antibiotic cyprofloxacin.Keywords: inhibition, Kirby-Bauer, sea sponges Callyspongia aerizusa Abstrak: Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut terbesar karena memiliki ekosistem terumbu karang. Callyspongia aerizusa merupakan salah satu jenis spons yang berpotensi bioaktif sebagai antibakteri, antikanker, antijamur yang belum banyak dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya daya hambat spons laut Callyspongia aerizusa terhadap Salmonella typhi dan Streptococcus pyogenes. Jenis penelitian ialah eksperimental dengan metode sumuran Kirby-Bauer. Pada penelitian ini digunakan 2 jenis bakteri dan tiap bakteri dilakukan pengulangan 3 kali. Sumur pertama yang sudah terbentuk pada media agar di 6 cawan Petri diisi dengan larutan ekstrak pekat spons laut Callyspongia aerizusa. Sumur kedua diisi dengan kontrol positif yaitu siprofloksasin. Sumur ketiga diisi dengan kontrol negatif yaitu akuades. Hasil penelitian memperlihatkan diameter zona hambat total dari ekstrak Callyspongia aerizusa terhadap Salmonella typhi sebesar 12 mm (rerata 4 mm) dan terhadap Streptococcus pyogenes diameter zona hambat total sebesar 18 mm (rerata 6 mm). Simpulan: Ekstrak spons laut Callyspongia aerizusa dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi dan Streptococcus pyogenes, namun masih dikategorikan lemah dan sedang, juga masih lebih lemah dibandingkan dengan obat antimikroba siprofloksasin.Kata kunci: daya hambat, Kirby-Bauer, spons laut Callyspongia aerizusa
SURVEI PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP POPULASI TUNGAU DEBU RUMAH DI KELURAHAN PERKAMIL KECAMATAN PAAL 2 KOTA MANADO Rambing, Monalisa
e-Biomedik Vol 1, No 2 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i2.5478

Abstract

Abstract: House dust mite are insects that can cause allergies in susceptible people. Population of dust mites in the home depends on factors such as the level of the sea, an area with a longer summer than rainy season, a variety of animals in the house, the house is dirty and a lot of dust, as well as the temperature and humidity of the area. Manado city has several of the factors. Purpose of the study is to investigate the people’s behavior of the population of house dust mites in Perkamil village sub-district of Paal 2 Manado city. Result obtained was 34,86% which shows that people’s knowledge about house dust mites are still lacking. The result of attitude is 97,09% indicated public attitudes towards the prevention and eradication of house dust mite is good. And result of the public action showed 75,96% of the community action efforts to prevent and eradicate house dust mites is enough. Necessary education from health care workers about house dust mites and allergic diseases, prevention and eradication, so that the knowledge that still low will be better and the action that will be good enough. Keywords : Behavior, Peoples, House Dust Mites   Abstrak: Tungau debu rumah (TDR) adalah serangga yang dapat menyebabkan alergi pada orang yang rentan. Populasi tungau debu di dalam rumah bergantung pada faktor – faktor, seperti  tinggi rendahnya rumah dari permukaan laut, daerah dengan musim panas yang lebih panjang dari musim hujan, adanya berbagai macam binatang di dalam rumah, rumah yang kotor dan banyak debu, serta suhu dan kelembaban daerah tersebut. Kota Manado memiliki beberapa faktor tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perilaku masyarakat terhadap populasi tungau debu rumah di Kelurahan Perkamil Kecamatan Paal 2 Kota Manado. Hasil yang didapatkan adalah 34,86% menunjukkan pengetahuan masyarakat Kelurahan Perkamil mengenai Tungau Debu Rumah masih kurang. Untuk sikap didapatkan hasil 97,09% menunjukkan sikap masyarakat terhadap upaya pencegahan dan pemberantasan Tungau Debu Rumah sudah baik. Dan untuk tindakan masyarakat didapatkan hasil 75,96% menunjukkan tindakan masyarakat terhadap upaya pencegahan dan pemberantasan Tungau Debu Rumah sudah cukup. Perlu dilakukan penyuluhan dari petugas kesehatan tentang Tungau Debu Rumah dan penyakit Alergi, cara pencegahan dan pemberantasan, agar pengetahuan masih rendah akan menjadi lebih baik lagi dan tindakan masyarakat yang sudah cukup akan menjadi baik. Kata Kunci : Perilaku, Masyarakat, Tungau Debu Rumah
Gambaran aktivitas dan stabilitas antioksidan ekstrak beras hitam (Oryza sativa L.) kultivar Enrekang Sulawesi Selatan Tan, Pricilia; Mayulu, Nelly; Kawengian, Shirley
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.10863

Abstract

Abstract: Rice is the main type of food that is very essential to the people of Asia, especially in Indonesia. Color pigments, which are located on the outer layer of black rice paddy, have been reported to contain a mixture of anthocyanin compounds. Anthocyanin compounds act as antioxidants and free radical catchers, which serve to prevent some degenerative diseases. Black rice contains a nutritional value that is superior to other types of rice. It includes high content of protein, vitamins and minerals although there are distinct varieties depending on the location of production. This research has intended to determine the description of the activity and stability of the antioxidant from black rice extract (Oryza sativa L.) cultivars in Enrekang, South Sulawesi at 100 degrees Celsius heating with the periods of 0, 10, 20 and 30 minutes, and the antioxidant activity has been tested using DPPH and FRAP methods. Based on the results of the research using DPPH method, it was discovered that the activity of radical scavengers increased by the effect of the temperature from extracts of the black rice cultivar in Enrekang heated for 0, 10, 20, and 30 minutes at a temperature of 100 ° C and the antioxidant activity of the extracts of the black rice was relatively stable against heating that was tested using FRAP.Keywords: black rice, antioxidants, DPPH, FRAPAbstrak: Beras merupakan jenis pangan utama yang penting bagi masyarakat di Asia, terutama di Indonesia. Pigmen warna yang terletak pada lapisan luar padi dari beras hitam telah dilaporkan mengandung campuran senyawa antosianin, senyawa antosianin berfungsi sebagai antioksidan dan penangkap radikal bebas, sehingga berperan untuk mencegah terjadinya beberapa penyakit degeneratif. Beras hitam memiliki kandungan nilai gizi yang lebih unggul dari beras jenis lainya. Seperti kandungan protein yang tinggi, vitamin dan mineral. Meskipun terdapat perbedaan varietas tergantung pada lokasi produksinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran aktivitas dan stabilitas antioksidan dari ekstrak beras hitam (Oryza sativa L.) kultivar Enrekang, Sulawesi Selatan pada pemanasan 100oc dengan lama pemanasan 0, 10, 20, dan 30 menit dan diuji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dan FRAP. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode DPPH, didapatkan bahwa aktivitas penangkal radikal bebas meningkat dengan efek pemanasan pada ekstrak beras hitam (Oryza sativa L.) kultivar Enrekang Sulawesi Selatan dengan pemanasan 0, 10, 20, dan 30 menit pada suhu 100oC. Dan aktivitas antioksidan pada ekstrak beras hitam relative stabil terhadap pemanasan yang diuji menggunakan metode FRAP.Kata kunci: beras hitam, antioksidan, DPPH, FRAP
PENGARUH APLIKASI CAHAYA TERHADAP SPERMATOZOA MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS L) Iriandini, Junita; Tendean, Lydia; Wantouw, Benny
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.3233

Abstract

Abstrak: Cahaya merupakan bentuk stress fisik dan psikologis mengaktifkan respon sentral dan perifer sistem endokrin yang secara umum mengganggu proses spermatogenesis khususnya terhadap kuantitas dan kualitas spermatozoa mencit terdiri dari konsentrasi, morfologi dan motilitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi cahaya serta mekanismenya terhadap kualitas spermatozoa mencit. Penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap di lakukan pada bulan November sampai Desember 2012 dengan menggunakan sampel sebanyak 27 ekor mencit selama 30 hari, masing-masing terdiri dari 9 ekor mencit sebagai kontrol, 9 mencit di beri pemaparan  cahaya sebanyak 4 lampu (12 volt) dan 9 mencit lainnya di beri pemaparan cahaya sebanyak 8 lampu (24 volt). Hasil dari peneltian ini didapatkan persentase motilitas pada 9 mencit perlakuan pertama  sebesar 25,22% abnormal dan pada perlakuan kedua 35,66% abnormal, konsentrasi spermatozoa pada perlakukan pertama 7,43x105 abnormal dan pada perlakuan kedua 6,45x105 abnormal, morfologi spermatozoa pada perlakukan pertama 57,88% abnormal dan pada perlakuan kedua 67,22% abnormal. Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan bahwa pemberian cahaya lampu berpengaruh terhadap kualitas spermatozoa mencit dalam hal ini motilitas, morfologi, konsentrasi dan semakin aplikasi cahaya di naikkan maka kualitas spermatozoa mencit akan menurun. Kata kunci : Cahaya, Stres, Kualitas Spermatozoa mencit.  Abstract: Light as a form of physical and psychological stress responses activated central and peripheral endocrine system in general interfere with the process of spermatogenesis especially the quantity and quality of the sperm of mice consisted of concentration, morphology and motility. The purpose of this study was to determine the effect of the application of the quality of light as well as the mechanism of spermatozoa of mice. Experimental studies with a completely randomized design done in November and December 2012 using 27 mice as a sample for 30 days, each consist of nine mice as a control, nine mice were given 4 lamp light exposure (12 volts) and 9 others mice were given a presentation by 8 light exposure (24 volt). The results of this study found that the percentage of motility in the first nine treated mice by 25.22% abnormal and in the second treatment 35.66% were abnormal; concentration of spermatozoa in the first treatment were  7.43X105 abnormal and the second treatment 6.45X105 were abnormal; morphology of spermatozoa in the first treatment were 57.88% abnormal and 67.22% abnormal in the second treatment. The conclusion of this study found that the provision of light affect the quality of spermatozoa of mice include motility, morphology, concentration; and the higher the light application, the lower the quality spermatozoa in mice will be. Keywords: Light, Stress, Spermatozoa Quality of mice
ANGKA KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA DI DESA TUMALUNTUNG Ticoalu, Maria A. Ch.; Wongkar, Djon; Pasiak, Taufiq F.
e-Biomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i1.7662

Abstract

Abstract: Central obesity is a condition of excess abdominal fat (central fat) caused by direct factors that causes central obesity such as lack of physical activity, therefore, more fat accumulation occurs in the abdomen. Central obesity also increases the risks of degenerative diseases. This was a descriptive study. Data were obtained by measuring weight and height, calculating the body mass index (BMI), and measuring waist circumference (≥80 cm) of 180 females aged 30-50 years in the Tumaluntung village. The data were counted manually. The results showed that of the population there were 0.6 % underweight, 19.4 % normal body weight, 12.2 % pre - obese, 42.8 % Obese I, 24.4 % Obese II, and 0.6 % Obese III. Based on BMI, 80% of the subjects were overweight meanwhile based on waist circumference there were 66.7 % of females with central obesity.Keywords: central obesity, BMI, waist circumferenceAbstrak: Obesitas sentral adalah kondisi kelebihan lemak perut (lemak pusat) yang terjadi akibat kurangnya aktifitas fisik sehingga akumulasi lemak lebih banyak terjadi di bagian perut. Obesitas sentral juga meningkatkan resiko terjadinya penyakit degeneratif. Penelitian ini bersifat deskriptif. Data diperoleh dari pengukuran berat badan dan tinggi badan, penghitungan indeks massa tubuh (IMT) serta lingkar pinggang (≥80 cm) pada 180 populasi wanita berusia 30-50 tahun di Desa Tumaluntung. Data yang diperoleh dihitung secara manual. Hasil yang diperoleh dari 180 subyek penelitian menunjukkan 0,6% underweight, 19,4% normal, 12,2% pre-obese, 42,8% Obese I, 24,4% Obese II, dan 0,6% Obese III. Berdasarkan perhitungan IMT terdapat 80% subyek penelitian mengalami kelebihan berat badan. Melalui pengukuran lingkar pinggang terdapat 66,7% wanita dengan obesitas sentral.Kata kunci: obesitas sentral, IMT, lingkar pinggang
Gambaran pola asupan makanan pada remaja di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Mokoginta, Farah S.; Budiarso, Fona; Manampiring, Aaltje E.
eBiomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.2.2016.14618

Abstract

Abstract: Food pattern is an important criteria that affecting the nutrition and to fulfill the need of balanced nutrition. Adolescents are often indicated as vulnerable because of their massive growth and development as well as their highly needs of energy to do various of physical activities. The insufficiency of food pattern can easily affecting due to their imbalanced growth and development, and increase higher risk prior to many chronic diseases regarding their adultery life. The importance of balanced food pattern and nutrition intake in adolescence and there has been no amount of research applied for North Bolaang Mongondow province attract the writer to do this research. The main purpose of this research is to know the pattern of food and nutrition consumption in adolescent. This research is a descriptive study with the design of cross sectional. The results showed the majority of food consumed by adolescents are rice (90%), fishes (77,5%), tofu (47,5%), water spinach (57,5%), banana (32,5%), milk (47,5%), bread (47,5%), and cola-cola (30%) for >1/day frequent. The amount of energy consumption is severely insufficient (97,5%), carbohydrate consumption is <70% RDA (95%), protein is <70% RDA (77,5%), and total fat is <70% RDA (77,5%). Conclusion: The food pattern in adolescent commonly has less various of menu where the average of frequency is >1/day with minimum amount of food and incomplete of consumption each of time.Keywords: food pattern, food consumption, nutrition, adolescent Abstrak: Pola makan merupakan kebiasaan penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi dan untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Usia remaja adalah usia rentan gizi karena tumbuh kembang yang pesat dan dibutuhkan energi yang cukup untuk melakukan beragam aktivitas fisik. Jika pola asupan buruk, akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan yang tidak optimal, serta lebih rentan terhadap penyakit-penyakit kronis di masa dewasa. Pentingnya pola asupan makan yang seimbang pada remaja serta belum adanya penelitian yang dilakukan di daerah Bolaang Mongondow Utara membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola asupan makanan pada remaja di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain potong lintang (cross sectional). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kategori terbanyak yang dikonsumsi adalah beras(90%), ikan segar (77,5%), tahu (47,5%), kangkung (57,5%), pisang (32,5%), susu (47,5%), roti (47,5%), dan cola-cola (30%) untuk frekuensi >1x/hari. Tingkat kecukupan energi didapati sangat kurang (97,5%), kecukupan karbohidrat <70% AKG (95%), protein <70% AKG (77,5%), dan lemak <70% AKG (77,5%). Simpulan: Pola makan remaja umumnya kurang bervariasi dengan frekuensi rata-rata >1x/hari namun dengan jumlah yang sedikit dan dikonsumsi tidak lengkap tiap kali makan. Tingkat kecukupan gizi remaja <70% AKG menandakan bahwa asupan energi dari sumber karbohidrat, protein, lemak sangat kurang. Kata kunci: pola makan, pola konsumsi, nutrisi, asupan gizi, remaja.
PENGARUH LATIHAN ZUMBA TERHADAP Nilai FEV1 (Forced Expiratory Volume in one second) Jayanti, Yusnia
e-Biomedik Vol 2, No 1 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i1.4553

Abstract

Abstract: The modern technology brings negative impact to human life that is the lack of physical activity which is not good for health and can cause varieties of diseases. Some studies show that lack of physical activity can lower pulmonary resistance and also a major cause of morbidity and mortality. Zumba is a Latine-inspired danse workout first developed in Columbia. The improvement of respiratory muscle endurance is gained from physical exercise . One asessment is a measurement of lung function FEV1 ( Forced expiratory volume in one Second ) which can provide information on the maximum rate of air flow in the lung. This study have a purpose to find out the influence of zumba exercise against FEV1 value of female students year 2013 Medical Faculty of Nursing Science Sam Ratulangi University hwo with less of physical or sport activities and meet the inclusion criteria. This was an experimental study with one group pre and post test design. Data was analyzed by paired t test using SPSS. The results showed significant differences between the average values of FEV 1 before and after 2 weeks of zumba exercise with P = 0,044 (P < 0.05). Conclusion: There was an increase of FEV 1 value after 2 weeks of Zumba exercise.Keywords: physical exercise, FEV1, Zumba.Abstrak: Kemajuan teknologi moderen membawa dampak negatif bagi masyarakat yaitu Kurangnya aktifitas fisik yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan yaitu timbulnya berbagai penyakit. Beberapa penelitian menunjukkan berkurangnya aktifitas fisik dapat menurunkan daya tahan paru serta merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Zumba merupakan latihan tari Latin yang terinspirasi pertama kali dan dikembangkan di Columbia. Peningkatan daya tahan otot pernapasan dapat diperoleh dari latihan fisik. Salah satu penilaian fungsi paru adalah pengukuran FEV1 (Forced Expiratory Volume in one Second) yang dapat memberikan informasi tentang laju aliran udara maksimal dalam paru. Penelitini ini ber tujuan untuk mengetahui pengaruh latihan zumba terhadap nilai FEV1 pada Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2013 Universitas Sam Ratulangi yang kurang melakukan aktivitas fisik atau olahraga dan memenuhi kriteria. Metode penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan one group pre and post test design. Data dianalisis dengan uji t berpasangan menggunakan SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan signifikansi antara nilai rata-rata FEV1 sebelum dan setelah 2 minggu latihan zumba P = 0,04 (P < 0,05). Simpulan: Terdapat peningkatan nilai FEV1 sesudah 2 minggu latihan zumba.Kata kunci : aktifitas fisik, FEV1, Zumba.
Perbandingan Efektifitas Rapid Diagnostic Test (RDT) dengan Pemeriksaan Mikroskop pada Penderita Malaria Klinis di Puskesmus Mubune Kecamatan Likupang Barat Ritung, Natanael; Pijoh, Victor D.; Bernadus, Janno B. B.
eBiomedik Vol 6, No 2 (2018): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.6.2.2018.20955

Abstract

Abstract: Malaria is still a public health problem worldwide, especially in economically underdeveloped and undeveloped countries. There are several laboratory diagnostic tests for malaria inter alia microscopic examination (thick and thin stained blood smear), rapid diagnostic test (RDT), and polymerase chain reaction (PCR). This study was aimed to compare the effectivity of RDT with of microscopic examination as the gold standard of malaria diagnosis. This was a diagnostic test study. Blood samples were obtained from 38 people of clinical malaria who lived at Likupang Barat from October 2015 to January 2016. The RDT results were compared with the microscopic examination to obtain the sensitivity and specifity levels. The results showed that of the RDT, the sensitivity was 67%, the specifity was 97%, the positive predictive value was 67%, and the negative predictive value was 97%. Conclusion: Rapid diagnostic test was nearly as effective as the microscopic examination of malaria.Keywords: RDT, microscopic examination, sensitivity, specificityAbstrak: Malaria masih menjadi masalah kesehatan di dunia terutama di negara yang secara ekonomis masih tertinggal dan belum berkembang. Diagnosis laboratorik malaria dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain pemeriksaan mikroskopik yaitu hapusan darah tebal dan hapusan darah tipis, rapid diagnostic test (RDT), dan polymerase chain reaction (PCR). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat efektifitas antara RDT dengan pemeriksaan mikroskopik yang merupakan baku emas diagnostik malaria. Jenis penelitian ialah uji diagnostik. Sampel darah diambil dari 38 orang dengan klinis malaria di Likupang Barat sejak Oktober 2015 - Januari 2016. Hasil pemeriksaan RDT dibandingkan dengan hasil pemeriksaan mikrsokopik untuk mengetahui tingkat sensivitas dan spesifisitasnya. Hasil penelitian mendapatkan tingkat sensivitas RDT secara umum sebesar 67%, spesifitas sebesar 97%, nilai duga positif sebesar 67%, dan nilai duga negatif sebesar 97%. Simpulan: Pemeriksaan RDT menunjukkan efektivitas dan akurasi yang hampir sama dengan pemeriksaan mikroskopik.Kata kunci: RDT, pemeriksaan mikroskopis, sensitivitas, spesifitas
KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP NILAI MODUL BIOFISIKA MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI Kindangen, Randy V. S.; Pangemanan, Damajanty H. C.; Engka, Joice N. A.
e-Biomedik Vol 2, No 3 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i3.5739

Abstract

Abstract: Analytical skill is the ability to visualize, express, and solve problems or concepts both simple and complex and make the right decisions. Studies showed positive effects of analytical skill onacademic achievement and learning process. This study aims to determine the effect of analytical skills on academic achievement using Biophysics module grade as a reference. The study is an observational analytic with cross-sectional study method that was conducted to students ofFaculty of Medicine of Sam Ratulangi University. Data of analytical skill were obtained by using Intelligence Structure Test (IST). The data then analyzed with Kendall's tau b correlation test. Statistical test of Kendall's tau b shows the correlation coefficient of 0.120 and p = 0.206 (> 0.05), which means there is no significant effect of analytical skill on Biophysics module score. Keywords: Analytical skill, biophysics module, academic achievement     Abstrak: Kemampuan analisis adalah kemampuan untuk memvisualisasikan, mengekspresikan, dan memecahkan masalah atau konsep baik yang kompleks maupun sederhana dan membuat keputusan yang tepat.  Terdapat penelitian yang menunjukkan pengaruh positif kemampuan analisis terhadapprestasi belajar dan proses belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan analisis terhadap prestasi belajar dengan menggunakan nilai modul Biofisika sebagai acuan.Penelitian bersifat observasional analitik dengan metode penelitian potong lintang yang dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.Data kemampuan analisis diperoleh dengan menggunakan Intelligenz Structure Test (IST). Data yang didapat kemudian dianalisa dengan uji korelasi Kendall’s tau b. Uji statistik Kendall’s tau b menunjukkan correlation coefficientsebesar 0,120 dan p = 0,206 (>0,05) yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan oleh kemampuan analisis terhadap nilai modul Biofisika. Kata Kunci: Kemampuan analisis, modul biofisika, prestasi belajar